Waspada, Pernah Serangan Jantung Berisiko Alami Perikarditis

Halodoc, Jakarta – Serangan jantung adalah penyakit yang berbahaya dan harus diwaspadai. Selain bisa menyebabkan kondisi gawat darurat, penyakit ini juga bisa menyebabkan dampak jangka panjang bahkan setelah serangan berakhir. Salah satu dampak serangan jantung adalah meningkatnya risiko penyakit perikarditis. Apa itu?
Perikarditis merupakan kondisi yang terjadi akibat ada peradangan pada perikardium, yaitu lapisan tipis berbentuk kantong yang melapisi jantung. Lapisan ini berfungsi menjaga jantung agar tidak berpindah posisi. Perikardium juga bertugas melindungi jantung dari gesekan atau penyebaran infeksi dari jaringan lain. Penyakit ini seringnya ditandai dengan gejala berupa rasa nyeri dada. Meski bisa menyerang di usia berapapun, tetapi penyakit ini disebut lebih berisiko terjadi pada pria di usia 20 hingga 50 tahun.
Baca juga: Ketahui Pencegahan Perikarditis Sejak Dini
Mengenali Gejala dan Komplikasi Perikarditis
Risiko perikarditis meningkat pada orang yang sebelumnya pernah mengalami serangan jantung. Penyakit ini memiliki gejala berupa nyeri dada, sesak napas yang sangat terasa saat berbaring, lemas dan mudah merasa lelah, jantung berdebar, demam, serta batuk. Gejala penyakit ini bisa berlangsung selama kurang dari 3 minggu, tetapi pada beberapa kondisi gejala bisa berubah kronis dan bertahan hingga lebih dari 3 bulan.
Kabar buruknya, sebagian besar kasus perikarditis tidak diketahui apa penyebabnya. Namun, kondisi ini disebut paling sering terjadi akibat infeksi bakteri atau virus, penyebaran kanker dari organ lain, serangan jantung, cedera pada dada, serta efek samping dari operasi jantung. Penyakit ini juga disebut berkaitan dengan penyakit peradangan, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
Penyakit ini harus segera mendapat penanganan medis untuk mencegah munculnya komplikasi. Ada dua jenis komplikasi yang paling sering muncul akibat perikarditis.
- Cardiac Tamponade
Cardiac tamponade alias tamponade jantung adalah salah satu komplikasi yang muncul akibat penyakit ini. Kondisi ini terjadi karena jumlah cairan di dalam kantong perikardium terlalu banyak. Hal itu bisa menekan jantung dan menghalangi aliran darah ke jantung. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berakibat fatal dan mengancam.
Baca juga: Perikarditis Dapat Sebabkan Tamponade Jantung
- Perikarditis Konstriktif
Komplikasi ini terjadi akibat perikardium yang dibiarkan dalam jangka lama dan tidak segera ditangani. Peradangan yang berlangsung lama bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada perikardium yang kemudian membuat lapisan ini menjadi kaku serta tidak dapat meregang dengan normal. Hal ini bisa menghalangi gerakan jantung serta menghambat fungsi organ ini.
Untuk mendiagnosis perikarditis, biasanya dilakukan dengan mengalami gejala yang muncul serta pemeriksaan fisik. Jika dibutuhkan, mungkin juga akan dilakukan tes penunjang untuk memastikan perikarditis dan penyebabnya. Beberapa jenis tes yang dilakukan, yaitu:
- Tes Darah
Setelah pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan menyarankan melakukan tes darah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak infeksi serta peradangan.
- Rontgen Dada
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kondisi jantung, paru-paru, dan pembuluh darah. Salah satu tanda perikarditis adalah jantung terlihat membesar dan hal itu bisa diamati melalui rontgen dada.
- Echo Jantung
Echo jantung dilakukan untuk melihat ada atau tidak cairan yang berkumpul di dalam ruang perikardium. Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan gelombang suara.
- Elektrokardiogram
Elektrokardiogram (EKG) bertujuan mendeteksi dan merekam aktivitas listrik jantung. Hal ini bisa dijadikan acuan untuk mendeteksi perikarditis yang sering ditandai dengan perubahan aktivitas listrik jantung.
- MRI
Untuk melihat gambaran jantung secara detail, bisa dilakukan melalui prosedur MRI. Pemeriksaan ini membantu melihat penebalan, peradangan, ataupun perubahan lain pada perikardium.
Baca juga: 6 Gejala Awal Perikarditis yang Harus Diwaspadai
Cari tahu lebih lanjut seputar kaitan perikarditis dan serangan jantung dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dengan mudah dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!