Bikin Tulang Mudah Patah, Ini Fakta Penyakit Osteomalasia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   08 Mei 2019
Bikin Tulang Mudah Patah, Ini Fakta Penyakit OsteomalasiaBikin Tulang Mudah Patah, Ini Fakta Penyakit Osteomalasia

Halodoc, Jakarta – Osteomalasia adalah kondisi ketika tulang tidak bisa mengeras, sehingga rentan untuk bengkok hingga patah. Kebanyakan kasus osteomalasia terjadi akibat kekurangan vitamin D, kalsium, dan fosfor. Osteomalasia rentan dialami orang dewasa dan pada anak-anak, penyakit ini disebut rakitis.

Gejala Osteomalasia

Pengidap osteomalasia jarang merasakan gejala pada awal perkembangan penyakit. Ketika kondisi memburuk, tulang pengidap menjadi rapuh dan ditandai dengan gejala berikut:

  • Nyeri pada beberapa bagian tubuh. Terutama pada area punggung bawah, panggul, pangkal paha, kaki, dan tulang rusuk. Rasa nyeri bertambah parah pada malam hari atau ketika menahan beban berat.
  • Gangguan keseimbangan. Hal ini membuat pengidapnya terhuyung-huyung saat berjalan dan sulit berdiri akibat kelemahan otot.
  • Tubuh mudah lelah, kekakuan otot, detak jantung tidak beraturan, hingga mati rasa.

Baca Juga: Bikin Susah Gerak, Ketahui 5 Jenis Kelainan Sistem Gerak

Penyebab Osteomalasia

Osteomalasia disebabkan karena tidak sempurnanya proses perkembangan tulang, sehingga tulang tidak mengeras dan menjadi rapuh. Penyebabnya adalah kekurangan nutrisi penting untuk kesehatan tulang, seperti kalsium, fosfor, dan vitamin D.

Selain karena kurangnya nutrisi tersebut, osteomalasia juga disebabkan karena kurangnya paparan sinar UV matahari, berusia lanjut, efek samping konsumsi obat antikejang, serta pernah menjalani operasi pengangkatan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Pengidap obesitas morbid, gangguan fungsi ginjal atau hati, dan penyakit celiac juga berisiko lebih besar mengidap osteomalasia.

Baca Juga: Ini Bedanya Osteomielitis dan Osteomalasia

Diagnosis dan Penanganan Osteomalasia

Osteomalasia didiagnosis melalui foto rontgen, pemeriksaan bone mineral density (BMD), biopsi tulang, serta tes darah dan urine. Foto rontgen dilakukan untuk melihat kondisi tulang. Pemeriksaan BMD berguna untuk melihat kepadatan tulang. Tes darah dan urine bertujuan untuk memeriksa kadar vitamin D, fosfor, dan kalsium dalam darah ataupun urine. Tes ini juga bisa memeriksa kadar hormon paratiroid yang memengaruhi kadar kalsium dalam tubuh. Biopsi tulang termasuk pemeriksaan yang jarang dilakukan.

Setelah diagnosis ditetapkan, berikut beberapa pilihan pengobatan yang bisa dijalani:

  • Berjemur di bawah sinar matahari. Namun, pastikan pengidap menggunakan tabir surya minimal SPF 30 sebelum berjemur, terutama pada pukul 10.00-14.00 siang. Tabir surya berguna untuk melindungi kulit dari bahaya sinar UV matahari.
  • Mengatur pola makan. Pengidap dianjurkan untuk konsumsi makanan yang kaya akan kandungan kalsium, fosfor, dan vitamin D. Misalnya tempe, tahu, bayam, ikan teri, ikan sarden, yoghurt, telur, kacang almond, brokoli, serta susu dan produk olahannya.
  • Konsumsi suplemen vitamin D selama beberapa minggu hingga beberapa bulan, sesuai anjuran dokter. Pengidap juga dianjurkan untuk konsumsi suplemen kalsium dan fosfor jika asupannya masih rendah.
  • Pemasangan brace atau operasi jika sudah ada tulang yang patah atau berubah bentuk akibat osteomalasia.

Baca Juga: Tak Hanya Uang, Tabungan Tulang Juga Penting

Itulah penanganan osteomalasia yang perlu diketahui. Kalau kamu punya keluhan pada sendi dan tulang, jangan ragu berbicara dengan dokter Halodoc. Kamu hanya perlu membuka aplikasi Halodoc dan masuk ke fitur Talk to A Doctor untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!  

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan