
DAFTAR ISI
- Apa Itu Alteplase?
- Indikasi dan Penggunaan Alteplase
- Dosis dan Cara Pemberian Alteplase
- Efek Samping Alteplase
- Kontraindikasi Penggunaan Alteplase
- Interaksi Obat
- Peringatan dan Perhatian
- Bagaimana Alteplase Bekerja?
- Bisakah Alteplase Mencegah Stroke?
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Alteplase?
Alteplase adalah bentuk rekombinan dari jaringan plasminogen aktivator (tPA). TPA adalah protein yang secara alami ada di dalam tubuh dan berperan dalam memecah bekuan darah. Alteplase bekerja dengan mengaktifkan plasminogen, yang kemudian diubah menjadi plasmin, enzim yang melarutkan bekuan darah.
Obat ini sangat krusial dalam kondisi medis yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah oleh bekuan darah. Dengan melarutkan bekuan tersebut, aliran darah dapat dipulihkan ke area yang terkena, mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.
Indikasi dan Penggunaan Alteplase
Alteplase memiliki beberapa indikasi utama dalam dunia medis, yaitu:
- Stroke Iskemik Akut: Alteplase digunakan untuk mengatasi stroke iskemik yang disebabkan oleh bekuan darah yang menghambat aliran darah ke otak. Pemberian alteplase harus dilakukan sesegera mungkin setelah onset gejala, idealnya dalam waktu 4,5 jam, untuk memaksimalkan manfaat dan mengurangi risiko disabilitas jangka panjang.
- Emboli Paru: Obat ini juga digunakan dalam kasus emboli paru masif, di mana bekuan darah menghalangi arteri pulmonalis dan mengganggu fungsi pernapasan.
- Infark Miokard (Serangan Jantung): Alteplase dapat digunakan untuk melarutkan bekuan darah yang menyumbat arteri koroner selama serangan jantung, memulihkan aliran darah ke otot jantung dan mengurangi kerusakan.
Penggunaan alteplase harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas pemantauan yang memadai, karena risiko perdarahan adalah komplikasi serius yang perlu diwaspadai.
Catat, ini 4 Dokter yang Bisa Bantu Pengobatan Serangan Stroke.
Dosis dan Cara Pemberian Alteplase
Dosis alteplase bervariasi tergantung pada kondisi yang diobati dan berat badan pasien. Berikut adalah panduan umum mengenai dosis alteplase untuk berbagai kondisi:
- Stroke Iskemik Akut: Dosis yang umum adalah 0,9 mg/kg berat badan, dengan maksimum 90 mg. 10% dari dosis total diberikan sebagai bolus intravena selama 1 menit, diikuti oleh infus intravena selama 60 menit.
- Emboli Paru: Dosis yang biasa digunakan adalah 100 mg diberikan melalui infus intravena selama 2 jam.
- Infark Miokard (Serangan Jantung): Dosis dapat bervariasi, tetapi salah satu regimen yang umum adalah bolus intravena, diikuti oleh infus selama 90 menit.
Penting untuk dicatat bahwa dosis harus disesuaikan oleh dokter yang berpengalaman dan berdasarkan protokol yang ketat.
Alteplase diberikan melalui infus intravena dan harus dipantau secara ketat untuk mencegah komplikasi perdarahan.
Efek Samping Alteplase
Seperti semua obat, alteplase dapat menyebabkan efek samping. Efek samping yang paling serius adalah perdarahan, yang dapat terjadi di berbagai lokasi, termasuk otak (perdarahan intrakranial), saluran pencernaan, atau tempat suntikan.
Efek samping lain yang mungkin terjadi meliputi:
- Reaksi alergi, seperti ruam, gatal-gatal, atau kesulitan bernapas.
- Mual dan muntah.
- Hipotensi (tekanan darah rendah).
- Aritmia (gangguan irama jantung).
Penting untuk segera melaporkan ke dokter jika mengalami efek samping setelah pemberian alteplase.
Jauhi, Ini 5 Kebiasaan Buruk yang Bisa Memicu Penyakit Stroke.
Kontraindikasi Penggunaan Alteplase
Alteplase tidak boleh diberikan kepada semua orang. Ada beberapa kondisi di mana penggunaan alteplase dikontraindikasikan, yaitu:
- Perdarahan aktif internal.
- Riwayat perdarahan intrakranial.
- Tumor otak atau malformasi arteriovenosa.
- Riwayat stroke dalam 3 bulan terakhir.
- Pembedahan besar atau trauma baru-baru ini.
- Tekanan darah yang tidak terkontrol.
Dokter akan mengevaluasi kondisi pasien secara menyeluruh sebelum memutuskan apakah alteplase aman untuk digunakan.
Interaksi Obat
Alteplase dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain, meningkatkan risiko perdarahan. Beberapa obat yang perlu diwaspadai meliputi:
- Antikoagulan (misalnya, warfarin, heparin).
- Antiplatelet (misalnya, aspirin, clopidogrel).
- Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
Informasikan kepada dokter tentang semua obat yang sedang dikonsumsi sebelum menerima alteplase.
Peringatan dan Perhatian
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum dan selama penggunaan alteplase:
- Pemantauan Ketat: Pasien harus dipantau secara ketat selama dan setelah pemberian alteplase untuk mendeteksi tanda-tanda perdarahan atau komplikasi lainnya.
- Tekanan Darah: Tekanan darah harus dikontrol dengan baik sebelum pemberian alteplase untuk mengurangi risiko perdarahan intrakranial.
- Usia Lanjut: Pasien usia lanjut mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi perdarahan.
Keputusan untuk menggunakan alteplase harus mempertimbangkan manfaat dan risiko potensial, serta kondisi medis pasien secara keseluruhan.
Bagaimana Alteplase Bekerja?
Alteplase bekerja dengan cara mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin. Plasmin adalah enzim yang bertanggung jawab untuk memecah fibrin, protein utama dalam bekuan darah.
Dengan memecah fibrin, bekuan darah larut, dan aliran darah ke jaringan yang sebelumnya terhambat dapat dipulihkan.
Menurut penelitian dalam Biomedicines, aktivasi plasminogen yang efisien sangat penting untuk keberhasilan trombolisis dengan alteplase.
Proses ini sangat penting dalam kondisi seperti stroke iskemik, di mana pemulihan aliran darah yang cepat dapat mencegah kerusakan otak permanen.
Bisakah Alteplase Mencegah Stroke?
Alteplase tidak digunakan untuk mencegah stroke. Fungsinya adalah untuk mengobati stroke iskemik akut setelah terjadi.
Namun, ada langkah-langkah pencegahan stroke yang dapat diambil, seperti mengontrol tekanan darah, kolesterol, dan gula darah, serta menjalani gaya hidup sehat dengan olahraga teratur dan diet seimbang.
Jika memiliki faktor risiko stroke, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran yang tepat mengenai pencegahan.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala stroke, seperti:
- Kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh.
- Kesulitan berbicara atau memahami perkataan.
- Gangguan penglihatan.
- Sakit kepala hebat yang datang tiba-tiba.
- Kehilangan keseimbangan atau koordinasi.
Ingatlah bahwa waktu sangat penting dalam penanganan stroke.
Semakin cepat mendapatkan pengobatan, semakin besar peluang untuk pemulihan yang baik.
Dalam kasus dugaan emboli paru atau serangan jantung, segera cari pertolongan medis darurat.
Kini kamu dapat dengan mudah menghubungi dokter di Halodoc melalui chat dengan cara klik banner di bawah ini!



