Begini Penanganan untuk Kondisi Toxic Shock Syndrome

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 Juli 2019
Begini Penanganan untuk Kondisi Toxic Shock SyndromeBegini Penanganan untuk Kondisi Toxic Shock Syndrome

Halodoc, Jakarta - Pernah dengar tentang toxic shock syndrome? Seperti namanya, toxic shock syndrome adalah kondisi keracunan darah berbahaya, yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit ini berkaitan dengan faktor penggunaan tampon selama siklus menstruasi. Karena merupakan kondisi darurat, pengidap toxic shock syndrome perlu mendapat penanganan di rumah sakit segera. 

Toxic shock syndrome dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, seperti pengelupasan kulit tangan dan kaki, rambut rontok, terlepasnya kuku, gagal ginjal, gagal jantung, hingga gagal pernapasan. Dalam menanganinya, dokter umumnya akan memberikan cairan intravena dan antibiotik untuk pengidap. Masalah pernapasan mungkin memerlukan terapi oksigen dan ventilasi mekanis. 

Baca juga: Toxic Shock Syndrome Bisa Terjadi karena Tampon dan Pembalut

Setelah gejala-gejalanya dapat terkendali dan bahaya awal telah diatasi, pengidap toxic shock syndrome dapat melanjutkan perawatan di rumah hingga sembuh total. Namun, pada beberapa kasus dokter akan meresepkan antibiotik untuk diminum. 

Beberapa perawatan rumahan yang dapat dilakukan untuk toxic shock syndrome adalah:

  • Ganti tampon atau pembalut sesering mungkin ketika haid.

  • Minum antibiotik dengan dosis tepat.

  • Cuci tangan dengan baik sebelum memasukkan tampon. Bakteri ditemukan di dalam kulit, terutama tangan.

  • Banyak minum air putih.

  • Istirahat yang cukup. 

Tentang Toxic Shock Syndrome

Di awal telah dijelaskan, bahwa toxic shock syndrome merupakan salah satu jenis keracunan darah berbahaya, yang disebabkan oleh bakteri. Jenis bakteri yang menjadi dalang dari kondisi ini adalah bakteri Staphylococcus aureus, atau bakteri Streptococcus grup A.

Baik pria maupun wanita dapat menderita toxic shock syndrome karena luka atau infeksi pada kulit, paru-paru, tenggorokan atau tulang. Namun, wanita lebih berisiko terinfeksi selama menstruasi. Ketika terinfeksi, pengidap toxic shock syndrome akan mengalami berbagai gejala, yang dapat berbeda tergantung jenis bakteri yang menginfeksi.

Gejala karena infeksi bakteri Staphylococcus aureus adalah: 

  • Demam mendadak. 

  • Menggigil. 

  • Nyeri otot. 

  • Muntah. 

  • Diare. 

  • Haus. 

  • Takikardia

  • Ruam seperti terbakar sinar matahari. 

  • Kelemahan otot parah. 

  • Sakit kepala. 

  • Pusing. 

  • Tekanan darah rendah.

Baca juga: 6 Tanda yang Dirasakan oleh Pengidap Toxic Shock Syndrome

Sementara itu, gejala toxic shock syndrome karena bakteri Streptococcus adalah: 

  • Napas pendek. 

  • Pusing. 

  • Lemah. 

  • Jantung berdebar. 

  • Infeksi luka mungkin memerah dan membengkak. 

  • Terganggunya fungsi ginjal dan hati.

Jika kamu mengalami berbagai gejala tersebut, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter, agar penanganan bisa dilakukan sesegera mungkin. Sekarang, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan juga bisa dilakukan di aplikasi Halodoc, lho. Lewat fitur Talk to a Doctor, kamu bisa obrolkan langsung gejalamu melalui Chat atau Voice/Video Call.

Namun, penting untuk diingat bahwa sindrom ini dapat mengancam nyawa akibat keracunan darah. Segera periksakan diri ke rumah sakit, jika:

  • Terdapat gejala toxic shock syndrome yang berkembang sangat cepat dan dapat mematikan jika tidak mendapatkan perawatan secepatnya.

  • Memiliki luka terinfeksi berbentuk v.

  • Demam atau ruam, khususnya selama menstruasi, penggunaan tampon, atau baru-baru ini menjalani operasi.

Waspadai Hal-Hal yang Dapat Meningkatkan Risiko

Penyebab toxic shock syndrome adalah bakteri Staphylococcus aureus. Sindrom ini terkait dengan penggunaan tampon, spons kontraseptif, juga metode kontrasepsi dengan diafragma.

Bentuk kedua disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes sesudah mereka masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang terluka karena operasi atau luka ringan seperti tergores, gesekan, bisul, cacar air, dan sebagainya.

Baca juga: Cegah Toxic Shock Syndrome dengan 7 Kebiasaan Ini

Selain itu, ada banyak faktor yang meningkatkan risiko toxic shock syndrome, yaitu:

  • Luka gores atau luka bakar.

  • Operasi terbaru.

  • Menggunakan spons, diafragma, atau tampon penyerap.

  • Infeksi virus, seperti flu atau cacar air.

Karena cukup rentan menyerang wanita, disarankan untuk selalu menjaga kebersihan dan ganti tampon atau pembalut secara berkala. Pastikan juga area genital selalu kering dan hindari membasuh dari arah belakang ke depan. Nah, bagi kamu yang kedatangan tamu bulanan tapi belum sedia pembalut ataupun tampon, kamu bisa kok pesan lewat aplikasi Halodoc. Kapan dan di mana saja, pembalut atau tampon yang kamu butuhkan akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store! 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan