Halodoc, Jakarta - Sakit maag menjadi salah satu gangguan pencernaan yang kerap terjadi. Usia remaja dan dewasa produktif menjadi kelompok yang paling rentan terserang masalah kesehatan ini. Sayangnya, gejala sakit maag sering kali diabaikan karena telah dianggap umum. Akhirnya, kondisi ini berkembang lebih serius dan bisa berdampak pada komplikasi yang membahayakan. 

Sebenarnya, maag bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang menunjukkan gangguan kesehatan yang menyerang saluran pencernaan, seperti GERD, asam lambung, dispepsia, iritasi pada usus, dan gastritis. Gejala penyakit ini yang paling sering terjadi adalah sakit perut, mual, muntah, perut kembung dan terasa begah, mulut terasa asam, dan bagian dada serta tenggorokan yang terasa panas. 

Gejala Maag yang Sudah Parah, Seperti Apa?

Seharusnya, gejala maag yang terbilang ringan akan mereda dan berkurang setelah kamu mengonsumsi obat golongan antasida yang dijual bebas dan mudah didapat di apotek. Akan tetapi, apabila gejalanya tak kunjung membaik bahkan hingga lebih dari dua hari setelah kamu mengonsumsi obat, kamu harus segera memeriksakan kesehatan.

Baca juga: Mengidap Maag? Hindari 10 Makanan yang Bisa Memicunya

Pasalnya, gejala penyakit maag, atau gangguan kesehatan lainnya, akan cenderung memburuk apabila kamu memiliki pola hidup yang tidak sehat dan stres yang tidak bisa dikendalikan. Ini termasuk kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol, kurang olahraga, dan terlalu banyak asupan makanan pedas, asam, dan berminyak.

Lalu, bagaimana sebenarnya gejala sakit maag yang sudah terbilang parah dan perlu segera mendapatkan penanganan medis? Berikut ini beberapa tanda yang bisa kamu kenali:

• Sakit perut yang bahkan membuat kamu tidak bisa berdiri dengan baik.
• Hilangnya nafsu makan dan berat badan yang menurun dengan signifikan.
• Terlalu sering muntah, bahkan muntah bisa disertai dengan darah berwarna merah kecoklatan.
• Nyeri pada dada ketika kamu beraktivitas.
• Mengalami sesak napas dan keluar keringat terus-menerus.
• Perubahan warna pada kulit, kuku, dan mata menjadi kekuningan.
• Warna feses berubah menghitam.

Baca juga: Inilah Penyakit yang Bisa Menyebabkan Sakit Maag

Kamu bisa juga bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai gejala dan dampak jika mengabaikan sakit maag yang sudah parah. Jadi, kamu tidak lagi menyepelekan gejala yang muncul dengan menganggap kondisi tersebut adalah hal yang sudah biasa terjadi dan akan menghilang dengan sendirinya.

Pemeriksaan Medis Sakit Maag

Biasanya, dokter akan menanyakan semua gejala yang kamu rasakan. Lalu, kamu akan diminta untuk menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan, agar dokter bisa mendapatkan diagnosis yang akurat. Pemeriksaan tersebut meliputi: 

• Pemeriksaan darah, untuk mengetahui apakah masalah pencernaan yang kamu alami diikuti dengan gejala anemia atau tidak.
• Pemeriksaan endoskopi, dilakukan apabila gejala sakit maag tidak membaik meski kamu sudah mengonsumsi obat. Ini dilakukan mengetahui kondisi dari lapisan lambung.
• Pemeriksaan fungsi hati, karena gejala sakit maag yang sudah parah bisa terjadi karena ada gangguan pada hati atau saluran empedu.

Baca juga: Ini Bedanya Sakit Maag dengan Tukak Lambung

Jika memang diperlukan, petugas medis akan melakukan pemeriksaan bakteri H. pylori yang meliputi pemeriksaan darah, antigen feses, dan pemeriksaan napas urea. Dokter pun bisa merekomendasikan kamu melakukan USG perut dan rontgen guna mengetahui kondisi kerongkongan, lambung, hingga usus kecil. Tidak hanya itu, USG juga diperlukan untuk mengetahui gerakan, struktur, hingga aliran darah pada bagian sistem pencernaan. 



Referensi: 

WebMD. Diakses pada 2020. Indigestion.

Medical News Today. Diakses pada 2020. What to Know About Indigestion or Dyspepsia.

Patient. Diakses pada 2020. Dyspepsia.