Sesak Napas
DAFTAR ISI
- Pengertian Sesak Napas
- Penyebab Sesak Napas
- Faktor Risiko Sesak Napas
- Gejala Sesak Napas
- Diagnosis Sesak Napas
- Jika Sesak Napas, Apa yang Harus Dilakukan?
- Pengobatan Sesak Napas
- Komplikasi Sesak Napas
- Pencegahan Sesak Napas
Pengertian Sesak Napas
Sesak napas atau dyspnea adalah kondisi ketika seseorang merasakan kesulitan saat bernapas. Ketika seseorang mengalami sesak nafas, kondisi ini dapat menyebabkan sejumlah gejala. Contohnya seperti dada sesak saat mencoba menarik napas atau napas terasa pendek (terengah-engah).
Selain itu, sesak nafas seringkali menjadi gejala masalah jantung dan paru-paru. Tetapi kondisi ini juga bisa menjadi tanda kondisi lain. Misalnya seperti asma, alergi, atau kecemasan. Selain itu, olahraga yang terlalu berat atau pilek juga bisa membuat seseorang merasa terengah-engah.
Adapun sesak napas bisa terjadi secara mendadak dan singkat (akut) atau dalam jangka waktu yang lama serta terjadi berulang (kronis).
Penyebab Sesak Napas
Secara umum, sesak napas dapat terjadi akibat gangguan fisik atau psikis (psikologis). Sesak nafas karena gangguan fisik dapat terjadi akibat masalah pada paru-paru dan jantung.
Sementara itu, sesak napas akibat gangguan psikis dapat terjadi ketika tubuh merespon bahaya sehingga menimbulkan mekanisme pertahanan, atau saat mengalami tekanan mental.
Berikut adalah penjelasannya:
1. Penyebab akibat masalah paru-paru
Ada sejumlah masalah medis pada paru-paru yang dapat menyebabkan sesak napas antara lain:
- Asma.
- Emboli paru.
- Infeksi paru, seperti COVID-19 atau pneumonia (paru-paru basah).
- Adanya penumpukan cairan pada paru-paru (edema paru).
- PPOK atau penyakit paru obstruktif kronis.
- Asma.
- Bronkiektasis.
- Asbestosis.
- Kanker paru-paru.
2. Penyebab akibat gangguan pada jantung
Secara umum, adanya gangguan tertentu pada jantung dapat membuat organ ini tidak mampu memompa darah kaya oksigen secara optimal. Akibatnya, tubuh menjadi kekurangan asupan oksigen, sehingga memicu sesak nafas.
Adapun sejumlah kondisi yang dapat menimbulkan sesak napas adalah:
- Aritmia.
- Penyakit jantung koroner.
- Gagal jantung kongestif.
- Perikarditis.
3. Sesak napas akibat gangguan psikis
Sejumlah kondisi psikis yang dapat memicu kondisi ini. Salah satunya seperti gangguan kecemasan baik yang bersifat akut, situasional maupun kronis.
Faktor Risiko Sesak Napas
Selain gangguan fisik atau psikis, kondisi ini juga dapat terjadi karena faktor lain, seperti:
- Respon tubuh saat berada pada dataran tinggi.
- Rendahnya kualitas udara, misalnya karena polusi dari karbon monoksida atau kabut asap.
- Suhu ekstrem seperti terlalu panas atau terlalu dingin.
- Olahraga yang terlalu berat, seperti angkat beban.
- Adanya simpul pada otot, terutama pada titik pemicu, terkadang bisa membuat seseorang merasa sesak napas.
- Mengidap obesitas atau berat badan berlebih.
Gejala Sesak Napas
Sesak napas dapat bervariasi pada setiap orang yang mengalaminya, tergantung pada kondisi yang mendasari. Terkadang, kondisi ini juga dapat datang dengan gejala lain.
Namun, ada beberapa gejala sesak napas yang umum, yaitu:
- Sesak dada ketika mencoba menarik napas.
- Napas yang pendek, terasa seperti perlu memaksakan diri untuk bernapas dalam-dalam.
- Napas cepat (tachypnea) atau detak jantung cepat (palpitasi).
- Mengi atau stridor (pernapasan berisik).
Diagnosis Sesak Napas
Untuk mengetahui apa penyebab dispnea, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Termasuk mendengarkan paru-paru dengan stetoskop dan mengukur tekanan darah.
Dokter juga akan memasang sensor pada jari untuk melihat berapa banyak kadar oksigen yang pengidap kondisi ini miliki dalam darahnya.
Selain itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang seperti:
- Pemeriksaan pencitraan. Rontgen dada, CT scan, atau tes pencitraan khusus lainnya juga dapat dokter gunakan untuk mendeteksi masalah paru-paru.
- Tes darah. Dokter dapat menggunakan tes darah untuk mencari anemia atau penyakit lain.
- Tes fungsi paru-paru. Tes ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa baik paru-paru bernapas.
- Pemeriksaan latihan kardio pulmoner. Dokter akan meminta pengidap sesak napas untuk menggunakan treadmill atau sepeda statis untuk tes ini. Adapun tujuan dari tes ini adalah mendeteksi jumlah oksigen yang tubuh konsumsi dan karbon dioksida yang tubuh keluarkan selama berolahraga.
Jika Sesak Napas, Apa yang Harus Dilakukan?
Berikut adalah sejumlah pertolongan pertama kondisi ini secara umum:
1. Mengambil udara dengan bibir yang mengerucut
Cara ini adalah cara sederhana untuk mengontrol sesak napas akibat panik, COPD, atau hiperventilasi. Ini membantu memperlambat laju pernapasan dengan cepat, yang membuat setiap napas lebih dalam dan lebih efektif.
Untuk melakukan pernapasan bibir mengerucut ini caranya:
- Rilekskan otot leher dan bahu.
- Tarik napas perlahan melalui hidung selama dua hitungan, tutup mulut.
- Kerutkan bibir seolah-olah kamu akan bersiul.
- Hembuskan napas perlahan dan lembut melalui bibir yang mengerucut hingga hitungan keempat.
2. Tidur dengan posisi rileks
Pengidap sleep apnea dapat mengalami sesak napas saat mereka tidur. Hal ini dapat menyebabkan sering terbangun, yang dapat mengurangi kualitas dan durasi tidur.
Cobalah berbaring miring dengan bantal di antara kaki dan kepala ditinggikan oleh bantal, jaga agar punggung tetap lurus. Kamu juga bisa berbaring telentang dengan kepala terangkat, dan lutut ditekuk, dengan bantal di bawah lutut.
3. Duduk sambil condong ke depan
Beristirahat sambil duduk dapat membantu merilekskan tubuh dan mempermudah pernapasan. Duduklah di kursi dengan kaki rata di lantai, condongkan dada sedikit ke depan.
Kemudian, letakkan siku dengan lembut di atas lutut atau pegang dagu dengan tangan. Ingatlah untuk menjaga otot leher dan bahu tetap rileks.
Posisi ini merupakan salah satu bentuk “sikap tripod”, yang bertujuan untuk menciptakan lebih banyak ruang dalam rongga dada untuk paru-paru.
4. Duduk sambil bersandar pada meja
Jika kamu memiliki kursi dan meja untuk digunakan, kamu dapat mengatur posisi duduk untuk mengatur napas. Berikut caranya:
- Duduklah pada kursi dengan kaki rata di lantai, menghadap ke meja.
- Condongkan dada sedikit ke depan dan sandarkan lengan di atas meja.
- Letakkan kepala pada lengan bawah atau atas bantal.
Posisi ini adalah bentuk lain dari pernapasan tripod, yang menciptakan lebih banyak ruang untuk paru-paru dalam dada.
Pengobatan Sesak Napas
Jika pertolongan pertama tak membuahkan hasil, maka pengobatn secara medis perlu dilakukan. Namun, pengobatan sesak nafas secara medis akan bervariasi, tergantung pada penyebabnya.
Sebagai contoh jika penyebab kondisi ini adalah asma, maka penanganan akan berfokus pada penggunaan obat seperti bronkodilator.
Namun, jika penyebab sesak nafas berkaitan dengan jantung, seperti aritmia, pengobatan dapat dokter lakukan dengan pemberian obat. Salah satunya obat penghambat beta yang bermanfaat untuk menjaga denyut jantung tetap normal.
Bila anda ingin mengetahui pengobatan sesak napas lebih lanjut, maka kamu bisa baca artikel di halaman “Ini Langkah Pengobatan Sesak Napas yang Bisa Dilakukan“
Sebagai tambahan, ada sejumlah perawatan yang juga dapat meningkatkan kemampuan pernapasan, meliputi:
- Latihan fisik. Olahraga dapat memperkuat jantung dan paru-paru sehingga tidak perlu bekerja terlalu keras.
- Teknik relaksasi. Dokter dapat menganjurkan pengidap kondisi ini untuk mempelajari teknik relaksasi dan latihan pernapasan. Perawatan ini dapat membantu dispnea dari kondisi pernapasan yang mendasarinya, serta kecemasan.
- Terapi oksigen. Dokter dapat memberikan asupan oksigen ekstra jika kadar oksigen darah terlalu rendah.
Komplikasi Sesak Napas
Sesak napas secara umum dapat membuat tubuh kekurangan asupan oksigen. Kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi berupa disorientasi atau linglung hingga penurunan kesadaran.
Tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini juga dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti:
- Hipoksemia.
- Hipoksia. Kondisi ini juga dapat menyebabkan komplikasi lainnya. Mengenai komplikasi hipoksia, baca lebih lanjut artikel ini: Jangan Diabaikan, Inilah Komplikasi Akibat Hipoksia.
- Kerusakan otak permanen.
- Kematian.
Pencegahan Sesak Napas
Ada sejumlah upaya yang dapat kamu lakukan untuk mencegah kondisi ini dan menjaga kesehatan paru-paru, yaitu:
- Membuat rencana perawatan dengan dokter jika memiliki kondisi yang mendasari. Hal ini termasuk jenis obat apa yang harus kamu minum, rencana olahraga, perawatan pernapasan, dan perawatan lain yang dokter rekomendasikan.
- Menghindari menghirup bahan kimia yang dapat mengiritasi paru-paru, seperti asap cat dan knalpot mobil.
- Berlatih latihan pernapasan atau teknik relaksasi.
- Tidak merokok. Jika kamu adalah perokok dan ingin berhenti, ketahuilah caranya pada artikel: Ini Cara Berhenti Merokok Secara Aman dan Permanen.
- Mempertahankan berat badan yang ideal.
- Menghindari aktivitas saat cuaca sangat panas atau sangat dingin atau saat kelembapan tinggi. Jika kamu mengidap penyakit paru-paru, pastikan untuk tidak terlalu lama beraktivitas di luar rumah ketika polusi sedang tinggi.
Kapan Harus ke Dokter?
Segeralah periksakan kondisi ke dokter jika kamu mengalami sesak napas. Apalagi jika kondisi ini tak kunjung membaik dan mengganggu aktivitas. Klik gambar di bawah ini untuk hubungi dokter ahli di Halodoc.✔️
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Dyspnea.
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Shortness of breath.
British Lung Foundation. Diakses pada 2023. Breathlessness.
Healthline. Diakses pada 2023. What Can Cause Shortness of Breath and What Does It Feel Like?
Healthline. Diakses pada 2023. 9 Home Treatments for Shortness of Breath (Dyspnea).
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan