halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close
Advertisement

Aneurisma Otak

REVIEWED_BY  dr. Fauzan Azhari SpPD  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  • Pengertian Aneurisma Otak
  • Gejala Aneurisma Otak
  • Penyebab Aneurisma Otak
  • Faktor Risiko Aneurisma Otak
  • Diagnosis Aneurisma Otak
  • Pengobatan Aneurisma Otak
  • Komplikasi Aneurisma Otak
  • Pencegahan Aneurisma Otak
  • Kapan Harus ke Dokter?

Pengertian Aneurisma Otak

Aneurisma otak adalah pelebaran atau penonjolan dinding pembuluh darah di otak akibat kelemahan pada lapisan pembuluh darah. Bentuknya bisa menyerupai balon kecil, dan sering digambarkan seperti buah beri kecil. Aneurisma otak dapat bocor atau pecah dan menyebabkan pendarahan ke otak (stroke hemoragik).

Aneurisma otak pecah paling sering terjadi di ruang antara otak dan jaringan tipis yang menutupi otak. Jenis stroke hemoragik ini disebut dengan perdarahan subarachnoid.

Aneurisma yang pecah menjadi kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan penanganan medis segera.

Meski demikian, sebagian besar kasus yang dialami adalah jenis aneurisma otak tidak pecah. Kondisi tersebut tidak menimbulkan masalah kesehatan, atau menimbulkan gejala tertentu.

Umumnya terdeteksi saat pengidap tengah melakukan pemeriksaan untuk mendiagnosis kondisi medis lain. Dalam beberapa kasus, perawatan untuk aneurisma otak yang tidak pecah dapat mencegah pecahnya di masa mendatang. 

Gejala Aneurisma Otak

Gejala yang muncul dibedakan berdasarkan tingkat keparahan penyakit yang dialami oleh pengidap. Dua jenis tersebut adalah aneurisma otak tidak pecah dan aneurisma otak pecah. Berikut penjelasannya masing-masing:

1. Aneurisma otak tidak pecah

Aneurisma otak tidak pecah umumnya tidak menimbulkan gejala pada pengidap. Gejala baru akan muncul ketika ukuran aneurisma semakin membesar dan menekan jaringan saraf dalam otak. Berikut ini gejala yang dialami pengidap aneurisma otak tidak pecah:

  • Masalah penglihatan, seperti kehilangan penglihatan atau penglihatan ganda.
  • Rasa sakit di atas atau di sekitar mata.
  • Mati rasa atau kelemahan pada satu sisi wajah.
  • Kesulitan berbicara.
  • Sakit kepala.
  • Kehilangan keseimbangan.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Memiliki masalah dengan ingatan jangka pendek.

2. Aneurisma otak pecah

Gejala aneurisma otak pecah dimulai dari sakit kepala yang terjadi secara tiba-tiba dan sangat menyiksa. Rasa sakitnya ibarat dipukul benda tumpul dan terasa sangat nyeri. Berikut ini gejala yang dialami pengidap aneurisma otak pecah:

  • Hilang kesadaran.
  • Kejang-kejang. 
  • Merasa sakit.
  • Penglihatan kabur atau ganda.
  • Kebingungan mendadak.
  • Leher terasa kaku atau sakit.
  • Penurunan sensitivitas terhadap cahaya.
  • Kelemahan pada salah satu sisi tubuh atau anggota tubuh tertentu.

Apa saja akibat dari aneurisma otak? Kamu bisa simak selengkapnya Benarkah Aneurisma Otak Bisa Hilangkan Kemampuan Kognitif?

Penyebab Aneurisma Otak

Aneurisma otak disebabkan oleh kelemahan pada dinding pembuluh darah di otak. Otak membutuhkan suplai darah yang besar. Suplai darah tersebut dikirim melalui 4 pembuluh darah utama yang mengalir dari leher menuju otak. Pembuluh darah ini terbelah menjadi pembuluh-pembuluh kecil.

Jika dapat digambarkan, sama seperti batang pohon yang terbelah menjadi cabang dan ranting. Sebagian besar aneurisma berkembang pada titik di mana pembuluh darah membelah dan bercabang, karena area ini dinilai lebih lemah ketimbang area lainnya.

Faktor Risiko Aneurisma Otak

Ada beberapa kondisi atau kebiasaan yang meningkatkan risiko seseorang terkena aneurisma otak. Berikut ini beberapa di antaranya:

  • Merokok. Merokok secara signifikan dapat meningkatkan risiko mengembangkan aneurisma otak. Hal tersebut dipicu oleh zat berbahaya dalam asap tembakau yang merusak dinding pembuluh darah.
  • Tekanan darah tinggi/hipertensi. Risikonya semakin tinggi jika kamu adalah pengidap tekanan darah tinggi yang memiliki obesitas, banyak konsumsi garam, kurang makan sayur dan buah, serta konsumsi alkohol berlebihan.
  • Riwayat keluarga. Memiliki orang tua, saudara laki-laki atau perempuan dengan riwayat aneurisma otak adalah faktor pemicu yang tidak bisa dihindari. 
  • Usia. Risiko terkena aneurisma otak meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Sebagian besar kasusnya didiagnosis pada seseorang di atas usia 40 tahun.
  • Jenis kelamin. Wanita lebih berisiko mengalami aneurisma otak ketimbang pria karena kadar hormon estrogen lebih rendah secara signifikan setelah menopause.
  • Kelemahan di pembuluh darah. Dalam beberapa kasus, aneurisma otak disebabkan oleh kelemahan pada pembuluh darah yang sudah ada sejak lahir.
  • Cedera kepala parah. Aneurisma otak dapat berkembang setelah cedera otak parah, apalagi jika pembuluh darah di otak rusak. Faktor pemicu ini termasuk jarang terjadi.
  • Penyakit ginjal polikistik autosomal. Penyakit ini adalah kondisi genetik yang menyebabkan banyak kista berkembang di ginjal. Kista ditandai dengan kantung kecil berisi cairan.
  • Gangguan jaringan tubuh. Gangguan jaringan tubuh pada pengidap sindrom Ehlers-Danlos atau sindrom Marfan menyebabkan kelemahan pada dinding pembuluh darah tubuh, termasuk otak.
  • Koarktasio aorta. Kondisi ini ditandai dengan penyempitan arteri utama dalam tubuh (aorta), yang sudah ada sejak lahir. Penyakit ini merupakan jenis gangguan jantung bawaan yang umum dialami.

Aneurisma otak pada lansia, apa sebabnya? Kenapa Lansia Rentan Alami Aneurisma Otak?

Diagnosis Aneurisma Otak

Langkah tepat mendiagnosis aneurisma otak adalah dengan melakukan pemeriksaan. Pertama-tama, pengidap akan ditanyakan mengenai gejala, riwayat penyakit terdahulu dan riwayat penyakit dalam keluarga, serta aktivitas harian yang dilakukan.

Jika ada kecurigaan ke arah aneurisma otak, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang untuk mengonfirmasi diagnosis. Beberapa pemeriksaan penunjang tersebut, termasuk:

1. CT scan (a computerized tomography)

Pasien diposisikan berbaring dalam pemeriksaan ini. Kemudian dokter akan memasukkan zat kontras atau pewarna ke dalam tubuh pasien. Tujuannya agar aneurisma dapat terlihat saat gambar pembuluh darah otak diambil.

2. Magnetic resonance imaging (MRI)

Mirip dengan pemeriksaan CT Scan, pengidap akan berbaring. Kemudian dokter akan memindai gambar pembuluh darah pada otaknya. Aneurisma yang berukuran lebih dari 3–5 milimeter dapat dideteksi menggunakan pemeriksaan MRI maupun CT scan. 

3. Angiogram

Angiogram dapat menunjukan titik lemah pembuluh darah merupakan pemeriksaan yang baik untuk mendeteksi aneurisma. Pada pemeriksaan ini, pengidap akan diberikan obat bius dan dimasukkan alat sejenis selang melalui pembuluh darah di kaki, hingga ke pembuluh darah kepala. 

Lalu, zat pewarna akan dimasukan oleh dokter ke dalam pembuluh darah otak dan kondisi pembuluh darah akan dilihat di layar monitor. Jika terdapat aneurisma di otak dapat dilihat langsung dengan pemeriksaan ini.

4. Pemeriksaan cairan tulang belakang (cairan serebrospinal)

Pemeriksaan penunjang ini dilakukan dengan mengambil cairan tulang belakang menggunakan jarum khusus untuk melihat adanya tanda perdarahan.

Pengobatan Aneurisma Otak

Berdasarkan tahapannya terapi aneurisma otak terbagi menjadi dua jenis. Pada aneurisma yang berukuran kecil, belum pecah, dan tidak menimbulkan gejala, terapi dilakukan dengan observasi rutin, serta melakukan tindakan pencegahan agar aneurisma tidak semakin membesar dan pecah. 

Beberapa upaya yang dilakukan, seperti:

  • Tidak mengonsumsi obat-obatan stimulan.
  • Tidak merokok.
  • Menjaga tekanan darah normal.
  • Menghindari makanan yang mengandung tinggi lemak.
  • Membiasakan pola makan sehat.
  • Membatasi konsumsi kafein.
  • Jangan mengangkat benda berat.
  • Mengurangi berat badan dengan diet sehat.

Pembedahan dianjurkan jika aneurisma berisiko pecah. Jika aneurisma otak pecah, hal ini merupakan kondisi gawat darurat medis, dan harus dilakukan tindakan pembedahan segera.

Terapi ini bertujuan untuk mencegah darah mengalir ke tempat pecahnya aneurisma. Prosedur yang dilakukan, meliputi:

1. Pembedahan dengan penjepitan (surgical clipping)

Pembedahan ini dilakukan dengan membuka tulang kepala lalu, tempat pecahnya aneurisma akan dipasangkan penjepit. 

2. Koiling endovaskular

Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan selang khusus (kateter) ke dalam pembuluh darah di kaki, hingga mencapai kepala. Selanjutnya, dokter akan memasang alat untuk menutup perdarahan (koil). Pembedahan ini dilakukan tanpa membuka tulang kepala.

3. Pembedahan flow diverter

Tindakan ini dilakukan jika dua prosedur sebelumnya tidak memungkinkan. Pada jenis pembedahan ini akan dipasang alat yang disebut stent di dalam pembuluh darah, sehingga darah dapat mengalir tanpa bocor kembali. Seluruh tindakan pembedahan adalah terapi yang bisa saja menyebabkan risiko komplikasi, seperti kerusakan otak atau stroke.

Mungkinkah anak mengalami aneurisma otak? Ini penjelasannya: Bisakah Anak-Anak Mengidap Aneurisma Otak?

Komplikasi Aneurisma Otak

Komplikasi utama dari aneurisma otak adalah perdarahan subaraknoid (SAH), yaitu perdarahan di ruang antara otak dan jaringan yang mengelilinginya.

SAH dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, stroke, atau bahkan kematian. Komplikasi lain dari aneurisma otak meliputi:

  • Vasospasme: Penyempitan pembuluh darah di otak yang dapat mengurangi aliran darah ke otak.
  • Hidrosefalus: Penumpukan cairan di otak.
  • Kejang: Aktivitas listrik abnormal di otak.
  • Kerusakan saraf: Aneurisma yang besar dapat menekan saraf dan menyebabkan masalah neurologis.

Pencegahan Aneurisma Otak

Meskipun tidak semua aneurisma otak dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko:

  • Mengontrol tekanan darah: Jaga tekanan darah tetap terkontrol dengan diet sehat, olahraga teratur, dan obat-obatan jika diperlukan.
  • Berhenti merokok: Merokok adalah faktor risiko utama untuk aneurisma otak.
  • Hindari Penyalahgunaan Narkoba: Penggunaan narkoba dapat merusak pembuluh darah.
  • Diet sehat: Konsumsi makanan rendah lemak jenuh, kolesterol, dan garam. Perbanyak buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
  • Olahraga teratur: Lakukan olahraga aerobik secara teratur untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
  • Pemeriksaan kesehatan rutin: Konsultasikan dengan dokter secara teratur untuk memantau kesehatan dan mendeteksi faktor risiko aneurisma otak.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera cari pertolongan medis jika mengalami sakit kepala parah yang tiba-tiba, terutama jika disertai gejala lain seperti leher kaku, gangguan penglihatan, atau kehilangan kesadaran.

Diagnosis dan penanganan cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.

Bila kamu mengalami gejala aneurisma otak, segera konsultasikan pada dokter spesialis saraf untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Tidak perlu bingung cari obat, kamu bisa dapatkan di apotek 24 jam terdekat dari rumah, karena ada Apotek Online Halodoc.

Obat dan produk kesehatan di Toko Kesehatan Halodoc dijamin 100% asli dan tepercaya.

Produk dikirim dari apotek terdekat dari rumahmu, diantar dalam waktu 1 jam. Segera download Halodoc untuk pengalaman belanja obat online dengan praktis!

Diperbarui pada 2 Desember 2025.
Referensi:
Web MD. Diakses pada 2025. Brain Aneurysm: Symptoms, Causes, Diagnosis, & Treatments.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2025. Brain Aneurysm: 4 Things You Need to Know.
National Health Service UK. Diakses pada 2025. Brain aneurysm.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Brain aneurysm.

FAQ

1. Apakah aneurisma otak selalu berbahaya?

Tidak semua aneurisma otak berbahaya. Aneurisma kecil yang tidak menimbulkan gejala seringkali tidak memerlukan pengobatan, tetapi perlu dipantau secara berkala.

2. Apakah aneurisma otak bisa sembuh?

Ya, aneurisma otak bisa diobati dengan pembedahan atau prosedur endovaskular. Keberhasilan pengobatan tergantung pada ukuran, lokasi, dan kondisi aneurisma, serta kesehatan pasien secara keseluruhan.

3. Apa perbedaan antara aneurisma dan stroke?

Aneurisma adalah tonjolan pada pembuluh darah, sedangkan stroke adalah kerusakan otak akibat gangguan aliran darah. Aneurisma yang pecah dapat menyebabkan stroke hemoragik.

4. Bagaimana cara mengetahui apakah saya memiliki aneurisma otak?

Satu-satunya cara untuk mengetahui dengan pasti apakah memiliki aneurisma otak adalah dengan menjalani tes pencitraan seperti CT angiogram atau MRI angiogram.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp