Idap Nekrolisis Epidermal Toksik, Ini Dampaknya Bagi Tubuh

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   23 Mei 2019
Idap Nekrolisis Epidermal Toksik, Ini Dampaknya Bagi TubuhIdap Nekrolisis Epidermal Toksik, Ini Dampaknya Bagi Tubuh

Halodoc, Jakarta - Tergolong langka, nekrolisis epidermal toksik adalah gangguan kulit yang dapat membahayakan nyawa. Sebab, penyakit ini dapat membuat pengidapnya kehilangan lapisan luar kulit, dengan gejala utama seperti luka bakar dan lepuh yang tersebar di seluruh tubuh. Penyakit ini dapat menyerang siapapun secara tidak terduga.

Umumnya, nekrolisis epidermal toksik muncul akibat pemakaian obat baru. Selain akibat reaksi pemakaian obat, infeksi seperti bakteri mikoplasma atau HIV juga dapat mengakibatkan nekrolisis epidermal toksik. Reaksi nekrolisis epidermal toksik juga dapat timbul akibat imunisasi, serta transplantasi sumsum tulang atau organ lain, walaupun hal ini sangat jarang terjadi. Kendati demikian, dalam beberapa kasus nekrolisis epidermal toksik, penyebabnya tidak dapat ditemukan.

Baca juga: Nekrolisis Termasuk Penyakit Serius, Kenali 5 Gejalanya

Gejala Awalnya Mirip Flu

Nekrolisis epidermal toksik diawali dengan gejala yang menyerupai infeksi saluran pernapasan bagian atas atau flu, seperti demam melebihi 39 derajat Celsius, nyeri tenggorokan, pilek, batuk, nyeri otot, mata merah, serta tubuh terasa lelah. Gejala awal atau prodromal ini berlangsung selama beberapa hari.

Selanjutnya, gejala yang muncul pada pengidap berupa ruam kulit berwarna merah yang menyebar ke seluruh tubuh, terutama pada wajah atau tungkai. Perluasan penyebaran ini berlangsung selama maksimal 4 hari. Luka kulit tersebut dapat berupa kulit merah yang datar dan meluas, luka berbentuk seperti papan target panah, atau luka lepuh. Luka lepuh kemudian menjadi lapisan kulit yang terkelupas hingga menyisakan lapisan tengah kulit atau dermis yang berwarna merah gelap dan terlihat seperti luka bakar.

Selain pada kulit, muncul juga gejala pada bagian tubuh yang lain, seperti pada:

  • Mata, sehingga mata menjadi merah atau sensitif terhadap cahaya.
  • Mulut atau bibir, di mana bibir terlihat merah, berkerak, atau sariawan.
  • Tenggorokan dan kerongkongan, yang dapat menimbulkan kesulitan menelan.
  • Saluran kencing dan kelamin, yang dapat menyebabkan gejala retensi urine dan luka.
  • Saluran pernapasan, yang dapat menyebabkan batuk dan sesak napas.
  • Saluran pencernaan, yang menimbulkan gejala diare.

Baca juga: Fatal, Ini 6 Komplikasi Akibat Nekrolisis Epidermal Toksik

Diduga Terjadi Akibat Hipersensitivitas Sistem Imun

Nekrolisis epidermal toksik diduga terjadi karena reaksi sensitivitas berlebihan (hipersensitivitas) dari sistem imun terhadap racun yang terakumulasi pada kulit karena penggunaan atau konsumsi obat. Belum jelas bagaimana mekanisme obat tersebut dapat mengakibatkan nekrolisis epidermal toksik.

Reaksi hipersensitivitas obat hingga memunculkan nekrolisis epidermal toksik biasanya berlangsung setelah beberapa hari hingga dua bulan pemakaian obat baru. Obat yang berperan memunculkan penyakit ini terjadi pada obat dengan waktu paruh yang panjang, yaitu obat-obatan yang bertahan lama di dalam darah.

Kondisi ini terlihat pada obat sistemik yang digunakan dengan cara diminum atau lewat suntikan, meski dilaporkan juga adanya kemunculan nekrolisis epidermal toksik setelah pemakaian obat luar. Obat yang diduga menjadi penyebabnya adalah sulfonamida, antibiotik beta laktam (misalnya sefalosporin), antikonvulsan, paracetamol, allopurinol, nevirapine, serta obat antiinflamasi nonsteroid terutama meloxicam atau piroxicam.

Selain obat, kondisi lain juga dapat menjadi pemicu nekrolisis epidermal toksik adalah:

  • Infeksi, seperti mikoplasma dan HIV.
  • Faktor genetik.
  • Imunisasi, meski ini sangat jarang terjadi.
  • Penyakit lupus.

Baca juga: Kenali Prosedur Diagnosis Nekrolisis Epidermal Toksik

Itulah sedikit penjelasan tentang nekrolisis epidermal toksik. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan