Enggak Minum Alkohol, Mungkinkah Terkena Perlemakan Hati?

Ditinjau oleh  dr. Fitrina Aprilia   24 Juni 2019
Enggak Minum Alkohol, Mungkinkah Terkena Perlemakan Hati?Enggak Minum Alkohol, Mungkinkah Terkena Perlemakan Hati?

Halodoc, Jakarta – Kata siapa perlemakan hati pasti disebabkan karena konsumsi alkohol? Faktanya, perlemakan hati bukan hanya disebabkan karena konsumsi alkohol. Kondisi ini dapat disebut dengan perlemakan hati non alkoholik. Seperti namanya, karakteristik utama perlemakan hati adalah terlalu banyak lemak yang disimpan dalam sel-sel hati.

Baca Juga: Jaga Kesehatan Hati, Ini Bedanya Perlemakan Hati Alkohol dan Perlemakan Hati Non-Alkohol

Apa Penyebab Perlemakan Hati Non Alkoholik?

Perlemakan hati non alkoholik atau dalam istilah medis disebut steatohepatitis non alkoholik. Penyebab pasti dari penumpukan lemak didalam hati ini belum diketahui. Namun sering dihubungkan dengan kondisi obesitas, tingginya kadar gula darah, dan tingginya kadar trigliserida dalam darah.

Awalnya, lemak banyak tersimpan dalam sel-sel hati, kemudian memicu peradangan hati yang dapat berkembang menjadi jaringan parut dan merusak hati secara permanen. Bahkan, kerusakannya juga mirip dengan kerusakan yang disebabkan oleh penggunaan alkohol berat. Pada tingkat yang paling parah, steatohepatitis nonalkoholik dapat berkembang menjadi sirosis dan gagal hati.

Perlemakan hati non alkoholik berisiko diidap oleh orang berusia 40-50-an, terutama mereka yang memiliki obesitas, diabetes melitus, dan hipertrigliseridemia. Perlemakan hati non alkoholik juga terkait erat dengan sindrom metabolik. Pengidap sindrom metabolik umumnya mengalami peningkatan resistensi hormon insulin, yaitu kondisi di mana tubuh tidak berespon terhadap hormon insulin, akibatnya sel-sel tubuh tidak dapat mengambil gula (glukosa), kadar trigliserida darah tinggi, dan tekanan darah tinggi yang bisa mengacu pada kondisi perlemakan hati.

Namun, tidak semua pengidap kondisi-kondisi diatas pasti akan mengalami perlemakan hati.  Bagi sebagian orang, kelebihan lemak dianggap racun bagi sel-sel hati, sehingga menyebabkan peradangan hati dan steatohepatitis non alkoholik yang dapat menyebabkan penumpukan jaringan parut (fibrosis) di hati.

Baca Juga: 7 Jenis Asupan Sehat untuk Mengurangi Perlemakan Hati

Gejala Perlemakan Hati Non Alkoholik

Perlemakan hati biasanya tidak menyebabkan gejala. Perlemakan hati non alkoholik biasanya tidak menyebabkan tanda dan gejala. Kalau pun ada, gejalanya dapat berupa:

  • Pembesaran hati

  • Mudah kelelahan

  • Nyeri di perut kanan atas

  • Pembengkakan perut (asites)

  • Adanya pembesaran pembuluh darah tepat di bawah permukaan kulit

  • Pembesaran payudara pada pria

  • Pembesaran limfa

  • Telapak tangan merah

  • Kulit dan mata menguning (jaundice)

Lantas Bagaimana Cara Mendiagnosis Adanya Perlemakan Hati?

Diagnosis perlemakan hati umumnya diketahui setelah dilakukan tes fungsi hati. Selain tes fungsi hati, perlemakan hati juga bisa diketahui melalui pemindaian ultrasonografi di bagian perut. Setelah di diagnosis perlemakan hati, tes lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menentukan keparahan kondisi ini. Ini mungkin melibatkan pemeriksaan Magnetic resonance elastography yang dapat mendeteksi seberapa berat jaringan parut (fibrosis) yang terjadi di hati. Pemeriksaan ini biasa dikenal dengan fibroscan.

Beberapa orang mungkin memerlukan biopsi, di mana sampel kecil jaringan hati diambil menggunakan jarum untuk dianalisis di laboratorium. Anak-anak dan remaja yang memiliki risiko perlemakan hati akibat mengidap sindrom metabolik atau diabetes melitus harus menjalani pemindaian ultrasonografi setiap tiga tahun sekali.

Bagaimana Mencegah Perlemakan Hati?

Tips pencegahan berikut perlu dilakukan guna mengurangi risiko perlemakan hati. Tips ini mungkin lebih diutamakan kepada orang-orang yang memiliki riwayat keluarga diabetes atau sindrom metabolik. Berikut ini langkah pencegahan yang bisa dilakukan:

  • Terapkan Pola Makan Sehat. Pilih makanan yang mengandung nabati dan perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian dan lemak sehat.

  • Pertahankan Berat Badan Ideal. Pengidap obesitas perlu menurunkan berat badan dengan mengurangi jumlah kalori harian bersamaan dengan olahraga rutin. Bagi yang sudah memiliki berat badan ideal, usahakan untuk mempertahankannya dengan mengonsumsi makanan sehat yang disertai olahraga rutin pula.

  • Olahraga. Usahakan untuk rutin berolahraga setidaknya dua kali dalam seminggu.

Baca Juga: Kecanduan Media Sosial atau Alkohol, Mana yang Lebih Bahaya?

Kalau kamu punya keluhan kesehatan di atas, jangan ragu untuk bertanya ke dokter Halodoc untuk berdiskusi seputar perlemakan hati. Klik fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc biar lebih praktis menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan