Awas, Bulimia Gangguan Makan yang Mengancam Jiwa

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   17 Oktober 2018
Awas, Bulimia Gangguan Makan yang Mengancam JiwaAwas, Bulimia Gangguan Makan yang Mengancam Jiwa

Halodoc, Jakarta – Tubuh yang langsing dan ideal tentunya menjadi idaman banyak orang, tidak hanya wanita, tapi juga pria. Namun, ada sebagian orang yang saking ingin mempunyai tubuh yang kurus akhirnya malah mengidap gangguan makan. Salah satu gangguan makan yang paling umum terjadi, terutama untuk wanita adalah bulimia. Bulimia tidak boleh dibiarkan saja karena berpotensi mengancam jiwa. Jadi, bila kamu mengidap bulimia atau mengenal seseorang yang mengidap gangguan makan ini, segera lakukan cara untuk mengatasinya sebelum terlambat.  

Mengenal Bulimia

Pengidap bulimia ingin menjaga berat badannya sekurus mungkin dengan cara tidak makan sama sekali atau makan dalam jumlah kecil, tapi bisa juga makan dalam jumlah yang sangat banyak. Kemudian, mengeluarkan makanan tersebut kembali dari tubuh secara paksa dengan cara memuntahkannya atau menggunakan obat pencahar. Cara yang tidak sehat ini dilakukan oleh pengidap untuk menghilangkan kalori berlebih yang masuk ke tubuh dari makanan yang telah dikonsumsi agar berat badannya tetap terjaga. Bulimia sebenarnya termasuk gangguan mental yang dipicu oleh rasa rendah diri yang ekstrem terkait bentuk badan, kecanduan minuman keras, dan depresi.

Gejala Bulimia

Pengidap bulimia sebenarnya mengalami pertarungan batin antara keinginan menurunkan berat badan dan mengonsumsi makanan dalam jumlah besar. Oleh karena itu, pengidap bulimia biasanya akan menunjukkan ciri-ciri seperti melakukan diet ketat dengan tidak makan sama sekali atau makan dalam porsi sangat kecil. Namun, ada kalanya pengidap bulimia bisa kehilangan kendali karena depresi sehingga makan makanan secara berlebihan, meskipun tidak merasa lapar. Setelah makan dalam jumlah banyak, pengidap kemudian akan merasa bersalah, menyesal, dan membenci dirinya sendiri. Dia akan berusaha mengeluarkan kembali semua makanan yang sudah dimakan tersebut dari tubuhnya secara paksa.  Nah, jika seseorang sudah mengalami siklus ini lebih dari dua kali dalam seminggu selama minimal tiga bulan, maka dia bisa dikatakan mengidap bulimia.

Selain kebiasaan makan yang tidak sehat tersebut, berikut beberapa gejala bulimia:

  • Takut gemuk atau selalu merasa kegemukan.
  • Sangat memperhatikan berat badan atau bentuk tubuh sampai kadang terasa tidak masuk akal.
  • Selalu merasa rendah diri terhadap bentuk tubuhnya sendiri.
  • Sering tidak bisa mengendalikan nafsu makan, misalnya terus makan sampai sakit perut.
  • Enggan makan di tempat umum atau di depan orang lain.
  • Sering buru-buru ke kamar mandi setelah makan.

Risiko Komplikasi Bulimia

Apabila tidak segera ditangani, bulimia bisa memicu komplikasi yang serius dan bahkan berakibat fatal. Kebiasaan sering memuntahkan makanan bisa merusak gigi (akibat asam lambung) dan memicu pembengkakan kelenjar air liur. Kondisi ini juga bisa menyebabkan sakit tenggorokan serta bau mulut.

Selain itu, pengidap bulimia juga berisiko mengalami kekurangan nutrisi akibat diet ketat atau sering mengeluarkan makanan dari tubuh. Komplikasi serius ini akhirnya bisa berujung pada dehidrasi, susah hamil karena siklus menstruasi akan terganggu, kulit dan rambut menjadi kering, kuku yang rapuh, gagal ginjal, serta gagal jantung.

Sementara obat pencahar yang sering digunakan untuk menghilangkan kalori, dapat mengakibatkan kerusakan di organ-organ pencernaan serta mengganggu keseimbangan kadar senyawa alami tubuh. Ketidakseimbangan ini berpotensi memicu kelelahan, lemas, detak jantung yang tidak teratur, serta kejang.

Cara Mengatasi Bulimia

Oleh karena bulimia merupakan gangguan mental, maka cara menanganinya adalah dengan melakukan terapi psikologi. Ada dua jenis terapi yang dapat dijalani, yaitu terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi interpersonal.

Lewat CBT, pengidap bulimia akan dibantu untuk mencari tahu pemicu bulimia, misalnya pemikiran atau perilaku negatif, lalu belajar untuk menggantikannya dengan pemikiran yang positif dan sehat.

Sedangkan terapi interpersonal, akan membantu pengidap bulimia bila mempunyai masalah dalam berhubungan dengan orang lain, sekaligus meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dan menyelesaikan masalah.

Kamu juga bisa membicarakan dengan dokter mengenai adanya gejala bulimia yang kamu alami melalui aplikasi Halodoc. Para dokter yang ahli dan profesional siap membantu mengatasi masalah kesehatanmu melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan