halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close
Advertisement

Atresia Ani

REVIEWED_BY  dr. Erlin SpA  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  • Pengertian Atresia Ani
  • Penyebab Atresia Ani
  • Faktor Risiko Atresia Ani
  • Gejala Atresia Ani
  • Diagnosis Atresia Ani
  • Pengobatan Atresia Ani
  • Komplikasi Atresia Ani
  • Pencegahan Atresia Ani
  • Kapan Harus ke Dokter?

Pengertian Atresia Ani

Atresia ani atau disebut juga anus imperforata adalah salah satu jenis cacat atau kelainan yang terjadi sejak lahir.

Kondisi ini menunjukkan perkembangan janin mengalami gangguan sehingga bentuk rektum (bagian akhir usus besar) sampai lubang anus umumnya tidak terbentuk dengan sempurna.

Selain itu, kelainan satu ini juga bisa terjadi di area tubuh yang lain, seperti pada organ pencernaan, saluran kemih, hingga kelamin. Umumnya, atresia ani dikategorikan sebagai berikut:

  • Kelainan di tingkat bawah, yaitu berupa lubang anus yang menyempit atau sama sekali tertutup akibat usus rektum yang masih menempel pada kulit. Lubang anus yang tertutup umumnya disertai dengan cacat lahir lain, seperti gangguan jantung, masalah pada sistem saraf pusat, atau anomali pada tangan dan kaki.
  • Kelainan di tingkat atas, yaitu posisi usus besar yang terletak di rongga panggul bagian atas dan terbentuknya fistula yang menghubungkan rektum dan kandung kemih, uretra, atau vagina. Fistula sendiri merupakan terowongan abnormal yang muncul antara dua saluran normal, seperti antara pembuluh darah, usus, atau organ tubuh.
  • Lubang posterior atau kloaka yang persisten, yaitu kelainan yang menyebabkan rektum, saluran kemih, dan lubang vagina bertemu pada satu saluran yang sama.

Penyebab Atresia Ani

Penyebab pasti atresia ani belum sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini melibatkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan selama perkembangan janin.

Beberapa faktor risiko yang mungkin berperan meliputi:

  • Riwayat keluarga dengan kelainan anorektal.
  • Paparan zat-zat tertentu selama kehamilan (misalnya, alkohol atau obat-obatan tertentu).
  • Kondisi medis tertentu pada ibu (misalnya, diabetes).

Meskipun faktor-faktor ini dapat meningkatkan risiko, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar kasus atresia ani terjadi secara sporadis tanpa penyebab yang jelas.

Faktor Risiko Atresia Ani

Belum diketahui dengan pasti apakah ada faktor yang meningkatkan risiko terjadinya atresia ani pada anak atau tidak. Meski begitu, hal-hal berikut diduga turut meningkatkan risiko atresia ani pada bayi: 

  • Jenis kelamin laki-laki. 
  • Mengidap cacat lahir lain.
  • Penggunaan steroid inhaler saat sedang hamil. 

Ibu bisa Catat, Ini Rekomendasi Vitamin Ibu Hamil yang Bagus.

Gejala Atresia Ani

Kelainan atresia ani ditandai dengan bentuk rektum mencapai lubang anus pada bayi yang tidak bisa berkembang dengan sempurna.

Masalah kesehatan ini pun memiliki beberapa bentuk, antara lain:

  • Lubang anus yang menyempit atau tertutup sepenuhnya.
  • Rektum yang tidak terhubung dengan organ usus besar.
  • Terbentuknya fistula atau saluran yang menjadi penghubung antara bagian rektum dan kandung kemih, uretra, vagina, maupun pangkal penis. 

Jika janin berkembang secara normal, perkembangan organ anus, saluran kemih, dan organ kelamin pada janin umumnya akan mulai terjadi pada kehamilan trimester pertama atau mencapai usia 7 hingga 8 minggu.

Nah, apabila perkembangan organ tersebut mengalami gangguan, makan disebut dengan atresia ani.

Bayi yang mengidap atresia ani biasanya menunjukkan gejala berikut:

  • Lubang anus tidak berada pada tempat yang seharusnya atau justru lahir dengan kondisi tidak memiliki lubang anus. 
  • Posisi lubang anus terlalu dengan vagina jika atresia ani terjadi pada bayi perempuan.
  • Mekonium atau feses pertama yang seharusnya keluar pada bayi setelah dilahirkan justru tidak keluar antara 24 hingga 48 jam setelah bayi lahir.
  • Perut bayi terlihat membesar.
  • Feses keluar dari lubang vagina, skrotum, pangkal penis, atau bagian uretra. 

Diagnosis Atresia Ani

Ketika bayi baru dilahirkan, dokter dibantu dengan petugas medis akan melakukan diagnosis atresia ani secara menyeluruh, termasuk memastikan ada atau tidaknya lubang anus.

Jika saat pemeriksaan dilakukan tidak ditemukan adanya lubang anus, dokter akan segera menjalankan berbagai tes lanjutan untuk memastikan kondisi kesehatan bayi. 

Oleh karena menjadi cacat bawaan lahir karena masalah perkembangan janin, atresia ani biasanya diikuti dengan banyak masalah cacat lahir lainnya, seperti:

  • Kelainan yang terjadi pada ginjal dan saluran urine.
  • Kelainan yang terjadi pada bagian tulang belakang.
  • Kelainan yang terjadi pada organ saluran pernapasan.
  • Kelainan yang terjadi pada bagian kerongkongan.
  • Kelainan yang terjadi pada tungkai dan lengan.
  • Mengidap penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschsprung, Sindrom Down, dan atresia duodenum. 

Guna membantu mendeteksi adanya masalah cacat bawaan yang sering terjadi bersama dengan kondisi atresia ani, dokter biasanya akan melakukan beberapa tes penunjang lainnya, seperti: 

  • Sinar-X abdomen: Untuk melihat adanya obstruksi pada saluran pencernaan.
  • Ultrasonografi (USG): Untuk memeriksa organ-organ internal dan mencari adanya fistula.
  • MRI (Magnetic Resonance Imaging): Untuk memberikan gambaran yang lebih rinci tentang anatomi anorektal.
  • Pemeriksaan fistula: Jika dicurigai adanya fistula, dokter mungkin melakukan pemeriksaan tambahan untuk menentukan lokasi dan ukuran fistula. 

Pengobatan Atresia Ani

Pengobatan untuk atresia ani dilakukan dengan tujuan untuk membantu memperbaiki kondisi anus pada bayi supaya bisa menjalani kehidupan dengan normal.

Sebelum pengobatan lanjutan dilakukan, bayi yang tidak mempunyai lubang anus akan diberikan asupan cairan dan nutrisi lewat cairan infus.

Lalu, apabila terbentuk fistula pada bagian saluran kemih yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi, umumnya dokter akan meresepkan antibiotik.

Umumnya, pilihan pengobatan yang bisa dilakukan guna membantu mengobati atresia ani, yaitu:

1. Pembedahan atau operasi

Pembedahan merupakan pilihan pengobatan paling utama untuk menangani kondisi atresia ani. Tujuannya untuk membuat fungsi dari saluran pencernaan bisa kembali normal.

Jenis operasi dilakukan dengan berdasarkan gejala, jenis, usia, dan tingkat rumitnya bentuk dari atresia ani yang muncul, juga kondisi kesehatan bayi.

Beberapa pilihan operasi yang bisa dilakukan untuk mengobati atresia ani, yaitu:

  • Kolostomi, yaitu prosedur pembuatan lubang atau stoma di bagian dinding perut untuk digunakan sebagai saluran pembuangan yang sifatnya sementara. Nantinya, kotoran yang keluar dari dalam stoma akan ditampung dalam kantong yang disebut colostomy bag. 
  • Pull through, prosedur pembedahan yang dilakukan untuk menyambung bagian anus dan rektum. Umumnya, prosedur operasi satu ini baru dilakukan beberapa bulan setelah prosedur pembedahan kolostomi pertama. 
  • Penutupan kolostomi, prosedur pembedahan lanjutan yang dilakukan guna menutup lubang stoma. Alhasil, pengidap atresia ani bisa mulai mengeluarkan kotoran yang nantinya dibuang melewati rektum dan anus. 
  • Anoplasti perineum, prosedur pembedahan yang dilakukan guna menutup fistula yang terkoneksi dengan bagian saluran kemih maupun vagina. Prosedur tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memastikan lubang anus ada pada posisi yang tepat. 

Perlu diperhatikan bahwa kesuksesan prosedur operasi untuk memperbaiki kondisi atresia ani bisa dibilang cukup tinggi. 

2. Pengaturan diet dan pola makan

Setelah menjalani prosedur pembedahan, pengidap atresia ani dianjurkan untuk mengatur diet dan pola makan.

Misalnya, meningkatkan asupan kaya serat juga mengonsumsi suplemen dan vitamin. Tentunya, hal tersebut guna membuat pengidap tidak terserang sembelit. 

Kamu bisa simak selengkapnya Ini 13 Ciri-Ciri Kehamilan di Minggu Pertama yang Perlu Diketahui.

Komplikasi Atresia Ani

Atresia ani yang tidak ditangani bisa memicu serangkaian komplikasi yang serius. Namun, tindakan operasi juga bisa menimbulkan komplikasi, seperti: 

  • Sembelit atau sembelit.
  • Terjadi perforasi atau robekan pada usus.
  • Mengalami infeksi saluran kencing.
  • Mengalami inkontinensia urine maupun tinja.
  • Terjadi stenosis atau penyempitan pada anus. 

Pencegahan Atresia Ani

Atresia ani merupakan kondisi kelainan kongenital atau cacat bawaan, sehingga kemunculannya sudah pasti sulit dicegah. Akan tetapi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan ibu hamil guna mengurangi risiko kelainan saat kehamilan, yaitu: 

  • Menjalani pemeriksaan genetik apabila terdapat riwayat atresia ani atau masalah kongenital lain sebelum merencanakan kehamilan. 
  • Melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin dan memastikan mengonsumsi semua suplemen dari dokter. 
  • Mengelola kondisi medis yang sudah ada, misalnya diabetes.
  • Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi selama kehamilan.
  • Menghindari paparan zat-zat berbahaya selama kehamilan, contohnya alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera lakukan tindakan penanganan jika bayi diketahui mengalami atresia ani.

Jangan lupa, rutin lakukan pemeriksaan kesehatan dengan dokter untuk mencegah cacat bawaan ini terjadi.

Selain itu, ibu juga bisa memeriksakan kondisi kesehatan si Kecil ke dokter spesialis anak di Halodoc.

chat dengan dokter

Kamu bisa beli obat online atau produk kesehatan lainnya dengan praktis dan mudah di Apotek Online Halodoc. 

Toko Kesehatan Halodoc Produknya 100% asli dan tepercaya. Tanpa perlu antre, obat bisa diantar hanya dalam 1 jam langsung dari apotek terdekat dari lokasi kamu berada. 

Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga dan dapatkan obat dari apotek 24 jam terdekat! 

Diperbarui pada 25 November 2025.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2025. Imperforate Anus.
Nationwide Children’s. Diakses pada 2025. Anorectal Malformations (Imperforate Anus): Diagnosis and Treatment.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp