Bunuh Diri
DAFTAR ISI
- Apa Itu Bunuh Diri?
- Penyebab Bunuh Diri
- Faktor Risiko Bunuh Diri
- Apa Kata Riset?
- Bunuh Diri Bukan Solusi
- Gejala Bunuh Diri
- Pencegahan Bunuh Diri
- Cara Mengatasi Depresi Berat dan Terhindar dari Pikiran Bunuh Diri
- Hubungi Psikiater Ini Jika Orang Terdekat Punya Keinginan Bunuh Diri
- Cek Kondisi Kesehatan Mental dengan Fitur Ini
Peringatan!
Artikel ini mengandung pembahasan yang mungkin sensitif bagi beberapa orang.
Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala gangguan kesehatan mental, ada baiknya untuk menghubungi ahli seperti psikolog klinis atau psikiater di Halodoc untuk membantu mengevaluasi kondisi kesehatan mental.
Apa Itu Bunuh Diri?
Bunuh diri adalah tindakan seseorang yang secara sengaja mengakhiri hidupnya sendiri. Bundir bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti overdosis obat, gantung diri, mencelakai diri di jalan raya, atau melompat dari tempat tinggi.
Bunuh diri seringkali merupakan manifestasi dari kesedihan mendalam, putus asa, atau rasa putus harapan yang mendalam pada diri seseorang.
Ini adalah masalah serius, yang memengaruhi individu dari berbagai latar belakang dan dapat memiliki dampak yang menghancurkan bagi keluarga dan masyarakat.
Penyebab Bunuh Diri
Terdapat berbagai hal yang menjadi pemicu seseorang memutuskan untuk bundir, antara lain:
1. Masalah kesehatan mental
Depresi, gangguan bipolar, atau skizofrenia adalah beberapa jenis masalah kesehatan mental yang dapat menjadi pemicu utama bunuh diri.
Individu yang mengalami gangguan mental sering kali menghadapi perasaan putus asa yang mendalam, serta sulit untuk menemukan harapan akan pemulihan.
2. Tekanan emosional
Kehilangan orang yang dicintai, perceraian, atau mengalami kegagalan dalam hidup dapat menyebabkan tekanan emosional yang berat.
Rasa putus asa yang diakibatkan oleh peristiwa-peristiwa tersebut, faktanya dapat mendorong seseorang untuk memilih bunuh diri sebagai cara untuk mengakhiri penderitaan dirinya.
3. Merasa terisolasi
Rasa kesepian dan isolasi sosial juga dapat menjadi faktor pemicu bunuh diri.
Ketika seseorang merasa terisolasi dan tidak memiliki dukungan sosial yang memadai, mereka mungkin merasa bahwa sudah tidak ada memiliki alasan untuk terus hidup.
4. Mengalami pelecehan dan kekerasan
Pengalaman pelecehan fisik, seksual, atau emosional dapat meninggalkan luka yang dalam pada seseorang, serta menyebabkan rasa putus asa yang mendalam.
Beban psikologis yang ditimbulkan oleh pelecehan tersebut, tak jarang dapat memicu pikiran bunuh diri.
5. Masalah keuangan
Masalah keuangan seperti hutang yang menumpuk, kehilangan pekerjaan, atau kesulitan keuangan lainnya juga dapat menjadi pemicu bunuh diri.
Ketidakmampuan untuk mengatasi masalah keuangan dapat menimbulkan perasaan putus asa dan tanpa harapan.
Faktor Risiko Bunuh Diri
Adapun berbagai faktor yang bisa memicu seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri, seperti:
1. Riwayat kekerasan atau pelecehan
Individu yang pernah mengalami kekerasan atau pelecehan fisik, seksual, atau emosional memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri.
Trauma dari pengalaman tersebut dapat menyebabkan ketidakstabilan mental yang berpotensi mengarah pada tindakan bunuh diri.
2. Riwayat keluarga bunuh diri
Ketika seseorang memiliki anggota keluarga yang melakukan bunuh diri, maka risiko mereka untuk melakukan hal yang sama, juga turut meningkat.
Hal ini bisa disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan keluarga yang tidak sehat, atau paparan terhadap perilaku bunuh diri.
3. Penyalahgunaan zat
Penggunaan obat-obatan terlarang atau alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
Penyalahgunaan zat dapat mengganggu keseimbangan kimia dalam otak dan memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan yang rasional.
4. Gangguan kepribadian
Orang dengan gangguan kepribadian, seperti gangguan kepribadian borderline atau antisosial, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri.
Gangguan kepribadian seringkali terkait dengan masalah emosional dan perilaku yang dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
5. Tingkat stres yang tinggi
Memiliki tingkat stres yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari, baik akibat tekanan pekerjaan, masalah keuangan, atau konflik interpersonal, juga dapat menjadi faktor risiko bunuh diri.
Ketidakmampuan untuk mengatasi stres, dapat membuat seseorang merasa putus asa dan seperti tak memiliki harapan.
Fakta Tentang Bunuh Diri
Media sosial dapat menjadi alat yang berguna untuk menghubungkan orang dan mencari dukungan. Disisi lain, media sosial juga dapat memperkuat perasaan kesepian dan isolasi, yang dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
id=”h-riset”Apa Kata Riset?
Penelitian yang dipublikasikan dalam BMJ Ment Health bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko bunuh diri pada orang dewasa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai faktor, termasuk gangguan kesehatan mental seperti depresi dan gangguan kecemasan, serta riwayat percobaan bunuh diri sebelumnya, merupakan faktor risiko yang kuat untuk terjadinya bunuh diri.
Faktor-faktor sosial ekonomi, riwayat keluarga, dan peristiwa hidup yang buruk juga terkait dengan peningkatan risiko bunuh diri, namun dengan tingkat pengaruh yang lebih rendah.
Secara sederhana, penelitian ini menemukan bahwa berbagai faktor, baik faktor psikologis, sosial, maupun faktor terkait kehidupan pribadi, dapat meningkatkan risiko bunuh diri. Namun, risiko tersebut berbeda-beda tingkat keparahannya.
Bunuh Diri Bukan Solusi
Meskipun terasa seperti jalan keluar dari kesulitan hidup, tindakan tersebut hanya mengakhiri kehidupan seseorang tanpa menyelesaikan masalah yang ada.
Berikut beberapa alasan yang perlu kamu pahami betul, mengapa bunuh diri bukanlah solusi:
1. Masalah hanya sementara, kehidupan adalah proses
Perasaan sedih, putus asa, atau tekanan yang ada hanyalah sementara. Semua kondisi ini tentu saja akan berubah seiring waktu.
Kehidupan merupakan proses yang penuh dengan dinamika. Jadi, akan selalu ada masalah yang datang maupun pergi.
Meskipun, tampaknya mustahil untuk diatasi, kamu harus yakin bahwa kondisi ini akan membaik seiring berjalannya waktu. Tetaplah berusaha dan jangan menyerah.
2. Meninggalkan rasa sakit kepada orang lain
Bunuh diri tidak hanya mengakhiri rasa sakit seseorang, tetapi juga menciptakan rasa sakit yang mendalam bagi keluarga, teman, dan orang-orang yang peduli.
Mereka yang ditinggalkan akan merasa bersalah, bingung, dan sangat terpukul oleh kehilangan.
Hal ini bisa berdampak sangat besar dan memengaruhi orang lain seumur hidup mereka.
3. Tidak memberikan peluang untuk perubahan
Bunuh diri hanya menutup semua kemungkinan untuk perubahan dan pertumbuhan pribadi.
Banyak orang yang pernah merasa putus asa akhirnya menemukan cara untuk bangkit, apakah itu melalui terapi, dukungan dari orang lain, atau perubahan kecil dalam kehidupan mereka.
Bunuh diri menutup semua potensi hal-hal baik yang bisa terjadi.
4. Kesulitan bisa diatasi dengan bantuan
Hampir semua masalah dalam hidup dapat dicari solusinya dengan bantuan, entah itu dukungan sosial, konseling, atau perawatan medis.
Seseorang yang merasa putus asa karena tekanan kehidupan sering kali merasa terisolasi.
Tetapi, berbicara dengan seseorang yang peduli bisa memberikan sudut pandang baru dan membantu keluar dari perasaan tersebut.
5. Kesehatan mental sangat bisa dipulihkan
Banyak orang yang mengalami perasaan ingin bunuh diri akhirnya pulih dengan pengobatan dan terapi yang tepat.
Gangguan mental seperti depresi atau kecemasan yang sering menjadi pemicu perasaan ini dapat diobati dengan cara yang efektif.
Tak sedikit yang pernah berada di titik terendah akhirnya merasa lebih baik setelah menjalani pengobatan atau terapi yang sesuai.
6. Kehidupan penuh dengan potensi dan harapan
Setiap manusia punya potensi untuk mengalami perubahan positif dalam hidup.
Terkadang, kamu hanya perlu waktu, dukungan, dan bantuan untuk menyadari bahwa ada harapan dan kesempatan baru.
Kehidupan bisa menawarkan banyak hal yang belum ditemukan dan bunuh diri berarti menutup diri dari peluang itu.
7. Tidak menyelesaikan masalah
Bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapi, karena masalah hidup akan tetap ada, bahkan jika seseorang telah tiada.
Pada kenyataannya, perasaan dan kesulitan yang dihadapi dapat diatasi dengan cara yang lebih efektif.
Contohnya seperti mencari bantuan profesional, berbicara dengan orang yang dipercaya, atau mengeksplorasi jalan-jalan baru dalam hidup.
Gejala Bunuh Diri
Ada beberapa hal yang menandakan seseorang ingin bundir. Nah, tanda-tanda ini umumnya mirip dengan masalah kesehatan mental.
Gejala yang bisa diamati, antara lain:
- Mengalami perubahan drastis dalam perilaku atau suasana hati. Mereka mungkin menjadi lebih tertutup atau lebih agresif dari biasanya.
- Cenderung menarik diri dari aktivitas sosial dan interaksi dengan orang lain. Mereka mungkin menghindari pertemuan dengan teman atau keluarga dan lebih memilih untuk menyendiri.
- Memberikan isyarat atau ungkapan langsung tentang keinginan mereka untuk mati. Mereka bisa mengungkapkan perasaan putus asa atau tanpa harapan secara terbuka, kepada orang lain atau melalui sosial media.
- Mulai mempersiapkan diri dengan memberikan barang-barang berharga kepada orang lain, menyusun surat-surat perpisahan, atau membuat rencana tentang cara mereka akan melakukan bunuh diri.
- Mulai menunjukkan tanda-tanda keterikatan dengan kematian, seperti sering membicarakan tentang kematian atau menghabiskan waktu dengan mencari informasi tentang metode bunuh diri.
Catat, Ini Panduan Pertolongan Pertama Pencegahan Bunuh Diri.
Pencegahan Bunuh Diri
Faktanya, bunuh dari masih bisa dicegah. Ada beberapa tindakan pencegahan yang bisa kamu lakukan, antara lain:
1. Mengenal lebih dalam tentang masalah kesehatan mental
Penting untuk mengenali tanda-tanda masalah kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan dengan segera dan memberikan intervensi yang tepat.
Konseling dan terapi psikologi dapat membantu individu untuk mengatasi masalah mereka dan mengurangi risiko bunuh diri.
2. Hilangkan stigma negatif seputar gangguan jiwa
Stigma seputar gangguan jiwa seringkali menghalangi individu untuk mencari bantuan dan dukungan yang mereka butuhkan.
Hal ini yang kemudian membuat banyak orang merasa malu atau enggan untuk meminta bantuan dari orang terdekat atau profesional medis.
Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang masalah kesehatan mental dan menghilangkan stigma, dapat membuat individu lebih nyaman untuk mencari perawatan.
3. Mendorong masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang tindakan bunuh diri
Masyarakat juga harus lebih menyadari tentang tanda-tanda dan gejala bunuh diri, agar mereka dapat mengenalinya dan memberikan dukungan kepada orang-orang yang berpotensi melakukan bunuh diri.
4. Belajar mengelola stres dan masalah emosional
Mengajarkan keterampilan untuk mengelola stres dan masalah emosional, dapat membantu individu untuk mengatasi rasa putus asa dan tanpa harapan yang sering kali menjadi pemicu bunuh diri.
Caranya bisa dengan melakukan teknik relaksasi, meditasi, dan keterampilan koping yang sehat. Ketika Memutuskan Bunuh Diri, Ini yang Terjadi pada Otak Seseorang.
Cara Mengatasi Depresi Berat dan Terhindar dari Pikiran Bunuh Diri
Apabila kamu atau orang terdekat memiliki keinginan untuk bunuh diri, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:
1. Jangan ragu untuk meminta bantuan psikolog atau psikiater
Langkah pertama yang penting dalam mengatasi depresi berat dan menghindari pikiran bunuh diri adalah dengan mencari bantuan profesional.
Konseling dan terapi dapat membantu individu untuk mengidentifikasi penyebab depresi dan mengembangkan strategi untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Konsumsi obat antidepresan yang diresepkan psikiater
Setelah melakukan konsultasi medis, psikiater mungkin akan meresepkan sejumlah obat, salah satunya antidepresan. Mengonsumsi obat antidepresan dianggap paling efektif, khususnya bagi pengidap depresi sedang hingga berat.
Obat antidepresan akan diresepkan jika seseorang sudah mencoba terapi psikoterapi seperti terapi perilaku kognitif (CBT), tetapi belum berhasil atau belum ada perubahan.
Obat ini bekerja dengan cara mengatur kadar neurotransmitter di otak seperti serotonin, noradrenalin dan domain, yang kemudian bisa memengaruhi suasana hati seseorang. Dengan begitu, diharapkan keinginan untuk bunuh diri bisa berkurang.
Sejauh ini ada beberapa rekomendasi obat antidepresan yang kerap diresepkan oleh dokter. Daftar merek obatnya bisa kamu cari tahu pada artikel berikut ini:
- Ini Pilihan Obat Penenang Depresi yang Biasa Diresepkan Dokter.
- Ini 7 Rekomendasi Obat Penenang yang Aman Atas Anjuran Dokter.
Setelah mendapatkan resep dari dokter, obat-obatan tersebut bisa kamu beli dengan mudah di Toko Kesehatan Halodoc.
3. Mempelajari keterampilan untuk mengelola emosi
Belajar keterampilan untuk mengelola emosi seperti stres, kemarahan, dan kecemasan, sangat penting untuk dilakukan. Hal ini dapat membantu kamu untuk mengatasi perasaan putus asa yang sering kali menjadi ciri khas depresi berat.
Untuk mengelola emosi, kamu bisa coba teknik relaksasi, meditasi, dan keterampilan pernapasan. Selain itu, kamu bisa juga mencoba terapi musik, journaling, atau melakukan grounding di alam.
4. Menerapkan gaya hidup sehat
Gaya hidup sehat memiliki dampak besar pada kesehatan mental seseorang.
Pastikan kamu menerapkan pola makan seimbang, berolahraga secara teratur, dan memastikan tidur yang cukup, supaya kesehatan mental tetap terjaga, serta keinginan bunuh diri berkurang.
5. Hindari menggunakan zat terlarang
Penggunaan obat-obatan terlarang atau alkohol dapat memperburuk gejala depresi dan meningkatkan pikiran bunuh diri. Oleh sebab itu, jangan pernah menggunakan zat tersebut dan segera mencari bantuan jika terlanjur mengalami kecanduan.
6. Minta dukungan dari orang terdekat
Perhatian dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan dapat memberikan dukungan emosional yang penting, dalam mengatasi depresi berat dan menghindari pikiran bunuh diri.
Jangan ragu untuk bicara dengan orang lain tentang perasaan dan pengalaman yang kamu alami. Jika pikiran sudah tak terbendung, berikut Pertolongan Pertama saat Memiliki Pikiran Bunuh Diri yang wajib kamu lakukan.
Hubungi Psikiater Ini Jika Orang Terdekat Punya Keinginan Bunuh Diri
Apabila kamu mengalami tanda-tanda di atas dan butuh bantuan professional, jangan ragu untuk segera menghubungi dokter atau psikiater di Halodoc.
Kamu bisa menceritakan semua kendala yang kamu alami, saat kamu tidak memiliki orang terdekat yang bisa menjadi teman cerita.
Jangan khawatir, konseling di Halodoc aman dan privasi pasti terjaga. Para ahli ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani:
Ini daftarnya:
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc. Ayo pakai Halodoc sekarang!
Cek Kondisi Kesehatan Mental dengan Fitur Ini
Apakah kamu masih bingung dengan kondisi kesehatan mental kamu? Sebelum mengambil kesimpulan sendiri, ada baiknya kamu melakukan cek kesehatan mental mandiri menggunakan tes-tes sederhana yang ada di Halodoc.
Nah, berikut beberapa tes kesehatan mental yang bisa kamu coba:
Cek Stres
Tes sederhana untuk mengukur tingkat stres yang kamu rasakan.
Tes Depresi
Tes untuk mengukur tingkat depresi yang kamu alami. Tes ini singkat dan valid secara ilmiah serta telah digunakan oleh tenaga kesehatan.
Tes ini berisi 9 pertanyaan menggunakan skala 0 sampai 3 untuk menghitung skor akhir.
Jangan khawatir, skor kamu bersifat rahasia dan ahli kesehatan mental hanya dapat melihat informasimu jika kamu membagikannya.
Tes Gangguan Kecemasan
Ini adalah tes gangguan kecemasan dengan tes Generalized Anxiety Disorder-7. Ini adalah tes yang singkat dan valid secara ilmiah, serta telah digunakan oleh tenaga kesehatan.
Tes ini berisi 7 pertanyaan menggunakan skala 0 sampai 3 untuk menghitung skor akhir.
Jangan khawatir, skor kamu bersifat rahasia dan ahli kesehatan mental hanya dapat melihat informasimu jika kamu membagikannya.
Apabila tes tersebut menunjukkan adanya gangguan kesehatan mental, segera hubungi psikolog atau psikiater di Halodoc untuk mendapat penanganan terbaik.