Ini Tahapan Pemeriksaan Fisik Sebelum Menikah

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   09 Oktober 2020
Ini Tahapan Pemeriksaan Fisik Sebelum MenikahIni Tahapan Pemeriksaan Fisik Sebelum Menikah

Halodoc, Jakarta – Pemeriksaan fisik sebelum menikah diperlukan untuk menghindarkan pasangan dari risiko penyakit jangka panjang termasuk juga penyakit genetik. Adapun pemeriksaan fisik sebelum menikah termasuk pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan riwayat medis dilakukan untuk meninjau risiko penyakit. Kemudian dari pemeriksaan fisik, gejala penyakit atau kelainan yang terlihat dapat dideteksi. Dengan tes laboratorium, penyakit yang tidak diketahui sebelumnya dapat diketahui. Semua ini dilakukan untuk memahami risiko penyakit dan mencegah risiko lebih lanjut dengan segera dan mendapatkan cara terbaik untuk mengobatinya.

Mengantisipasi Risiko Pasangan

Pemeriksaan kesehatan fisik sebelum menikah menjadi bagian yang penting dilakukan untuk mengetahui risiko yang dihadapi pasangan, dan juga untuk anak-anaknya di masa depan. Banyak hal yang bisa diantisipasi dengan melakukan skrining seperti risiko penularan penyakit, kemandulan, risiko kematian ibu saat hamil, serta kemungkinan anak terlahir cacat saat dilahirkan. 

Baca juga: Inilah Pemeriksaan yang Dapat Mendeteksi Penyakit Jantung

Skrining ini dapat mengantisipasi penularan penyakit infeksi seperti TBC, HIV, toksoplasma, dan hepatitis. Jika salah satu pasangan didiagnosis mengidap penyakit menular, seperti HIV, maka ada dua pilihan, mereka harus menggunakan kondom saat berhubungan. Selain itu, ketika mereka memutuskan untuk memiliki keturunan, sang ibu harus minum obat anti-HIV.

Penyakit infeksi toksoplasma dapat menyebabkan keguguran dan bayi cacat. Hal ini bisa dihindari dengan minum obat sebelum kehamilan terjadi. Pun kehamilan harus dikontrol dulu, setelah infeksinya sembuh, baru boleh hamil. Ini dilakukan untuk mengurangi risiko bayi lahir cacat.

Cukup sulit mengantisipasi penularan hepatitis B dari pasangan. Namun dengan skrining, penularan penyakit dari ibu ke bayi bisa dihindari. Setelah lahir, bayi akan divaksinasi untuk mencegah penyakit menular dari ibunya.

Risiko penyakit hormonal juga bisa diantisipasi melalui pemeriksaan kesehatan fisik. Penyakit hormonal seperti diabetes melitus memberikan resiko keguguran dan bayi cacat. Dengan skrining tersebut, ibu dapat mengantisipasinya dengan menjalani hidup sehat untuk mengontrol gula darahnya.

Pemeriksaan Fisik untuk Tahu Penyakit Bawaan

Penyakit bawaan seperti penyakit jantung tidak menular tetapi ada risiko kematian selama kehamilan jika penyakitnya sudah lanjut. Faktor rhesus juga harus diperhatikan oleh pasangan sebelum menikah. 

Baca juga: Ketahui Prosedur Cath Lab dalam Pemeriksaan Medis

Seorang wanita dari pasangan dengan faktor rhesus yang berbeda memiliki kemungkinan untuk mengandung janin dengan faktor rhesus yang berbeda. Ketika itu terjadi, tubuh ibu akan melihat janin sebagai benda asing dan meningkatkan risiko keguguran, bayi lahir dengan anemia, pembengkakan hati, ikterus, dan gagal jantung. 

Namun, kebanyakan orang Indonesia memiliki faktor rhesus positif. Risiko lain yang dapat diantisipasi adalah masalah kemandulan. Melalui pemeriksaan tersebut, pasangan dapat melihat kondisi sistem reproduksinya. Wanita dengan obesitas memiliki risiko kemandulan yang tinggi dan mereka harus menurunkan berat badan untuk bisa hamil. Selain itu, bila ada gangguan sistem reproduksi, maka harus ditangani terlebih dahulu.

Baca juga: Berencana Menikah? Ini 8 Hal yang Wajib Dipelajari

Sistem reproduksi pria juga dapat diperiksa melalui skrining. Jika ditemukan gangguan sistem, faktor peningkat risiko harus dihindari seperti merokok, paparan radiasi, dan panas yang berlebihan karena dapat merusak sel sperma. Jika terdapat kelainan pada organ reproduksi, sebaiknya dilakukan operasi dan pengobatan. 

Selain pemeriksaan-pemeriksaan tadi, hal yang tidak kalah penting adalah tes pemeriksaan mental. Beberapa kondisi kesehatan mental dapat diketahui dengan mudah, seperti gangguan spektrum autisme, cerebral palsy, skizofrenia, gangguan bipolar, dan beberapa gangguan perkembangan saraf. Pengetahuan tentang kondisi kesehatan mental pasangan akan membantu pasangannya mempersiapkan diri dengan baik jika pasangan yang sakit membutuhkan perawatan jangka panjang.

Kondisi kesehatan mental juga ada yang bersifat genetik dan dapat diturunkan. Informasi selengkapnya mengenai pemeriksaan fisik sebelum menikah bisa ditanyakan langsung ke Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Referensi:
Unair News. Diakses pada 2020. The Importance of Pre-Marital Screening.
The Standard. Diakses pada 2020. Six tests you need to take before you sign that marriage certificate.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan