Karena Genetik, Anemia Sel Sabit Tidak Bisa Sembuh?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   04 Oktober 2018
Karena Genetik, Anemia Sel Sabit Tidak Bisa Sembuh?Karena Genetik, Anemia Sel Sabit Tidak Bisa Sembuh?

Halodoc, Jakarta – Anemia sel sabit menyebabkan sel darah merah dalam tubuh memiliki bentuk seperti sabit. Pada kondisi normal, bentuk sel darah merah adalah bundar dan lentur sehingga lebih mudah bergerak dan menjalankan tugas mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh. Nah, proses tersebut tidak dapat terjadi pada orang yang mengidap penyakit anemia sel sabit.

Pasalnya, sel darah merah yang berbentuk sabit diketahui lebih kaku dan mudah menempel pada pembuluh darah kecil. Kelainan ini menyebabkan pembuluh darah kekurangan pasokan darah sehat dan kekurangan oksigen untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Anemia sel sabit adalah jenis penyakit anemia yang terjadi karena adanya kelainan genetik. Hal itu yang menjadi penyebab sel darah merah memiliki bentuk yang berbeda dengan bentuk normal.

Dengan kata lain, penyakit anemia sel sabit merupakan jenis penyakit “warisan” dan biasanya mulai menunjukkan gejala pada saat bayi memasuki usia 6 bulan. Gejala yang ditunjukkan umumnya berbeda antara satu orang dengan orang lainnya, dan sering berubah seiring berjalannya waktu. Namun umumnya, gejala mirip anemia sering muncul, seperti pusing, pucat, jantung berdebar, serta mudah lelah dan selalu merasa lemas.

Selain anemia, gejala yang paling sering muncul sebagai tanda dari penyakit ini adalah rasa nyeri di beberapa daerah. Nyeri tersebut terjadi karena sel yang berbentuk sabit menempel di pembuluh darah dan menghambat alirannya, terutama saat menempel pada pembuluh darah kecil di dada, perut, sendi, dan tulang.

Apa Penyebabnya?

Anemia tidak termasuk dalam jenis penyakit yang menular. Penyakit anemia sel sabit terjadi karena mutasi gen yang diturunkan dari kedua orangtua, bukan salah satunya saja. Jika mutasi gen didapat hanya dari salah satu orangtua, biasanya anemia sel sabit hanya akan “dimiliki” tanpa menunjukkan gejala apapun.

Namun jangan khawatir, tidak semua anak yang lahir dari orangtua dengan anemia sel sabit akan mengalami kondisi yang sama. Kemungkinan seorang anak terkena anemia sel sabit dari orangtua yang memiliki penyakit ini adalah 25 persen. Sedangkan, sekitar 50 persen anak yang hanya memiliki penyakit ini tanpa pernah menunjukkan gejala. Selain itu, ada 25 persen lain yang tidak mewarisi penyakit ini sama sekali.

Benarkah Anemia Sel Sabit tidak bisa Sembuh?

Hingga saat ini belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan sel sabit secara menyeluruh. Artinya, pengobatan terhadap kondisi ini harus dilakukan sepanjang hidup. Biasanya, pengobatan anemia sel sabit bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah gangguan menjadi lebih parah.

Meskipun demikian, orang yang memiliki gangguan ini harus sangat berhati-hati. Jika pengidap anemia sel sabit menunjukkan beberapa gejala tertentu, maka jangan tunda untuk membawanya ke rumah sakit. Orang dengan anemia sel sabit harus diperiksa ke dokter jika menunjukkan gejala, seperti kulit dan bagian putih mata berubah menjadi kuning, demam tinggi, perut membengkak, nyeri hebat di sekitar perut, dada, dan tulang serta sendi.

Pengidap anemia sel sabit juga mungkin menunjukkan gejala stroke, seperti lumpuhnya setengah bagian badan, sulit bicara dan berjalan, serta gangguan penglihatan.

Cari tahu lebih lanjut menangani penyakit anemia sel sabit atau gangguan kesehatan lain dengan bertanya kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Hubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan tips hidup sehat dan rekomendasi beli obat dari dokter terpercaya. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan