Waspada, Ini Gejala Khas dari Omicron XBB
“Subvarian Omicron XBB menjadi biang kerok naiknya kasus COVID-19 di Indonesia. Gejalanya tergolong ringan dan kerap disangka flu karena tanda-tandanya yang sangat mirip.”

Halodoc, Jakarta – Kasus COVID-19 di Indonesia kembali melonjak. Melansir Detik, per Senin (6/11), total kasus baru mencapai 3.662 termasuk 22 pasien yang meninggal dunia. Sejauh ini, subvarian Omicron XBB ditengarai menjadi penyebabnya.
Menurut Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Erlina Burhan, gejala Omicron XBB tidak lebih berat dari varian-varian sebelumnya seperti Delta. Gejala yang ditimbulkan juga tergolong ringan dan mirip varian Omicron sebelumnya. Akan tetapi, gejala tersebut sering disangka flu karena tanda-tandanya yang sangat mirip.




Kenali Gejala Khas Varian Omicron XBB
Adapun, gejala Omicron XBB, kata Erlina, meliputi demam, batuk, lemas, sesak napas, sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, mual, muntah dan diare. Selain Omicron XBB, subvarian XBC juga tengah menjadi sorotan dunia. Pasalnya, varian tersebut diduga hasil kombinasi varian Delta sehingga ditakutkan menimbulkan gejala yang lebih parah. Walaupun belum ada hasil penelitian resmi, varian XBC berpotensi menimbulkan gejala khas Delta seperti anosmia dan ageusia.
Namun, Erlina menegaskan hingga kini belum ada laporan resmi yang menyatakan kalau varian XBB dan XBC menimbulkan gejala yang lebih parah.
Kelompok Individu yang Paling Rentan Tertular
Erlina juga menuturkan kalau Omicron XBB lebih rentan menyerang orang yang sama sekali belum pernah terinfeksi COVID-19. Hal ini telah terjadi di Singapura, sebagian besar kasus COVID-19 didominasi oleh covid naive, yaitu mereka yang belum pernah terinfeksi.
Selain covid naive, risiko penularan juga rentan menyasar kelompok individu pada rentang usia 20 hingga 39 tahun dan lansia di atas 70 tahun. Kelompok lansia umumnya memiliki daya tahan tubuh yang relatif lebih rendah dan punya komorbid.
Cegah Penularan dengan Disiplin Prokes
Tetap disiplin menggunakan masker, menghindari kerumunan, mencuci tangan, dan melakukan testing jika mengalami tanda-tanda COVID-19. Masyarakat juga diimbau untuk segera melakukan vaksinasi guna meningkatkan proteksi terhadap subvarian Omicron XBB. Selain mematuhi prokes, berikut tips lain yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan:
1. Mengonsumsi vitamin C
Setiap orang memiliki daya tahan tubuh yang berbeda-beda. Ada beberapa faktor yang memengaruhinya, mulai dari usia, pola makan dan gaya hidup. Nah, vitamin C bisa menjadi solusi untuk memperkuat imun. Jenis antioksidan ini membantu tubuh melawan virus maupun mempercepat pemulihan pasca infeksi.
2. Menerapkan pola makan sehat
Supaya efeknya maksimal, konsumsi vitamin juga perlu diiringi dengan pola makan yang sehat. Contoh makanan yang bisa memperkuat imun, yaitu sayuran hijau (paprika, brokoli, dan bayam), produk susu, buah kiwi, lemon dan jeruk, serta kacang-kacangan.
Batasi konsumsi makanan setengah matang atau mentah yang bisa menyebabkan infeksi virus maupun bakteri. Kombinasikan dengan banyak minum air putih dan istirahat cukup.
3. Rutin olahraga
Olahraga juga membantu meningkatkan imunitas tubuh karena dapat mengeluarkan bakteri dari saluran udara hingga paru-paru. Aktivitas ini mengubah antibodi dan sel darah putih (WBC), yaitu sel sistem kekebalan tubuh yang melawan penyakit. Jenis antibodi tersebut bersirkulasi lebih cepat, sehingga mampu mendeteksi penyakit lebih awal daripada sebelumnya.
Jika stok vitamin dan suplemen mulai menipis, segera cek di toko kesehatan Halodoc. Jangan tunggu sakit untuk minum vitamin, download Halodoc sekarang juga!
