Ternyata, Ini Alasan Olahraga Bermanfaat untuk Kesehatan Jiwa
Halodoc, Jakarta - “Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat” Kamu tentu sering mendengar pepatah itu, bukan? Pepatah itu sering digaungkan untuk mengajak orang-orang rutin berolahraga. Namun, apa benar olahraga bermanfaat untuk kesehatan jiwa?
Benar, kok. Selain mendatangkan manfaat bagi kebugaran fisik, olahraga bermanfaat untuk kesehatan jiwa. Menurut berbagai penelitian, olahraga bisa menurunkan tingkat stres dan mencegah depresi. Untuk tahu lebih jelasnya, simak pembahasan berikut hingga tuntas, ya!
Baca Juga: Inilah yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Olahraga
Olahraga Bermanfaat untuk Kesehatan Jiwa
Olahraga atau aktivitas fisik dapat membantu memelihara kesehatan emosi dan mencegah depresi. Hal ini dibuktikan dalam riset, yang dipublikasikan dalam American Journal of Psychiatry pada 2017, yang meneliti 22.000 warga Norwegia. Riset yang dilakukan selama 11 tahun ini menemukan hubungan kuat antara tidak berolahraga dan gangguan depresi.
Tepatnya, memetakan kebiasaan olahraga dan gejala-gejala depresi serta kecemasan ribuan partisipan di Norwegia. Di awal penelitian, sebanyak 12 persen partisipan menyatakan tidak punya kebiasaan berolahraga. Sisanya, mengaku setidaknya berolahraga sebanyak 30 hingga 40 menit dalam seminggu.
Satu dekade kemudian, tujuh persen dari partisipan mengalami depresi dan sembilan persen mengalami gangguan kecemasan. Lalu, ditemukan bahwa partisipan yang tidak berolahraga memiliki kemungkinan sebanyak 44 persen untuk memunculkan gangguan kesehatan mental dalam jangka panjang.
Baca Juga: Lakukan 3 Tips Olahraga Ini agar Tidak Cedera
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat mencegah depresi sebanyak 12 persen, bahkan hanya dengan melakukannya setidaknya sejam dalam seminggu. Olahraga yang perlu dilakukan tidak harus yang sangat intens. Manfaat ini bisa didapatkan dari aktivitas fisik apa pun, mulai dari aktivitas energik atau sekadar jalan-jalan santai.
Olahraga Merangsang Produksi Hormon Endorfin
Mengutip dari laman Psychology Today, olahraga dapat menstimulasi tubuh untuk memproduksi hormon endorfin dan enkefalin yang memicu perasaan positif. Terlebih jika berolahraga di luar rumah, kamu bisa menghirup udara segar, berinteraksi dengan orang lain, serta menumbuhkan rasa peka pada lingkungan sekitar. Hal ini bisa dikategorikan sebagai bentuk ekoterapi, yang juga baik bagi kesehatan fisik dan mental.
Selain itu, olahraga juga membantu mengaktifkan bagian otak yang berkaitan dengan pemrosesan informasi, ingatan, dan penyelesaian masalah. Hal ini bisa jadi solusi dari masalah depresi yang dicirikan dengan absennya kemampuan kognitif untuk memproses masalah dengan kepala jernih.
Itulah sebabnya pengidap gangguan kesehatan mental sering kali berkembang menjadi perilaku negatif, serta membatasi kemampuan berpikirnya untuk menerima informasi baru. Dengan melakukan olahraga, area kognitif di bagian otak akan diseimbangkan kembali, sehingga pengidap dapat memproses masalah dengan lebih jernih, yang membantu memulihkannya dari gangguan mental.
Baca Juga: Dosis Olahraga yang Dianjurkan agar Tetap Sehat
Jika ditilik lebih spesifik lagi, olahraga dapat melancarkan sirkulasi darah dan nutrisi di otak. Di saat bersamaan, olahraga dapat menghubungkan koneksi syaraf hippocampus, area pengelolaan memori, pembelajaran, dan regulasi emosi. Hasilnya, orang yang berolahraga mengatasi masalah yang dihadapi dengan lebih baik, dibanding yang tidak aktif berolahraga.
Selain mencegah terjadinya gangguan kesehatan mental, olahraga juga dapat jadi terapi tambahan memulihkan orang yang sudah mengidap kesehatan mental. Samuel Harvey, profesor kesehatan mental dari University of New South Wales, seperti dikutip dari laman Time, mengatakan bahwa terdapat cukup bukti aktivitas fisik dapat membantu pengidap depresi pulih. Namun, tetap sebaiknya diikuti dengan pengobatan medis dan konseling.
Jadi jika kamu mengalami masalah kesehatan mental, jangan dianggap sepele. Segera download aplikasi Halodoc untuk berbicara dengan psikolog lewat chat atau buat janji dengan psikolog di rumah sakit, untuk melakukan sesi konseling.