Waspada, Ini 16 Gejala saat Seseorang Alami Badai Sitokin

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   17 Oktober 2022

“Badai sitokin atau cytokine release syndrome (CRS) terjadi saat tubuh berlebihan dalam merespon infeksi atau obat imunoterapi. Gejalanya ditandai dengan nyeri tubuh, kelelahan, mual dan demam.”

Waspada, Ini 16 Gejala saat Seseorang Alami Badai SitokinWaspada, Ini 16 Gejala saat Seseorang Alami Badai Sitokin

Halodoc, Jakarta – Badai sitokin adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh terlalu agresif dalam merespon infeksi. Kondisi yang sama juga bisa terjadi setelah seseorang mengonsumsi obat imunoterapi.

Badai sitokin memicu gejala dan manifestasi yang berbeda, tergantung pada kekebalan tubuh masing-masing orang. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi banyak organ dalam tubuh.

Beberapa gejalanya, termasuk demam, panas dingin, rasa lelah berlebihan, mual, muntah dan diare. Tanda lainnya, yakni tekanan darah rendah, nyeri sendi, nyeri otot, ruam kulit dan sesak napas.

Gejala Badai Sitokin

Sistem kekebalan tubuh yang bereaksi berlebihan dipicu oleh zat asing yang sebenarnya tidak membahayakan tubuh. Reaksi juga bisa dipicu oleh kerusakan sel dan jaringan yang tak bisa ditangani oleh kekebalan tubuh.

Ketika kondisi tersebut terjadi, gejala bisa berkisar dari ringan hingga berat, bahkan bisa mengancam jiwa. Adapun beberapa tandanya, termasuk:

  1. Demam.
  2. Panas dingin.
  3. Rasa lelah berlebihan.
  4. Mual dan muntah.
  5. Diare.
  6. Sakit kepala.
  7. Batuk.
  8. Tekanan darah rendah.
  9. Nyeri sendi.
  10. Nyeri otot.
  11. Ruam kulit.
  12. Sesak napas.
  13. Kebingungan (delirium).
  14. Pusing.
  15. Kesulitan menelan.
  16. Pembengkakan (edema).

Gejala spesifiknya bisa bervariasi, tergantung pada bagian tubuh yang dipengaruhi oleh badai sitokin. Misalnya, jika CRS menyerang jantung, pengidap bisa mengalami peningkatan detak atau penurunan fungsi jantung.

Contoh lainnya, jika CRS menyerang paru-paru, pengidap bisa mengalami sesak napas atau batuk. Penyakit juga bisa berpotensi menyerang beberapa organ sekaligus. Ini bisa menyebabkan kegagalan fungsi organ, bahkan kematian.

Proses Pengobatan Badai Sitokin

Pengobatan dapat bervariasi, tergantung pada organ yang terkena dan tingkat keparahan gejala yang dialami. Pertama-tama, dokter akan memberikan obat guna mengurangi peradangan.

Jenis obat yang diberikan, di antaranya kortikosteroid yang mengandung hormon steroid sintesis dan siltuximab, tocilizumab serta anakinra. Sementara perawatan penunjang lainnya, termasuk:

  • Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala. Ini termasuk pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi, pernapasan dan suhu tubuh.
  • Pemasangan mesin ventilator.
  • Pemberian cairan melalui infus.
  • Pemantauan kadar elektrolit tubuh.
  • Prosedur darah (hemodialisis).
  • Pemberian obat penghambat aktivitas sitokin.

Sementara itu, lamanya proses pengobatan berlangsung akan tergantung pada penyebabnya. Jika kondisi disebabkan oleh penggunaan obat imunoterapi, pengobatan biasanya berlangsung selama 1 hingga 2 minggu.

Komplikasi Badai Sitokin

Sitokin yang terlalu banyak dilepaskan ke dalam tubuh menimbulkan komplikasi pada pengidapnya. Sitokin mampu mengaktifkan sel-sel kekebalan tubuh secara berlebihan. Di antaranya sel-T, makrofag dan sel pembunuh alami.

Jika aktivitas seluruh sel tersebut terjadi secara tidak terkendali, pengidap berisiko mengalami kerusakan jaringan dan kegagalan fungsi organ. Dampak paling parah yang mungkin saja dialami, yakni kematian.

Guna menghindari gangguan ini, disarankan untuk menjaga tubuh tetap sehat dengan perubahan pola hidup. Sebelum penyakit bertambah parah, pengidap bisa mengonsumsi multivitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.

Untuk mendapatkannya, silakan download Halodoc dan cek kebutuhan multivitamn di Toko Kesehatan pada aplikasi tersebut, ya! Dapatkan juga informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup dan pola hidup sehat lainnya lewat aplikasi Halodoc.

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Cytokine Release Syndrome (CRS).
Very Well Health. Diakses pada 2022. What Is Cytokine Storm Syndrome?