Sering Keliru, Ini Perbedaan Gejala Campak dan Alergi

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   02 Oktober 2023

“Walaupun terkadang gejalanya mirip, campak dan alergi memiliki perbedaan. Campak disebabkan oleh infeksi virus sedang penyebab alergi lebih beragam, mulai dari obat-obatan dan kondisi lingkungan seperti bulu hewan atau pun polusi.”

Sering Keliru, Ini Perbedaan Gejala Campak dan AlergiSering Keliru, Ini Perbedaan Gejala Campak dan Alergi

Halodoc, Jakarta – Karena punya gejala yang serupa, banyak yang mungkin belum tahu perbedaan campak dan alergi. Padahal, keduanya jelas merupakan kondisi yang berbeda.  

Dari segi gejala, meski mirip, ada beberapa karakteristik yang berbeda dari campak dan alergi. Selain itu, penyebab dari kedua kondisi ini juga berbeda. Jika campak terjadi akibat virus yang menular, alergi tidak menular.

Perbedaan Gejala Campak dan Alergi

Campak dan alergi memiliki perbedaan dalam banyak hal, terutama gejalanya. Tanda dan gejala campak muncul sekitar 10 hingga 14 hari setelah terpapar virus. Tanda dan gejala campak biasanya meliputi:

  • Demam.
  • Batuk kering.
  • Pilek.
  • Sakit tenggorokan.
  • Peradangan mata (konjungtivitis).
  • Bintik putih kecil dengan bagian tengah putih kebiruan dengan bercak merah di rongga mulut (bintik koplik).
  • Ruam kulit berupa bercak besar dan rata. Baca gejala campak lainnya di artikel Kembali Mewabah, Kenali Gejala Awal Campak pada Anak.

Sementara itu, gejala gejala reaksi alergi dapat bervariasi dari ringan hingga parah. Jika kamu terpapar alergen untuk pertama kalinya, gejala mungkin ringan. Gejala-gejala ini dapat menjadi lebih buruk jika berulang kali berkontak dengan alergen.

Gejala reaksi alergi ringan dapat meliputi:

  • Gatal-gatal, atau bintik-bintik merah gatal pada kulit.
  • Ruam.
  • Gatal.
  • Rhinitis alergi, yang dapat menyebabkan gejala seperti hidung tersumbat atau bersin.
  • Tenggorokan gatal.
  • Mata berair atau gatal.

Sementara itu, reaksi alergi yang parah (biasanya terhadap makanan, sengatan serangga, dan obat-obatan) dapat menyebabkan gejala berikut:

  • Kram atau nyeri perut.
  • Diare.
  • Mual atau muntah.
  • Nyeri atau sesak di dada.
  • Kesulitan menelan.
  • Sulit bernapas.
  • Mengi.
  • Kecemasan.
  • Palpitasi jantung.
  • Muka memerah.
  • Pembengkakan wajah, mata, atau lidah.
  • Pusing atau vertigo.
  • Kelemahan.
  • Kehilangan kesadaran.

Dari pemaparan tadi, meski gejalanya mirip, perbedaan campak dan alergi sebenarnya cukup jelas. Terutama kemunculan gejalanya. Jika gejala alergi dapat muncul segera setelah berkontak dengan alergen, gejala campak butuh waktu beberapa hari hingga muncul.

Perbedaan Penyebab Campak dan Alergi

Selain dari segi gejala, campak dan alergi juga memiliki perbedaan dalam hal penyebab. Apa saja perbedaannya?

1. Penyebab campak

Campak adalah penyakit yang sangat menular. Penyebabnya adalah virus yang ditemukan di hidung dan tenggorokan anak atau orang dewasa yang terinfeksi. 

Ketika pengidap campak batuk, bersin, atau berbicara, tetesan infeksi menyebar ke udara, di mana orang lain dapat menghirupnya. Tetesan infeksi dapat bertahan di udara selama sekitar satu jam.

Tetesan infeksi juga dapat mendarat di permukaan, di mana mereka dapat hidup dan menyebar selama beberapa jam. Kamu bisa tertular virus campak ketika memasukkan jari ke dalam mulut atau hidung atau mengucek mata setelah menyentuh permukaan yang terinfeksi.

Kabar baiknya, penyakit ini bisa dicegah dengan vaksinasi campak. Baca artikel Waktu yang Tepat Lakukan Vaksin Campak untuk tahu pencegahan infeksi penyakit ini.

2. Penyebab alergi

Jika campak terjadi akibat virus, alasan pasti alergi berkembang tidak jelas, tetapi beberapa zat umumnya menyebabkan reaksi alergi. Orang yang memiliki alergi biasanya alergi terhadap satu atau lebih hal berikut:

  • Bulu hewan peliharaan, seperti jenis dari kucing atau anjing.
  • Sengatan lebah atau gigitan serangga lain.
  • Makanan tertentu, termasuk kacang-kacangan dan kerang.
  • Obat-obatan tertentu, seperti penisilin dan aspirin.
  • Tumbuhan tertentu.
  • Serbuk sari.
  • Tungau debu.

Cara Mencegah Campak dan Alergi

Penyebab campak dan alergi yang berbeda, tentu saja upaya pencegahannya juga tidak sama. Seperti apa cara mencegah campak dan alergi?

1. Pencegahan campak

Mendapatkan vaksinasi adalah cara terbaik untuk melindungi diri dari infeksi dan penularan terhadap campak.

Vaksin campak merupakan vaksinasi rutin yang diberikan kepada anak-anak di seluruh dunia. Vaksin campak biasanya diberikan dalam dua dosis. 

Anak-anak dianjurkan untuk mendapatkan dosis pertama saat berusia 12 hingga 15 bulan dan dosis kedua saat berusia 4 hingga 6 tahun.

Vaksin campak merupakan vaksin kombinasi yang juga melindungi terhadap penyakit gondongan dan rubella (vaksin MMR) atau penyakit gondongan, rubella, dan varicella (vaksin MMRV).

2. Pencegahan alergi

Cara mencegah alergi lebih kompleks mengingat penyebabnya lebih variatif. Apalagi jenis alergi juga banyak.

Beberapa tindakan pencegahan alergi yang dapat kamu lakukan, yaitu:

  • Menghindari alergen.
  • Minum obat dapat membantu untuk mengelola gejala.
  • Jika kamu berisiko mengalami anafilaksis, selalu bawa injektor otomatis epinefrin. Epinefrin adalah satu-satunya pengobatan untuk reaksi alergi yang parah. Ini hanya tersedia melalui resep dari dokter.
  • Membuat catatan, kapan gejala muncul, dan apa yang bisa membantu mengatasinya. 

Itulah pembahasan mengenai perbedaan gejala, penyebab, serta langkah pencegahan campak dan alergi. Ingat, anak-anak adalah kelompok usia yang rentan terinfeksi campak. Itulah sebabnya, Pentingnya Pemberian Vaksin Campak pada Anak

Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala campak atau alergi, segera periksakan diri ke dokter. Agar mudah dan cepat, download Halodoc saja untuk bertanya pada dokter melalui chat, kapan dan di mana saja.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Measles.
World Health Organization. Diakses pada 2023. Measles.
National Health Service. Diakses pada 2023. Measles.
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Allergies.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Allergies.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan