Gangguan Pernapasan pada Anak, Kapan Harus ke Dokter?

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   16 Juli 2021

“Saluran pernapasan bisa dibilang cukup rentan mengalami infeksi, karena terhubung dengan dunia luar. Gangguan pernapasan pada anak sangat umum terjadi karena anak-anak belum memiliki kekebalan terhadap virus dan bakteri. Jika kulit anak berwarna pucat, anak susah untuk dibangunkan, dan susah bernapas, ini adalah tanda anak harus segera dibawa ke dokter.”

Gangguan Pernapasan pada Anak, Kapan Harus ke Dokter?Gangguan Pernapasan pada Anak, Kapan Harus ke Dokter?

Halodoc, Jakarta – Saluran pernapasan bisa dibilang cukup rentan karena terhubung dengan dunia luar sehingga lebih berisiko untuk terinfeksi. Penyakit yang berdampak pada sistem pernapasan mencakup hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Gangguan pernapasan pada anak sangat umum terjadi karena anak-anak belum memiliki kekebalan terhadap virus dan bakteri umum yang dapat menyebabkan masalah tersebut.

Flu adalah salah satu jenis gangguan pernapasan yang kerap dialami oleh anak. Selain flu, ada juga asma, sinusitis, pneumonia, dan gangguan pernapasan lainnya. Semua jenis penyakit ini bisa diobati dan ditangani. Kapankah seorang anak yang mengalami gangguan pernapasan harus diperiksakan ke dokter? Baca selengkapnya di sini!

Kulit Pucat sampai Anak Susah Bangun

Gangguan pernapasan adalah hal yang kerap terjadi pada anak. Ada banyak penyakit yang bisa memicu gangguan pernapasan. Tanda dan gejala apa saja yang terkait dengan masalah pernapasan?

Baca juga: Inilah 4 Gangguan Pernapasan pada Anak yang Mesti Diwaspadai

1. Hidung meler, hidung tersumbat, dan bersin.

2. Batuk.

3. Masalah pernapasan.

4. Suhu tinggi.

5. Kantuk.

6. Masalah dengan makan dan minum.

7. Rasa sakit dan nyeri, seperti sakit tenggorokan dan sakit telinga.

8. Lendir hidung berwarna.

9. Perubahan warna kulit.

Walaupun ada banyak penyebab dan terkadang gangguan pernapasan, ini bisa diatasi di rumah. Misalnya, saat anak mengalami pilek, ibu bisa meneteskan minyak angin di baskom air hangat dan meminta anak untuk menghirupnya.

Sudah tahu gangguan pernapasan bernama tension pneumothorax? Baca selengkapnya di artikel ini: “Tension Pneumothorax: Penyebab, Gejala, dan Cara Tepat Mengatasinya“.

Ada juga konsumsi obat-obatan pereda flu ataupun asma yang membantu menyembuhkan gangguan pernapasan. Tidak semua pengobatan umum ini bisa mengatasi gangguan pernapasan terutama pada anak. Ada beberapa gejala yang menjadi tanda kalau anak harus segera diperiksakan ke dokter. Berikut adalah gejala-gejalanya:

1. Kesulitan bernapas yang parah.

2. Mendengus dengan upaya mencoba bernapas.

3. Otot-otot di bawah tulang rusuk yang mengisap setiap kali tarikan napas.

4. Napas cepat.

5. Anak tidak bisa dibangunkan.

6. Pernapasan berhenti selama lebih dari 20 detik.

7. Jeda pendek yang teratur dalam pernapasan saat anak bangun.

8. Kulit sangat pucat atau biru, atau bagian dalam bibir dan lidah anak yang berwarna biru.

Kalau anak ibu mengalami kondisi semacam ini, segera kontak Halodoc untuk mendapatkan informasi pasti mengenai gangguan pernapasan pada anak. Ibu juga bisa buat janji ketemu dokter melalui aplikasi ini.

Perlindungan dan Pencegahan Gangguan Pernapasan

Masalah gangguan pernapasan tidak bisa dihindari secara utuh karena pada akhirnya orangtua tidak bisa melindungi anak dari paparan virus dan bakteri, apalagi terkait saluran pernapasan. Saluran pernapasan adalah organ yang yang langsung bersinggungan dengan lingkungan. 

Ada begitu banyak bakteri dan virus di udara yang bisa dengan mudah masuk ke saluran pernapasan saat anak-anak bernapas. Apalagi kalau anak tinggal atau beraktivitas di lingkungan yang berisiko ataupun anak sudah memiliki penyakit bawaan sebelumnya.

Baca juga: Inilah Vitamin untuk Menjaga Kesehatan Paru-Paru

Walaupun begitu orangtua tetap bisa mengupayakan pencegahan untuk menghindari infeksi yang memicu reaksi lebih parah. Kalau anak punya penyakit tertentu, misalnya asma, segera ketahui pemicu yang membuat gejala lebih parah dan upayakan menghindarinya.

Hal-hal lain yang bisa dilakukan adalah memberikan edukasi kesehatan kepada anak dan penerapan protokol kesehatan, seperti:

1. Tutupi batuk atau bersin. Penyakit gangguan pernapasan biasanya ditularkan melalui batuk dan bersin, sehingga penting untuk menutupi batuk atau bersin. Tutup batuk dengan siku atau tisu daripada dengan tangan kosong.

2. Sering-seringlah mencuci tangan. Penyakit pernapasan ditularkan melalui air liur dan sekresi hidung baik melalui kontak langsung seperti berjabat tangan, menyentuh permukaan bersama seperti gagang pintu dan meja atau benda dan area yang terpapar batuk. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Area-area ini adalah titik masuk umum bagi banyak virus untuk masuk ke dalam tubuh.

3. Batasi kontak dengan orang sakit. Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang lain yang sedang sakit. Ini juga berarti menjauhkan anak yang sakit dari sekolah.

4. Dapatkan vaksinasi flu. Pencegahan influenza yang paling efektif adalah vaksin flu, yang secara signifikan mengurangi risiko tertular pneumonia atau dirawat di rumah sakit jika anak terpapar seseorang dengan influenza.

Referensi:
UC Irvine School of Medicine. Diakses pada 2021. 7 common childhood respiratory diseases.
British Lung Foundation. Diakses pada 2021. Breathing problems to look out for in children.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan