Inilah Perbedaan Usus Buntu dan Maag

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   23 Juni 2021
Inilah Perbedaan Usus Buntu dan MaagInilah Perbedaan Usus Buntu dan Maag

Halodoc, Jakarta - Sakit perut akibat usus buntu dan maag sekilas memiliki gejala yang hampir mirip. Karena itulah, banyak orang yang salah mengartikan sakit yang dirasa. Mengetahui kedua gejala penyakit tersebut memang sangat penting, karena jika keliru dapat berujung pada salah diagnosis dan pengobatannya. Apa saja gejala usus buntu dan sakit maag yang perlu diketahui? Cari tahu jawabannya di sini.

Baca juga: Idap Gejala Usus Buntu, Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Perbedaan Usus Buntu dan Maag dari Gejalanya

Agar dokter dapat memberikan pengobatan yang tepat untuk kedua jenis gangguan tersebut, kamu perlu mengetahui sejumlah gejala yang mendasari. Ada beberapa perbedaan sakit perut yang dirasakan dari gejala usus buntu dan sakit maag. Berikut ini perbedaan keduanya:

1. Sakit Perut Akibat Usus Buntu

Usus buntu memiliki nama medis, yaitu apendisitis. Kondisi tersebut terjadi akibat adanya peradangan pada bagian usus buntu. Usus buntu sendiri merupakan sebuah struktur berbentuk selang kecil yang menempel pada bagian awal usus besar. Letaknya di perut bagian kanan bawah. Jika tidak ditangani dengan baik, usus buntu bisa saja pecah dan menyebabkan infeksi ke bagian di sekitarnya.

Jika kondisi tersebut terjadi, lapisan bagian perut yang lain juga ikut mengalami peradangan. Rasa sakit di mulai dari sekitar pusar yang muncul dan hilang. Rasa sakit kemudian menjalar ke perut bawah bagian kanan, di mana usus buntu berada. Jika sudah menjalar ke bagian tersebut, rasa sakit akan semakin intens, dan bertambah parah saat kamu menarik napas dalam, batuk, bersin, atau berjalan.

Gejala utama memang ditandai dengan sakit perut bawah bagian kanan. Namun, gejala usus buntu tersebut juga disertai dengan beberapa gejala tambahan, seperti:

  • Penurunan nafsu makan;
  • Mual sampai muntah;
  • Perut kembung;
  • Tidak bisa kentut;
  • Demam tinggi.

Baca juga: Hal yang Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Usus Buntu

2. Sakit Perut Akibat Maag

Sakit maag sebenarnya bukanlah sebuah penyakit, tetapi merupakan tanda dari gangguan kesehatan lain yang menjadi penyebabnya. Gejala sakit maag ditandai dengan rasa tidak nyaman atau nyeri pada saluran pencernaan bagian atas, seperti kerongkongan, perut, atau usus dua belas jari. Gejala yang sering muncul adalah perut kembung akibat terlalu banyak gas dalam lambung.

Bukan hanya sakit perut saja yang menjadi gejala sakit maag. Gejala tersebut akan disertai dengan gejala lain, seperti:

  • Mual dan muntah;
  • Perut terasa panas;
  • Sering sendawa;
  • Sakit di bagian perut dan dada;
  • Muncul rasa asam di mulut.

Baca juga: Alasan Buah Pisang Aman Dikonsumsi Pengidap GERD

Jika Masih Bingung, Perhatikan Lokasi Munculnya Rasa Sakit

Perbedaan mendasar antara usus buntu dan sakit maag terletak pada lokasi sakit yang dirasakan. Maag memicu rasa sakit di perut bagian atas, atau di sekitar ulu hati. Sedangkan sakit perut pada pengidap usus buntu, muncul di perut bagian kanan bawah yang semakin memburuk jika ditekan. Gejala juga semakin bertambah parah dari waktu ke waktu. Pengidap usus buntu juga mengalami gejala demam, tetapi tidak pada pengidap penyakit maag. 

Oleh karena itu, jika kamu atau keluarga terdekat mengalami rasa nyeri di perut bagian kanan bawah yang semakin parah saat ditekan, segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat, ya. Kamu memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendiagnosis, dan menentukan langkah penanganan yang tepat untuk meminimalisir terjadinya komplikasi. Jika telat ditangani, kehilangan nyawa adalah komplikasi paling parah yang bisa saja terjadi akibat infeksi telah menjalar ke bagian perut lainnya.

Referensi:
BJS Journal Online Library. Diakses pada 2021. The Relations of Appendicitis to “Dyspepsia” and Diseases of The Stomach and Duodenum. 
Very Well Health. Diakses pada 2021. Appendicitis Overview: Causes, Symptoms, and Treatment.
WebMD. Diakses pada 2021. Indigestion.



Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan