Tak Seganas Delta, Tetap Waspadai Virus Corona Varian Mu

“Virus corona sepertinya tidak bisa sepenuhnya hilang dari bumi. Berbagai varian baru terus bermunculan sebagai tanda bahwa telah terjadi mutasi pada virus berbahaya ini. Hingga kini, muncul varian Mu sebagai jenis baru, tetapi pakar berpendapat varian Delta tetap lebih mengkhawatirkan.”
Halodoc, Jakarta – Mutasi virus corona terus saja terjadi, meski mulai terjadi penurunan angka positif untuk penyakit yang ditimbulkannya, yaitu COVID-19. Guna memudahkan mengingatnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memutuskan untuk menggunakan penamaan dengan sistem alfabet Yunani, mulai dari Alfa, Beta, Delta, Gamma, dan varian terbaru, yaitu Mu.
Sayangnya, mutasi yang terjadi bersifat lebih menginfeksi atau berbahaya, bahkan bisa dibilang memiliki kekebalan terhadap vaksin. Inilah mengapa, para ilmuwan terus bekerja keras mengembangkan vaksin jenis baru agar lebih efektif dalam memberikan perlindungan pada tubuh terhadap infeksi virus corona. Juga, disarankan kepada seluruh penduduk dunia untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan 5M.
Varian Delta Tetap Lebih Mengkhawatirkan
Meski banyak mutasi virus corona yang telah ditemui di beberapa negara, termasuk di Indonesia, WHO dan para peneliti tetap mengutamakan fokus pada virus corona varian Delta atau B1617.2 yang kini menjadi varian yang paling dominan menginfeksi manusia. Akan tetapi, mereka tetap melakukan pelacakan dan pengamatan untuk mengetahui apakah ada jenis lain yang lebih berbahaya, dibandingkan dengan Delta dalam menyebarkan dan menginfeksi tubuh.
Baca juga: Mengenal Protokol Kesehatan 5M untuk Cegah COVID-19
Varian Mu, misalnya, kini sedang terus dipantau oleh para ilmuwan dari seluruh dunia. Pasalnya, varian virus corona terbaru ini diduga bisa memberikan penularan dan tingkat infeksi yang sama dengan Delta, bahkan bisa jadi lebih membahayakan ketimbang varian Delta.
Varian Mu atau B1621 sendiri teridentifikasi pertama kali di negara Kolombia pada bulan Januari lalu. Kemudian, WHO menetapkan varian ini dalam kategori variant of interest pada bulan Agustus kemarin karena terjadi beberapa mutasi yang berkaitan, salah satunya yaitu tingkat resistensinya terhadap vaksin juga penularannya. Bukan tanpa alasan, varian ini ternyata membawa mutasi yang menjadi kunci, seperti N501Y, D614G, dan E484K yang sudah dihubungkan dengan penurunan perlindungan terhadap kekebalan dan peningkatan kemungkinan penularan.
WHO beranggapan, varian Mu telah menjadi penyebab adanya wabah yang cukup besar di negara Amerika bagian Selatan dan Eropa. Sementara itu, jumlah sekuens genetik yang berhasil teridentifikasi sebagai varian Mu turun secara global di bawah 0,1 persen. Varian Mu sendiri mewakili sebesar 39 persen dari varian yang sudah diurutkan di negara Kolombia dan sebesar 13 persen di negara Ekuador. Meski begitu, varian Delta diduga masih tetap menjadi jenis yang bisa dibilang paling mengkhawatirkan.
Baca juga: Terjangkit Virus Corona, Kapan Gejalanya Akan Berakhir?
Varian Delta, bagi para ilmuwan, menjadi varian virus corona yang paling dikhawatirkan karena tingginya peningkatan penularan yang terjadi dibandingkan dengan varian lainnya yang sudah ada. Sementara untuk varian Mu, terus dilakukan pengamatan secara menyeluruh, khususnya di wilayah Amerika Selatan, pada wilayah yang menjadi lokasi peredaran mutasi ini dengan varian Delta.
Kepala Unit Penyakit Baru WHO, Maria van Kerkhove menuturkan, peredaran dari varian ini dikatakan mengalami penurunan secara global, tetapi tetap perlu dilakukan pengamatan dengan cermat. Jadi, sejauh ini, virus corona varian Mu masih dalam kategori jenis virus yang tidak menjadi ancaman langsung.
Pentingnya Vaksin
Para ahli tetap menyarankan kepada masyarakat di seluruh dunia untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19. Pasalnya, kelompok orang yang tidak bisa mendapatkan vaksin akan memberikan kesempatan lebih besar untuk menularkan atau menyebarkan virus kepada orang lain.
Tidak hanya itu, para pakar juga setuju bahwa vaksinasi memang wajib dilakukan untuk mencegah virus terus berkembang dan bermutasi menjadi varian baru. Dengan menerapkan protokol kesehatan 5M dan vaksin, diharapkan penularan semakin menurun dan varian baru virus corona tidak lagi bermunculan, sehingga dunia pun bisa lebih cepat pulih.
Baca juga: Gejala yang Harus Diwaspadai pada COVID-19 Second Wave
Jadi, jangan sampai kendor menjaga kesehatan, ya! Jika memang dibutuhkan, kamu bisa kok mengonsumsi vitamin untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Beli saja melalui pharmacy delivery aplikasi Halodoc. Download aplikasinya langsung di ponselmu dan pakai kapan saja kamu membutuhkannya, tanpa perlu keluar rumah.
