Begini Penularan HIV dan AIDS dari Ibu ke Janin

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   02 Februari 2021
Begini Penularan HIV dan AIDS dari Ibu ke JaninBegini Penularan HIV dan AIDS dari Ibu ke Janin

Halodoc, Jakarta - Setiap ibu hamil wajib untuk menjaga rutin kesehatannya agar tidak ada dampak buruk yang dapat terjadi pada janin. Salah satu pemeriksaan yang wajib dilakukan di awal kehamilan, yaitu penyakit HIV dan AIDS. Pasalnya, wanita mengandung yang mengidap gangguan ini dapat menularkannya pada janin di dalam tubuh. Namun, bagaimana cara penularan ini terjadi? Berikut ulasannya!

Cara Penularan HIV dan AIDS pada Janin di dalam Kandungan

HIV adalah virus yang dapat melemahkan sistem kekebalan hingga tidak mampu mengendalikan beberapa infeksi yang terjadi di dalam tubuh. Sedangkan acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah gangguan yang merupakan perkembangan dari infeksi yang disebabkan oleh HIV. Hal ini terjadi saat sistem imunitas tubuh dalam titik yang paling lemah dan juga pada seseorang dengan penyakit tertentu.

Baca juga: Begini Proses Penularan HIV dan AIDS dari Ibu Hamil ke Janin

HIV dan AIDS dapat terjadi pada semua orang, tidak terkecuali ibu hamil. Wanita yang telah mengidap HIV meski sedang dalam pengobatan dan viral load yang tidak terdeteksi tetapi stabil, kemungkinan untuk menularkan HIV pada bayi selama kehamilan serta persalinan terbilang sangat kecil. Arti dari viral load yang tidak terdeteksi adalah jumlah virus HIV dalam darah dengan indikator 50 copies/ml. Kemungkinan penularan HIV dan AIDS pada bayi sekitar 1 dari 1000.

Setelah itu, wanita yang telah positif HIV dan sedang menjalani pengobatan serta memiliki viral load tidak terdeteksi yang stabil, karena peluang untuk menyebabkan penularan pada bayi sekitar 1–2 persen jika dirinya menyusui selama 12 bulan. Memang kemungkinan untuk menyebabkan penularan pada bayi saat menyusui terbilang kecil. Namun, dokter kemungkinan besar tidak menyarankan untuk melakukannya.

Lalu, bagaimana cara penularan HIV dan AIDS dari sang ibu pada janin?

Wanita yang mengidap HIV dapat menularkan penyakit ini pada janin di dalam kandungan melalui aliran darah yang masuk ke tubuh bayi. Kemungkinan besar ini terjadi pada minggu terakhir kehamilan atau selama persalinan. Selain darah, bayi juga dapat terminum cairan yang sudah terkandung virus HIV. Penularan juga dapat terjadi melalui plasenta saat pertukaran asupan makanan terjadi.

Pada kebanyakan kasus, HIV tidak dapat melewati plasenta yang menghubungkan sang ibu ke bayi apabila sang ibu sehat. Plasenta dapat membantu untuk memberikan perlindungan bagi bayi yang sedang berkembang. Faktor-faktor yang dapat mengurangi kemampuan perlindungan plasenta terhadap infeksi adalah telah terjadinya infeksi di dalam rahim, infeksi HIV tahap lanjut, serta malnutrisi.

Baca juga: Ibu Hamil bisa Tularkan HIV pada Janin?

Ibu juga dapat melakukan pemesanan terkait pemeriksaan kehamilan pada rumah sakit yang sesuai dengan pilihan melalui aplikasi Halodoc. Caranya mudah, hanya dengan download aplikasi Halodoc, ibu bisa memilih dokter kandungan sesuai keinginan bergantung pada pengalamannya dan faktor lainnya. Maka dari itu, unduh aplikasinya sekarang juga di App Store atau Google Play!

Perawatan Efektif untuk Mengurangi Penularan HIV dan AIDS pada Janin

Saat seseorang yang mengidap HIV melakukan pengobatan antiretroviral dan dilakukan secara konsisten, maka tingkat viral load yang tidak terdeteksi bisa didapatkan. Hal ini bisa membuat penyakit yang diidap tidak menular dan tidak dapat menularkan virus secara seksual. Selain itu, risiko untuk menularkannya pada janin ketika hamil juga lebih kecil dibandingkan saat menyusui.

Cara yang sejauh ini dilakukan adalah mengonsumsi obat pencegahan jenis baru, yaitu Pre-exposure prophylaxis (PrEP) dan Post-exposure Prophylaxis (PEP) yang dapat digunakan oleh seseorang yang tidak mengidap HIV, tetapi berisiko tertular.

Selain itu, selama pasangan dengan HIV-positif mempertahankan viral load tidak terdeteksi yang stabil dan mengonsumsi obat-obatan sesuai dengan resep, penularan virus tersebut ke pasangan yang HIV-negatif tidak dapat terjadi.

Baca juga: Cara Cegah Penularan HIV dari Ibu Hamil ke Janin

Meski begitu, cobalah untuk bertanya pada dokter terkait segala perencanaan yang ingin dilakukan, termasuk juga mempunyai momongan. Dokter akan menjelaskan segala kemungkinan yang dapat terjadi di awal, sehingga persiapan yang matang dapat dipersiapkan.

Referensi:
Better Health. Diakses pada 2021. HIV and women – having children.
American Pregnancy. Diakses pada 2021. HIV/AIDS During Pregnancy.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan