Dokter Spesialis Olahraga dan Dokter Ortopedi, Apa Bedanya?

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   26 Juni 2019
Dokter Spesialis Olahraga dan Dokter Ortopedi, Apa Bedanya?Dokter Spesialis Olahraga dan Dokter Ortopedi, Apa Bedanya?

Halodoc, Jakarta - Masalah kesehatan yang terjadi pada sistem gerak merupakan bidang dari spesialis ortopedi. Namun, sebenarnya gangguan sistem gerak ini tidak hanya memerlukan penanganan medis yang berupa pembedahan saja.

Masalah gangguan sistem gerak, misalnya cedera akibat olahraga lebih tepat jika dirujuk ke dokter spesialis olahraga. Meski keduanya terlatih dalam pengobatan muskuloskeletal, namun terdapat perbedaan mendasar di antara keduanya. Nah, berikut penjelasannya!

Baca Juga: Gerakan dan Alat Olahraga yang Memicu Cedera

Dokter Spesialis Olahraga

Kedokteran olahraga mengkhususkan diri dalam pengobatan kondisi muskuloskeletal non-operatif. Meski ahli bedah ortopedi terlatih untuk melakukan perawatan operasi kondisi ini. Namun, sekitar 90 persen dari semua cedera olahraga diatasi dengan tindakan non-bedah.

Dokter spesialis olahraga memaksimalkan perawatan non-operasi, membimbing rujukan yang tepat untuk terapi fisik dan jika perlu, mempercepat rujukan ke ahli bedah ortopedi.

Dokter spesialis olahraga biasanya bekerja di klinik, sementara yang lain dipekerjakan oleh rumah sakit, tim olahraga dan pusat kebugaran. Mereka yang bekerja untuk tim mungkin diminta untuk bepergian bersama tim. Jam untuk dokter kedokteran olahraga dapat bervariasi tergantung di mana mereka bekerja.

Mereka harus menyelesaikan pelatihan ekstensif, yang mencakup menyelesaikan gelar dokter, diikuti oleh tiga tahun dalam program residensi dan dua tahun tambahan pelatihan praktis dalam program beasiswa.

Beberapa masalah kesehatan yang biasa ditangani oleh dokter spesialis olahraga, antara lain: 

  • Cedera akut (seperti keseleo pergelangan kaki, ketegangan otot, cedera lutut dan bahu, serta patah tulang).

  • Cedera berlebihan (seperti rotator cuff dan bentuk tendonitis lainnya, fraktur stres).

Bidang kedokteran olahraga juga menerima pelatihan tambahan dalam aspek non-muskuloskeletal dari kedokteran olahraga. Contoh umumnya antara lain: 

  • Gegar otak (cedera otak traumatis ringan) dan cedera kepala lainnya.

  • Atlet dengan penyakit kronis atau akut (seperti mononukleosis infeksiosa, asma atau diabetes).

  • Gizi, suplemen, alat bantu ergogenik, dan masalah kinerja.

  • Tips latihan untuk pasien yang ingin meningkatkan kebugaran mereka.

  • Pencegahan cedera.

  • Memberikan keputusan kapan atlet bisa kembali berlaga di lapangan pada atlet yang sakit atau cedera.

  • Rekomendasi tentang latihan kekuatan yang aman dan latihan pengkondisian.

  • Promosi gaya hidup sehat.

Sementara itu, dalam menjalankan tanggung jawab pekerjaannya, beberapa kewajiban seorang dokter spesialis olahraga meliputi:

  • Mengevaluasi kondisi pasien.

  • Memberikan informasi tentang pencegahan cedera.

  • Mendiagnosis dan mengobati cedera.

  • Meresepkan obat.

  • Memperbarui catatan medis.

Baca Juga: Mengalami Patah Pelvik, Ini Pengobatan yang Bisa Dilakukan

Dokter Ortopedi

Sementara itu ahli bedah ortopedi berspesialisasi dalam perawatan operasi akibat cedera. Biasanya dokter ortopedi mendapatkan pasien rujukan dari dokter spesialis olahraga. Dokter ortopedi melakukan pembedahan sebagai bagian dari perawatan mereka apabila seorang pasien memerlukan tindakan bedah untuk bisa sembuh. Dokter ortopedi mengatur tulang yang patah atau memperbaiki disk atau bagian tubuh lain yang telah terkena penyakit atau cedera.

Ahli bedah ortopedi diharuskan menghabiskan lima tahun dalam program residensi untuk mempersiapkan karier mereka. Dengan pelatihan tambahan, mereka dapat memilih untuk berspesialisasi dan beberapa di antaranya memilih untuk fokus merawat bagian tubuh tertentu, seperti tangan.

Kebanyakan ahli bedah ortopedi bekerja di kantor medis dan rumah sakit. Karena pasien mereka mengalami rasa sakit, mereka harus berbelas kasih dan memiliki keterampilan interpersonal yang baik sehingga mereka dapat berinteraksi secara efektif dengan pasien. Mereka mengobati kondisi yang mempengaruhi sistem muskuloskeletal, seperti radang sendi atau patah tulang.

Beberapa tanggung jawab pekerjaan seorang ahli bedah ortopedi antara lain: 

  • Menilai kondisi pasien.

  • Meminta pasien untuk menjalankan tes medis untuk kepentingan diagnosis.

  • Memberikan resep untuk pengobatan nyeri.

  • Melakukan tindakan operasi pada pasien.

  • Merujuk pasien ke profesional medis lainnya.

Baca Juga: Jatuh Duduk, Hati-Hati Patah Tulang Panggul

Itulah perbedaan mendasar antara dokter spesialis olahraga dan dokter ahli bedah ortopedi. Jika suatu hari, kamu atau orang terdekat mengalami cedera akibat olahraga, kamu harus segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan tepat untuk meminimalisir risiko. Kini kamu bisa buat janji dengan dokter spesialis olahraga di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan melalui Halodoc. Kamu juga bisa download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan