Cubital Tunnel Syndrome

Pengertian Cubital Tunnel Syndrome
Cubital tunnel syndrome adalah kondisi yang melibatkan adanya penekanan atau peregangan pada saraf ulnaris (daerah lengan bawah, dekat siku), yang menyebabkan rasa kebas pada jari manis dan jari kelingking, nyeri di lengan bawah yang dapat disertai kelemahan di tangan. Saraf ulnaris ini berjalan di sisi bagian dalam siku.
Faktor Risiko Cubital Tunnel Syndrome
Beberapa faktor risiko yang termasuk dalam cubital tunnel syndrome, antara lain:
- Cedera kepala yang melibatkan daerah anggota gerak bagian atas.
- Usia lebih dari 40 tahun.
- Aktivitas dengan gerakan tertentu seperti melempar.
- Pekerjaan yang membutuhkan gerakan menekuk siku dalam waktu yang lama, seperti operator telepon.
- Mengistirahatkan daerah siku pada permukaan yang keras dalam waktu yang lama.
- Memiliki kista di dekat sendi siku.
- Riwayat dislokasi dan patah siku.
- Kegemukan.
Penyebab Cubital Tunnel Syndrome
Terdapat beberapa penyebab dari gangguan saraf ulnaris ini. Beberapa di antaranya termasuk:
- Tekanan. Saraf memiliki sedikit bantalan di atasnya. Tekanan langsung (seperti menyandarkan lengan pada suatu sandaran) dapat memberikan tekanan konstan pada saraf, hal ini menyebabkan lengan dan tangan di bawahnya tidak mendapatkan rangsangan dari yang mempersarafinya.
- Peregangan. Menjaga siku tertekuk dalam waktu yang lama dapat meregangkan saraf di belakang siku. Hal ini sering terjadi saat kita tertidur, di mana terkadang siku berada dalam posisi tertekuk dalam waktu yang lama.
- Lokasi anatomi. Terkadang saraf ulnaris berada tidak pada tempatnya. Gerakan berulang di bagian siku dapat mengiritasi saraf tersebut. Terkadang jaringan lunak di sekitar saraf menjadi lebih tebal atau terdapat otot ekstra di atas posisi saraf yang membuat fungsi saraf ikut terganggu.
Gejala Cubital Tunnel Syndrome
Sebagian besar orang dengan cubital tunnel syndrome merasakan gejala sebagai berikut:
- Nyeri, kesemutan, dan kelemahan pada lengan bagian bawah dan beberapa jari.
- Kelemahan kekuatan otot.
- Terbangun pada malam hari karena nyeri atau kesemutan pada tangan atau jari, terutama pada bagian jari manis dan jari telunjuk.
- Kesulitan melipat dan meluruskan siku.
- Kesulitan dalam menggerakkan tangan atau jari.
- Hilangnya kemampuan otot pada daerah tangan dan jari.
Diagnosis Cubital Tunnel Syndrome
Diagnosis dapat ditegakkan dengan melihat riwayat pasien dan pemeriksaan fisik, diikuti dengan pemeriksaan penunjang yang dilakukan.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:
- USG. Pemeriksaan dilakukan untuk melihat posisi dari saraf ulnaris di daerah siku.
- MRI. Melihat perubahan struktural dari saraf ulnaris dan lingkungannya.
- X-Ray. Pemeriksaan dilakukan untuk melihat kondisi tulang siku dan memeriksa kondisi sendi.
- Tes Konduksi Saraf. Pemeriksaan dilakukan untuk mengukur seberapa cepat sinyal berjalan ke saraf untuk menemukan kompresi atau penyempitan saraf.
- Elektromiogram (EMG). Tes ini dilakukan untuk memastikan fungsi saraf dan otot dengan menguji otot lengan bawah yang dikendalikan oleh saraf ulnaris. Jika otot tidak bekerja sesuai dengan fungsinya, ini menandakan adanya gangguan masalah.
Komplikasi Cubital Tunnel Syndrome
Ketika tidak tertangani dengan baik, cubital tunnel syndrome dapat menyebabkan kelemahan pada otot dan hilangnya sensasi nyeri dan perabaan sensoris pada daerah tangan dan lengan bawah.
Pengobatan Cubital Tunnel Syndrome
Pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi cubital tunnel syndrome dengan menghentikan aktivitas yang dapat memicu gejala.
Untuk sebagian besar kasus cubital tunnel syndrome, dokter memberikan bidai atau bantalan pelindung siku untuk dipakai sepanjang malam, yaitu:
- Pelindung siku. Pelindung siku keras dapat digunakan untuk menjaga siku dalam sebuah posisi yang tetap, bersamaan dengan pola aktivitas untuk melunakkan daerah siku.
- Pembedahan. Dilakukan apabila gejala memberat dan bertahan hingga lebih dari 6 bulan. Apabila gejala bertambah berat dan tidak bereaksi dengan berbagai macam pengobatan, maka pilihan untuk melakukan pembedahan menjadi penting.
Selain itu, perawatan juga dilakukan untuk menurunkan gejala, seperti:
- Pemberian obat anti inflamasi, seperti ibuprofen dan naproxen.
- Suntikan steroid untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit.
Pencegahan Cubital Tunnel Syndrome
Pencegahan dapat dilakukan dengan beberapa hal berikut:
- Membatasi aktivitas yang dapat memperburuk keadaan, seperti bermain tenis atau golf.
- Tidak menyandarkan siku saat menyetir atau duduk.
- Menjaga agar lengan tetap lurus saat istirahat.
- Menggunakan bidai saat tidur untuk mencegah lengan menjadi terlipat.
- Mencegah adanya cedera pada daerah siku.
- Hindari meletakkan siku terlalu lama khususnya pada area yang keras.
- Lakukan pemanasan atau gerakan ringan sebelum melakukan aktivitas dengan penggunaan siku yang cukup intens.
Kapan Harus ke Dokter?
Ketika merasakan nyeri pada daerah siku yang menjalar hingga lengan bawah yang sangat mengganggu bahkan hingga tidak dapat menggerakkan tangan dan jari bagian bawah, kamu harus memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pilihan pengobatan yang tepat.
Munculnya sensasi mati rasa, kesemutan, atau lemah pada salah satu bagian tangan juga menjadi kondisi yang perlu diwaspadai dan dilakukan pemeriksaan mendetail.
Selain itu, jika kamu mengalami nyeri atau kesulitan bergerak yang memengaruhi aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan. Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter pilihan di rumah sakit terdekat. Caranya download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play.
Referensi:
Cedars Sinai. Diakses pada 2022. Cubital Tunnel Syndrome.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Cubital Tunnel Syndrome.
Diperbarui pada 2 Maret 2022.
Topik Terkini
Artikel Terkait





