
DAFTAR ISI
- Pengertian Asites
- Gejala Asites
- Penyebab Asites
- Faktor Risiko Asites
- Diagnosis Asites
- Komplikasi Asites
- Pengobatan Asites
- Pencegahan Asites
- Kapan Harus ke Dokter?
- FAQ
Pengertian Asites
Asites merupakan suatu kondisi tidak normal di mana rongga perut (abdomen) terisi oleh cairan yang berlebihan. Pada kondisi normal, seharusnya tidak ada cairan pada rongga perut atau setidaknya berjumlah 20 mililiter atau kurang pada wanita.
Penumpukan cairan biasanya baru tampak secara klinis bila jumlahnya lebih dari 500 mililiter. Asites ringan (<500 ml) sering kali tidak terlihat dari luar.
Kata asites sendiri berasal dari bahasa latin yakni Askos yang berarti kantong atau karung. Penyebab paling sering adalah sirosis hati.
Selain itu juga, dapat berasal dari keganasan dan infeksi, seperti tuberkulosis, pankreatitis, gagal jantung, gagal ginjal, ataupun penyumbatan pembuluh vena hati.
Penumpukan cairan jarang terjadi pada orang sehat, melainkan berkembang sebagai akibat dari penyakit lain, terutama sirosis atau penyakit hati.
Sekitar setengah dari orang dengan sirosis dekompensasi akan mengalami asites. Sirosis menyumbang sekitar 80% dari kasus asites.
Untuk mengetahui lebih lanjut, kamu juga dapat membaca artikel mengenai Komplikasi yang Terjadi Akibat Asites.
Gejala Asites
Asites biasanya bersamaan dengan perasaan kenyang, perut kembung, dan penambahan berat badan. Gejala lain yang sering termasuk:
- Sesak napas
- Mual
- Bengkak di kaki dan pergelangan kaki
- Gangguan pencernaan
- Muntah
- Maag
- Kehilangan selera makan
- Hernia.
Simak juga Apakah Asites Termasuk Penyakit yang Berbahaya?
Penyebab Asites
Terjadinya penumpukan cairan dapat terbagi menjadi beberapa kategori yakni, transudat, eksudat, dan penyebab lain. Penyebab transudat, antara lain:
- Sirosis hati
- Gagal jantung
- Sumbatan pembuluh darah vena hati
- Infeksi jantung (perikarditis infektif)
- Gizi buruk (kwashiorkor) pada anak-anak
Sedangkan penyebab eksudat, antara lain:
- Kanker
- Infeksi, seperti tuberkulosis atau peritonitis bakterial
- Pankreatitis
- Serositis
- Sindrom nefrotik
- Angioedema menurun
Penyebab lainnya, seperti:
- Penyakit sindrom Meigs
- Vaskulitis
- HIpotiroidisme
- Dialisis ginjal
- Tumor di rongga perut (peritoneum mesotelioma)
- Tuberkulosis abdominal
- Mastositosis
Faktor Risiko Asites
Beberapa kondisi yang menyebabkan risiko lebih besar, meliputi:
- Penyakit hati berlemak terkait non-alkohol.
- Hepatitis B dan hepatitis C
- Gangguan penggunaan alkohol.
- Hepatitis autoimun.
- Penyakit hati genetik seperti hemokromatosis, penyakit Wilson dan defisiensi alfa-1-antitripsin.
- Gagal jantung kongestif.
- Permasalahan gangguan ginjal.
- Kanker organ di perut dan panggul.
- Infeksi.
Ketahui juga, Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Mengidap Asitesis.
Diagnosis Asites
Untuk mendiagnosis adanya penumpukan cairan, dokter biasanya akan melakukan beberapa tes dan pemeriksaan fisik.
1. Pemeriksaan Fisik
Langkah diagnosis pertama yakni dengan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa perut pasien untuk mencari tanda-tanda pembengkakan atau kembung.
2. Tes Darah
Dokter akan melakukan tes darah untuk menunjukkan adanya infeksi, kerusakan hati, dan masalah ginjal. Selain itu juga, untuk memeriksa kadar albumin dan bilirubin dalam darah.
Albumin adalah produksi protein yang berasal dari hati. Kadar albumin yang rendah dapat menunjukkan kerusakan hati.
Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari hati dan jumlahnya yang tinggi dapat menunjukkan kerusakan hati atau masalah pada saluran empedu.
3. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi seperti X-ray, CT scan, atau ultrasound dapat membantu dokter melihat cairan di dalam rongga perut dan menentukan ukurannya.
Selain itu juga, dapat membantu dokter menentukan penyebab asites dan mencari tanda-tanda penyakit lain seperti tumor.
4. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG (ultrasonografi) dapat membantu dokter menentukan ukuran asites dan apakah cairan tersebut berasal dari masalah masalah pada hati atau ginjal. USG juga dapat memantau perubahan dalam volume cairan di rongga perut.
5. Pemeriksaan paracentesis
Parasentesis adalah prosedur medis di mana dokter memasukkan jarum ke dalam perut pasien untuk mengambil sampel cairan.
Sampel ini kemudian akan dianalisis di laboratorium untuk menentukan penyebab asites. Paracentesis juga dapat mengurangi volume cairan dan meringankan gejala.
6. Pemeriksaan laparoskopi
Laparoskopi adalah prosedur bedah kecil di mana dokter memasukkan endoskop kecil ke dalam perut pasien untuk melihat kondisi organ dalam.
Laparoskopi dapat membantu dokter menentukan penyebab asites dan mencari tanda-tanda penyakit lain seperti kanker.
Komplikasi Asites
Beberapa komplikasi yang terjadi akibat penumpukan cairan di tubuh, yakni:
- Masalah perut: Penumpukan cairan dapat menyebabkan rasa sakit, ketidaknyamanan dan kesulitan bernapas. Gejala tersebut dapat mengganggu kemampuan makan, berjalan, dan beraktivitas sehari-hari.
- Infeksi: Cairan dapat terinfeksi terkenal dengan istilah peritonitis bakteri spontan. Gejalanya mengalami demam dan sakit perut. Kondisi ini memerlukan antibiotik IV dan pengobatan antibiotik jangka panjang untuk mencegah infeksi kembali.
- Hydrothorax hati, atau cairan di paru-paru: Cairan perut mengisi paru-paru, biasanya di sisi kanan. Ketika hal tersebut terjadi mungkin dapat mengalami sesak napas, batuk, rasa tidak nyaman di dada, dan hipoksemia (kekurangan oksigen dalam darah), sehingga dokter perlu melakukan thoracentesis untuk mengeluarkan cairan.
- Hernia: Peningkatan tekanan perut dapat menyebabkan hernia, khususnya hernia umbilikalis dan inguinalis.
- Gagal ginjal: Jika sirosis memburuk, dapat menyebabkan gagal ginjal (sindrom hepatorenal).
Pengobatan Asites
Pengobatan asites bertujuan untuk mengurangi penumpukan cairan di perut dan mengatasi penyebab yang mendasarinya.
Beberapa pilihan pengobatan yang umum dilakukan meliputi:
- Diet rendah garam: Membatasi asupan garam dapat membantu mengurangi penumpukan cairan di tubuh.
- Diuretik: Obat-obatan diuretik membantu ginjal mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh melalui urine.
- Parasentesis: Prosedur ini melibatkan penyedotan cairan dari perut menggunakan jarum. Parasentesis dapat memberikan peredaan sementara, tetapi cairan dapat menumpuk kembali jika penyebab asites tidak diatasi.
- Shunt portosistemik intrahepatik transjugular (TIPS): Prosedur ini membuat saluran antara vena portal dan vena hepatik untuk mengurangi tekanan pada pembuluh darah hati.
- Transplantasi hati: Pada kasus asites yang disebabkan oleh penyakit hati yang parah, transplantasi hati mungkin menjadi pilihan terakhir.
Selain pengobatan medis, perubahan gaya hidup seperti berhenti minum alkohol dan menurunkan berat badan juga dapat membantu mengelola asites.
Pencegahan Asites
Meskipun tidak semua kasus asites dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terkena kondisi ini:
- Menghindari konsumsi alkohol berlebihan.
- Menjaga berat badan yang sehat.
- Mendapatkan vaksinasi hepatitis B.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur untuk mendeteksi dini penyakit hati.
- Mengelola kondisi medis yang mendasari (seperti gagal jantung atau penyakit ginjal) dengan baik.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala asites, terutama jika disertai dengan:
- Demam.
- Nyeri perut yang parah.
- Kesulitan bernapas.
- Muntah darah.
- BAB berwarna hitam.
- Perubahan status mental (seperti kebingungan atau disorientasi).
Gejala-gejala ini dapat mengindikasikan komplikasi serius yang memerlukan penanganan segera.
Jika kamu mengalami gejala tersebut, segera konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Tak perlu bingung cari obat, kamu bisa dapatkan di apotek 24 jam terdekat dari rumah, karena ada Apotek Online Halodoc.
Obat dan produk kesehatan di Toko Kesehatan Halodoc dijamin 100% asli dan tepercaya. Produk dikirim dari apotek terdekat dari rumahmu, diantar dalam waktu 1 jam.
Segera download Halodoc untuk pengalaman belanja obat online dengan praktis!

Diperbaharui pada 8 Oktober 2025.
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Ascites
WebMD. Diakses pada 2025. Ascites
FAQ
1. Asites terjadi karena apa?
Asites terjadi karena penumpukan cairan di rongga perut, paling sering disebabkan oleh sirosis hati yang menimbulkan hipertensi portal dan penurunan kadar albumin darah.
Penyebab lain termasuk gagal jantung, gagal ginjal, kanker peritoneum atau hati, infeksi (seperti tuberkulosis peritoneal), serta malnutrisi berat.
2. Bagaimana cara membuang cairan asites?
Cara membuang cairan asites dapat dilakukan dengan beberapa metode tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya, yaitu:
- Pengobatan dengan diuretik. Obat seperti spironolactone dan furosemide digunakan untuk membantu ginjal membuang kelebihan cairan melalui urine.
- Pembatasan asupan garam dan cairan. Mengurangi garam membantu menurunkan retensi cairan di tubuh.
- Paracentesis (tindakan medis). Jika cairan sangat banyak dan menyebabkan sesak, dokter dapat mengeluarkannya langsung menggunakan jarum dari rongga perut.
- Penanganan penyebab utama. Misalnya mengobati sirosis, infeksi, atau kanker yang menyebabkan asites.
- TIPS (Transjugular Intrahepatic Portosystemic Shunt). Prosedur untuk mengurangi tekanan vena portal pada kasus sirosis berat.
3. Bisakah asites sembuh?
Pada asites ringan akibat sirosis atau infeksi, kondisi ini dapat membaik dengan obat diuretik, pembatasan garam, dan pengobatan penyebab (misalnya infeksi atau hepatitis).
Namun, pada asites kronis akibat sirosis berat atau kanker, asites biasanya tidak bisa sembuh total, tapi dapat dikendalikan dengan pengobatan dan tindakan medis seperti paracentesis atau TIPS.


