HIV Bisa Menular dari Gigitan Nyamuk, Mitos atau Fakta?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   16 Oktober 2020
HIV Bisa Menular dari Gigitan Nyamuk, Mitos atau Fakta? HIV Bisa Menular dari Gigitan Nyamuk, Mitos atau Fakta?

Halodoc, Jakarta - Mau tahu betapa seriusnya serangan human immunodeficiency virus (HIV) secara global? Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus penyebab penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) ini telah merenggut hampir 33 juta nyawa. Pada akhir 2019, diperkirakan sekitar 38 juta orang hidup dengan HIV. Cukup mengkhawatirkan, bukan? 

Di samping dampaknya yang menakutkan, beberapa kabar angin mengenai HIV juga kerap membuat resah. Pernah mendengar desas-desus yang mengatakan kalau HIV bisa menular melalui gigitan nyamuk? Sebab ada saja yang mempercayai kalau virus ini bisa menular ke manusia lewat gigitan nyamuk. 

Lantas, benarkah HIV bisa menular melalui gigitan nyamuk? Atau hanya sekadar mitos belaka? 

Baca juga: Jarang Disadari, Inilah Penyebab & Gejala Terkena HIV

Bisa “Menyuntikkan” Darah Pengidap HIV, Benarkah?

Seperti apa ‘teori’ yang mengatakan penularan HIV bisa melalui gigitan nyamuk? Mereka yang percaya pendapat ini mengatakan, ketika nyamuk menggigit pengidap HIV, maka ada sebagian virus HIV yang dibawa oleh serangga ini.

Nah, ketika nyamuk menggigit orang lain, katanya virus ini bisa masuk atau menyebar ke dalam tubuh orang tersebut. Benarkah fakta medisnya demikian?

Jawaban para ahli tegas, sampai kini tak ada fakta atau studi yang mengatakan bahwa gigitan nyamuk bisa menularkan HIV. Bahkan, di daerah yang banyak nyamuk dan kasus HIV sekalipun, kondisi ini tak pernah terjadi.  

Serangga seperti nyamuk tak ‘menyuntikkan’ darah orang atau hewan yang mereka gigit sebelumnya. Di samping itu, meski virus HIV bisa berada di dalam tubuh nyamuk, tapi virus ini sangat rentan. Singkat kata, virus tersebut tak bisa bertahan lama dalam tubuh nyamuk, hanya mampu hidup dalam waktu singkat. 

Baca juga: Cari Tahu 5 Hal Mengenai HIV AIDS

Dari Kehamilan sampai Jarum Suntik

Terdapat beragam penularan HIV yang sudah terbukti kebenarannya. Nah, berikut beberapa contoh: 

1.Kehamilan atau ASI

Para ahli di National Institutes of Health - MedlinePlus mengungkapkan, wanita hamil dapat menyebarkan virus HIV ke janinnya lewat sirkulasi darah.

Penularan HIV juga bisa terjadi lewat ASI yang diberikan ibu pada Si Kecil. Oleh sebab itu, para wanita disarankan untuk menjalani tes HIV, baik sebelum maupun saat hamil.

2.Hubungan Seks 

Penularan HIV juga bisa melalui sperma atau cairan vagina yang keluar saat hubungan seksual. Meski kasusnya jarang terjadi, HIV bisa ditularkan melalui oral seks. Namun, kondisi ini hanya terjadi bila terdapat luka terbuka di mulut, seperti gusi berdarah atau sariawan. 

3.Transfusi Darah atau Organ

Darah adalah salah satu media yang bisa menularkan virus HIV. Menurut ahli di WHO, penularan HIV bisa melalui prosedur transfusi darah. Di samping itu, virus ini bisa menular melalui prosedur transplantasi organ. Penerima donor yang mendapatkan organ dari pendonor yang sudah terinfeksi virus HIV, bisa terinfeksi virus tersebut melalui pertukaran cairan di organ tersebut. 

Namun, risiko ini kecil karena bank darah dan program donor organ, secara menyeluruh memeriksa dan menyaring darah dan organ pendonor secara ketat.

Baca juga: Inilah 4 Cara untuk Cegah HIV/AIDS

4.Berbagi Jarum Suntik

Penggunaan jarum suntik secara bergantian dengan pengidap HIV, merupakan penularan HIV yang terbilang umum. Contohnya, menggunakan jarum suntik saat menggunakan Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA). 

Di samping itu, orang yang menyuntikan obat, steroid, atau hormon juga dapat terinfeksi HIV, bila menggunakan jarum suntik secara bergantian. Kok bisa? Hal ini disebabkan ada darah yang masih menempel pada jarum suntik dari pengguna sebelumnya yang terinfeksi HIV. 

Mau tahu lebih jauh mengenai HIV dan penyakit AIDS? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 



Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases and Conditions. HIV/AIDS.
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. HIV/AIDS
WHO. Diakses pada 2020. HIV/AIDS - Key Facts
WebMD. Diakses pada 2020. 10 Common Myths About HIV and AIDS

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan