Inilah yang Tindakan Medis yang Dilakukan Jika Terkena Disfagia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   09 Oktober 2018
Inilah yang Tindakan Medis yang Dilakukan Jika Terkena DisfagiaInilah yang Tindakan Medis yang Dilakukan Jika Terkena Disfagia

Halodoc, Jakarta – Jangan abaikan jika kamu merasakan kesulitan menelan. Dalam istilah medis, bisa jadi kamu sedang mengalami disfagia yang artinya sulit menelan. Bagi orang yang mengalami kondisi ini, proses penyaluran makanan atau minuman dari mulut ke dalam lambung akan membutuhkan usaha lebih besar dan waktu lebih lama.

Mengetahui penyebab disfagia secara mendasar sangat penting terhadap pengobatan medis. Tujuan terpenting dari pengobatan medis disfagia adalah untuk menjaga asupan nutrisi pasien dan mencegah makanan masuk ke saluran pernapasan. Selain mengatasi penyebabnya, beberapa metode tindakan medis dapat diterapkan kepada pasien untuk menjaga asupan nutrisi yang cukup. Di antaranya:

1. Modifikasi Diet

Cara ini dapat kamu lakukan untuk mengatur tekstur dan kekentalan makanan sesuai dengan kemampuan menelan. Pengidap disfagia yang menjalani pengobatan ini umumnya adalah pengidap yang mengalami kesulitan menelan di fase oral.

Pengidap dapat diatur makanannya, mulai dari makanan berbentuk cair dan encer seperti jus, kemudian ditingkatkan kekentalannya jika kemampuan menelan sudah membaik. Kemudian, pengidap dapat kembali diberikan makanan yang berbentuk padat, seperti roti atau nasi.

2. Terapi Menelan

Terapi menelan pada pengidap disfagia akan dibimbing oleh terapis khusus. Terapis akan mengajarkan proses menelan selama masa penyembuhan, agar pasien tetap dapat menelan makanan. Namun, ini dijalankan terutama bagi pengidap yang kesulitan menelan akibat permasalahan di mulut.

3. Selang Makan

Selang makan umumnya dilakukan untuk membantu pengidap memenuhi kebutuhan nutrisinya selama fase pemulihan mulut dan faring. Selain untuk membantu memasukkan makanan ke saluran pencernaan, selang makan juga dapat digunakan untuk memasukkan obat-obatan.

Terdapat dua jenis selang makan, yaitu selang nasogastric (NGT) dan selang gastronomi endoskopi perkutan (PEG). Selang NGT dipasang melalui hidung, kemudian menuju lambung. Sedangkan selang PEG dipasang langsung dalam lambung melalui kulit luar perut.

4. Obat-Obatan

Pemberian obat-obatan bagi pengidap disfagia umumnya tergantung dari penyebabnya. Beberapa jenis obat-obatan yang dapat diberikan kepada pengidap disfagia, antara lain:

  • Obat untuk mengurangi asam lambung, seperti ranitidine dan omeprazole. Obat-obatan ini biasanya digunakan pada pengidap, akibat penyakit reflux asam lambung (GERD). Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mengurangi keluhan sakit maag yang mungkin terjadi pada pengidap disfagia, karena menyempitnya kerongkongan.
  • Botulinum toxin yang disuntikan pada kerongkongan bagian bawah untuk melumpuhkan otot kerongkongan yang kaku akibat akalasia. Namun, kerja botulinum toxin hanya bertahan sekitar 6 bulan.
  • Obat darah tinggi golongan penghambat kalsium, seperti amlodipine dan nifedipine. Obat-obatan ini dapat diberikan untuk melemaskan otot apabila terdapat ketegangan pada otot kerongkongan bagian bawah.
  • Operasi

Dilakukan untuk mengatasi disfagia, biasanya dilakukan pada kelainan di esofagus. Operasi bertujuan untuk memperlebar esofagus yang menyempit, sehingga makanan bisa lewat dengan mudah. Terdapat dua metode operasi yang dapat dilakukan untuk memperlebar esofagus, yaitu:

  • Dilatasi. Metode ini dilakukan dengan menggunakan panduan endoskopi, yaitu selang berkamera untuk mendapatkan gambaran esofagus dengan jelas. Setelah itu, bagian esofagus yang menyempit dilebarkan dengan balon atau alat businasi.
  • Pemasangan stent. Stent merupakan tabung logam yang bisa dipasang pada esofagus untuk memperlebar saluran esofagus yang menyempit. Pemasangan stent lebih disarankan pada pengidap kanker esofagus yang tidak dapat diangkat dibandingkan dengan di atas. Sebab, jaringan kanker berisiko untuk robek jika dilebarkan dengan teknik dilatasi. Stent akan dipasang dengan panduan foto rontgen ataupun endoskopi.

Jika kamu sudah dinyatakan mengidap penyakit ini, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter di Halodoc. Diskusi dengan dokter akan lebih mudah dan praktis dilakukan melalui aplikasi Halodoc, karena komunikasi bisa dilakukan via Chat atau Voice Call/ Video Call kapan dan di mana pun. Yuk, segera download aplikasinya sekarang!

Baca juga:



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan