Kapan Sebaiknya Tes Patologi Anatomi Dilakukan?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   11 Juni 2019
Kapan Sebaiknya Tes Patologi Anatomi Dilakukan?Kapan Sebaiknya Tes Patologi Anatomi Dilakukan?

Halodoc, Jakarta - Patologi anatomi  merupakan cabang kedokteran yang melibatkan studi organ dan jaringan tubuh (kelompok sel). Studi ini dianggap sebagai salah satu cabang diagnostik kedokteran bersama dengan radiologi dan spesialisasi patologi lainnya (contohnya, mikrobiologi dan patologi kimia).

Lalu, apa fungsi dari tes patologi anatomi?  Fungsi utama tes kesehatan ini sebenarnya untuk mengidentifikasi adanya kelainan dan membantu dokter melakukan diagnosis penyakit.

Patologi anatomi ini sendiri terdiri dari dua subdivisi utama. Pertama histopatologi, yang melibatkan pemeriksaan seluruh jaringan sampel di bawah mikroskop. Kedua, histopatologi (sitologi) yang merupakan pemeriksaan sel tunggal. Tes sitologi umum adalah apusan serviks.

Pertanyaannya, kapan sih sebaiknya tes patologi anatomi anatomi dilakukan?

Bergantung pada Kondisi Medis

Pada dasarnya, tes patologi anatomi dilakukan untuk mendiagnosis secara pasti penyebab penyakit tertentu, jenis penyakit tertentu, dan efeknya ke tubuh. Tujuannya tes patologi juga untuk membantu dokter menentukan pilihan perawatan yang akan diberikan. Tak cuma itu saja, tes patologi anatomi juga bisa dilakukan untuk menentukan apa yang menjadi penyebab kematian seseorang.

Baca juga: Patologi Anatomi Dapat Membantu Mengidentifikasi 5 Penyakit Ini

Dokter akan meminta izin dari keluarga untuk melakukan otopsi. Jika penyebab kematian mencurigakan atau terkait dengan aktivitas ilegal, maka otopsi akan dilakukan oleh ahli patologi forensik.

Lalu, kapan tes ini diperlukan? Simpel jawabannya, tes ini dilakukan bila  dalam sebuah pemeriksaan kesehatan dokter membutuhkan eksplorasi lebih lanjut, untuk mengetahui jenis penyakit dan bagaimana mengatasinya.

Patologi anatomi ini sendiri terbagi-bagi lagi menjadi beberapa spesialisasi, yakni:

  1. Hematologi : untuk mengetahui gangguan darah.

  2. Patologi anatomi: melihat penyakit pada jaringan manusia di mana untuk pemeriksaannya dilakukan pembedahan jaringan tubuh dari pasien.

  3. Patologi kimia: untuk melihat bahan kimia dalam darah dan cairan tubuh lainnya.

  4. Patologi forensik: digunakan untuk menemukan penyebab kematian mendadak atau tidak terduga maupun dalam kasus di mana polisi menduga kematian bukan karena penyebab alami.

  5. Mikrobiologi medis: untuk menyelidiki infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan parasit.

  6. Patologi klinis: diagnosis penyakit yang menggunakan pengujian laboratorium.

  7. Patologi umum: berkaitan dengan semua aspek penyelidikan laboratorium penyakit.

  8. Immunopathology: untuk melihat respon imun terhadap penyakit

  9. Patologi genetik: mencari tahu penyakit genetik.

Patologi Anatomi dan Kanker

Patologi anatomi sering digunakan untuk membantu mengidentifikasi beberapa penyakit. Dalam kebanyakan kasus, metode ini sering digunakan untuk menelisik berbagai jenis tumor atau kanker.

Baca juga: Jenis Penyakit yang Bisa Dicek Melalui Patologi Anatomi

Pada penyakit kanker, patologi anatomi bisa digunakan untuk mendiagnosis apakah terdapat sel kanker pada tubuh seseorang. Melalui prosedur biopsi, sampel jaringan yang diduga terkena kanker akan diambil dan diperiksa di bawah mikroskop.

Dokter akan melihat apakah sel-sel pada organ tersebut masih normal atau sudah berubah menjadi sel kanker. Hampir semua jenis kanker bisa diidentifikasi melalui patologi anatomi, di antaranya kanker payudara, kanker serviks, kanker usus, dan kanker hati.

Yang perlu diingat, tes ini juga dapat digunakan dalam mendiagnosis penyakit lainnya, seperti penyakit ginjal dan hati, gangguan autoimun, dan infeksi.

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan