Suka Jajan Gorengan, Perhatikan Potensi Bakteri Penyebab Disentri
Halodoc, Jakarta – Meski bisa terjadi pada semua kalangan, anak-anak berusia 2 – 4 tahun lebih rentan mengidap disentri karena sistem kekebalan tubuhnya masih lemah. Selain itu, disentri juga rentan diidap oleh orang yang sering jajan sembarangan dan tinggal di pemukiman kumuh dengan sanitasi buruk serta air terbatas.
Disentri adalah radang usus yang menyebabkan diare disertai darah atau lendir. Penyebabnya adalah amoeba dan bakteri Shigella. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), bakteri Shigella adalah penyebab disentri paling banyak. Sebab, hampir 1,1 juta kematian di dunia disebabkan oleh disentri setiap tahunnya, di mana 60 persen dari kasus tersebut diidap oleh anak-anak dan balita.
Penularan Bakteri Penyebab Disentri
Disentri termasuk penyakit yang mudah menular. Ini karena amoeba dan bakteri Shigella bisa hidup di feses dan menyebar jika pengidap disentri tidak menjaga kebersihan dengan baik. Misalnya, penyebaran bisa terjadi jika pengidap disentri tidak mencuci tangan hingga bersih. Kebiasaan tersebut menyebabkan bakteri yang menempel di tangan menyebar ke permukaan benda yang disentuhnya.
Bakteri pada permukaan benda tersebut bisa masuk melalui mulut orang lain secara tidak sengaja. Misalnya, saat seseorang menyentuh mulut tanpa cuci tangan terlebih dahulu. Dari mulut, bakteri akan menggandakan diri dan menyerang sel di usus besar hingga menimbulkan gejala disentri, seperti diare yang disertai demam, darah atau nanah, mual, muntah, serta nyeri perut. Gejala ini biasanya muncul 1 – 7 hari setelah seseorang terinfeksi bakteri Shigella dan bisa berlangsung selama 3 – 7 hari.
Sedangkan, pengidap disentri yang disebabkan oleh amoeba akan mengalami demam, menggigil, kehilangan nafsu makan, berat badan menurun, serta perdarahan pada dubur yang menyebabkan nyeri saat buang air besar (BAB). Gejala ini bisa muncul 10 hari setelah seseorang terinfeksi ameba penyebab disentri.
Pencegahan Disentri
Langkah utama dalam mencegah disentri adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Di antaranya adalah:
- Rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir. Terutama setelah dari toilet, sebelum makan, sebelum memasak, sebelum menyiapkan makanan, dan setelah mengganti popok bayi.
- Hindari mengonsumsi air di fasilitas umum, seperti kolam renang atau kran yang belum terjamin kebersihannya.
- Gunakan air yang telah dimasak hingga mendidih atau air yang telah diberi disinfektan dan disaring untuk berbagai keperluan, terutama untuk dikonsumsi atau menggosok gigi.
- Bersihkan rumah dan perabotan (termasuk alat memasak dan alat makan) secara berkala. Jika perlu, simpan perabotan rumah di tempat tertutup agar tidak terkontaminasi ameba atau bakteri Shigella. Cuci segera perabotan setelah digunakan untuk mencegah kontaminasi amoebadan bakteri Shigella.
- Bersihkan toilet dengan disinfektan setiap selesai digunakan.
- Hindari kebiasaan jajan sembarangan, terutama di tempat yang belum terjamin kebersihannya.
Pengidap disentri dianjurkan untuk tetap di rumah dan tidak melakukan hal-hal yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit ini. Misalnya, menyiapkan makanan atau berenang, minimal dari awal kemunculan gejala hingga 48 jam setelah gejala berakhir.
Jika kamu punya pertanyaan lain seputar disentri, jangan ragu untuk bertanya pada dokter Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter Halodoc kapan saja dan dimana saja melalui fitur Contact Doctor via Chat, dan Video/Voice Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!
Baca juga: