halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Dekongestan

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  1. Apa itu Dekongestan?
  2. Manfaat Dekongestan
  3. Dosis Dekongestan
  4. Hubungi Dokter Ini sebelum Konsumsi Dekongestan
  5. Cara Penggunaan Dekongestan
  6. Perhatian Penggunaan Dekongestan
  7. Efek Samping Dekongestan
  8. Interaksi Dekongestan
  9. Kontraindikasi Dekongestan

Apa itu Dekongestan?

Dekongestan adalah jenis obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala hidung tersumbat atau pilek.

Obat ini bekerja dengan cara menyempitkan pembuluh darah di saluran pernapasan, sehingga mengurangi pembengkakan dan produksi lendir berlebih. 

Obat ini tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk tablet, kapsul, cairan oral, atau semprot hidung.

Jenis paling umum adalah yang dioleskan pada hidung dalam bentuk semprot hidung atau tetes hidung. Beberapa obat juga dikombinasikan dengan antihistamin, yang membantu mengurangi gejala alergi.

Kamu juga bisa mengenal lebih dalam tentang antihistamin dengan klik artikel ini: Mengenal Antihistamin, Obat Untuk Meredakan Reaksi Alergi.

Manfaat Dekongestan

Obat ini memiliki beberapa manfaat yang berguna dalam mengatasi gejala hidung tersumbat atau pilek. Berikut ini adalah beberapa manfaat utamanya:

1. Meringankan gejala pilek

Obat ini membantu meredakan gejala pilek seperti hidung tersumbat, pilek, dan produksi lendir berlebih.

Dengan mengurangi pembengkakan dan produksi lendir, obat membantu mengurangi kelebihan lendir pada saluran pernapasan.

2. Memfasilitasi drainase sinus

Obat yang diberikan dalam bentuk semprot hidung atau tetes hidung dapat membantu memfasilitasi drainase sinus.

Hal Ini dapat membantu mengurangi pembengkakan dan tekanan pada sinus, sehingga meredakan gejala sinusitis.

3. Meningkatkan kenyamanan saat terbang atau naik gunung

Cara kerjanya dengan membantu mengurangi pembengkakan pada saluran pernapasan dan telinga tengah.

4. Meningkatkan efektivitas obat lain

Pemberian obat sebelum menggunakan obat lain, seperti antihistamin, dapat meningkatkan efektivitasnya.

Kombinasi tersebut dapat membantu mengurangi gejala alergi seperti hidung tersumbat dan bersin.

5. Mengurangi hidung tersumbat

Manfaat utama obat adalah membantu mengurangi pembengkakan pada saluran pernapasan dan menyempitkan pembuluh darah di hidung.

Hal ini membantu membuka saluran udara dan meningkatkan laju pernapasan.

Dosis Dekongestan

Dosis obat dapat bervariasi tergantung pada jenis yang digunakan dan kondisi kesehatan individu.

Namun, di bawah ini adalah beberapa pedoman umum penggunaannya:

Dalam bentuk oral (tablet atau kapsul):

  • Dewasa: 30 hingga 60 miligram setiap 4 sampai 6 jam. Dosis tidak melebihi 240 miligram sehari.
  • Anak-anak: Dosis penggunaan ditentukan langsung oleh dokter berdasarkan usia dan berat badan mereka.

Dalam bentuk semprot hidung atau tetes hidung:

  • Dewasa: 1 hingga 2 kali semprot atau 2 hingga 3 tetes ke setiap lubang hidung, dengan interval 4 sampai 6 jam.
  • Anak-anak: Dosis penggunaan ditentukan langsung oleh dokter berdasarkan usia dan berat badan mereka.

Penting untuk mengikuti petunjuk dosis yang tertera pada kemasan produk atau sesuai dengan instruksi dokter.

Jangan melebihi dosis yang direkomendasikan, kecuali atas saran dokter. 

Hubungi Dokter Ini sebelum Konsumsi Dekongestan

Apabila kamu atau orang tersayang hendak mengonsumsi dekongestan, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu pada dokter di Halodoc untuk mendapatkan saran yang tepat.

Dokter spesialis berikut ini memiliki pengalaman lebih dari 9 tahun, sehingga mereka mampu memberikan panduan sebelum menggunakan dekongestan.

Tak perlu khawatir, sebab mereka telah menerima ulasan positif dari pasien-pasien sebelumnya yang mereka tangani.

Berikut ini daftar rekomendasinya:

1. dr. Haerul Saleh Sp.THT-KL

Kamu bisa berkonsultasi dengan dokter Haerul Saleh Sp.THT-KL, seorang alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin pada tahun 2011 dan 2019.

Ia kini membuka praktik di Gorontalo dan telah tercatat sebagai anggota Perhimpunan Ahli Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher Indonesia (PERHATI-KL).

Berbekal pengalaman selama 12 tahun, dr. Haerul Saleh Sp.THT-KL dapat memberikan informasi seputar dekongestan, termasuk dosis dan aturan pakai.

Selain itu, ia juga bisa mengatasi masalah seperti sinus, infeksi telinga, radang amandel, mimisan, alergi hidung, sakit tenggorokan, dan pilek.

Chat dr. Haerul Saleh Sp.THT-KL mulai dari Rp 85.000,- di Halodoc.  

2. dr. I Gede Wahyu Adi Raditya Sp.THT-KL

Dokter selanjutnya yang bisa kamu hubungi adalah I Gede Wahyu Adi Raditya Sp.THT-KL. Ia merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada 2015 dan 2021.

Saat ini, ia berpraktik di Badung dan Denpasar, Bali serta tergabung dalam Perhimpunan Ahli Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher Indonesia (PERHATI-KL) dengan nomor STR 5111606321164789.

Dengan pengalaman selama 10 tahun, dr. I Gede Wahyu Adi Raditya Sp.THT-KL dapat kamu percayai dalam memberikan panduan sebelum mengonsumsi dekongestan.

Ia juga bisa memberikan konsultasi terkait sakit tenggorokan dan pilek, infeksi telinga, sinus, alergi hidung, dan gangguan pendengaran. 

Chat dr. I Gede Wahyu Adi Raditya Sp.THT-KL mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.

Itulah dokter rekomendasi yang siap memberikan kamu informasi maupun panduan sebelum hendak menggunakan dekongestan.

Dengan aplikasi Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter kapan saja dan di mana saja dengan mudah dan aman.

Kamu tidak perlu khawatir jika dokter sedang offline atau tidak tersedia. Sebab, kamu tetap bisa memesan jadwal konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, hubungi dokter dengan Halodoc sekarang juga!

Cara Penggunaan Dekongestan

Berikut ini adalah cara penggunaan yang disarankan:

1. Baca petunjuk penggunaan

Setiap jenis obat mungkin memiliki petunjuk penggunaan yang sedikit berbeda. Sebelum menggunakannya, baca dan ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan atau ikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter atau apoteker.

2. Pastikan dosis yang tepat

Pastikan kamu menggunakan dosis yang tepat sesuai dengan instruksi yang diberikan. Jangan melebihi dosis yang direkomendasikan, kecuali atas saran dokter.

3. Gunakan sesuai bentuk

Obat tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk tablet, kapsul, cairan oral, atau semprot hidung. Gunakan obat sesuai bentuknya.

Jika menggunakan dalam bentuk semprot hidung atau tetes hidung, pastikan untuk menyemprotkannya ke dalam hidung sesuai petunjuk.

4. Patuhi jadwal penggunaan

Penggunaan obat dianjurkan dalam jangka waktu yang singkat, biasanya tidak lebih dari beberapa hari.

Patuhi jadwal penggunaan yang disarankan dan hindari penggunaan jangka panjang tanpa saran medis.

5. Konsultasikan dengan dokter

Jika gejala tidak membaik setelah penggunaan obat, atau jika terdapat efek samping yang mengkhawatirkan, segera hubungi dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan saran medis.

Perhatian Penggunaan Dekongestan

Ada beberapa perhatian yang perlu diperhatikan dalam penggunaan dekongestan. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Batasi penggunaan jangka panjang

Obat sebaiknya digunakan hanya dalam jangka waktu yang singkat, biasanya tidak lebih dari beberapa hari.

Penggunaan jangka panjang atau berlebihan dapat menyebabkan efek samping dan masalah kesehatan lainnya.

2. Hindari penggunaan berlebihan

Jangan melebihi dosis yang direkomendasikan oleh dokter atau yang tertera pada kemasan.

Menggunakan obat dalam dosis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan dan berbahaya.

3. Tidak cocok untuk semua orang

Beberapa orang mungkin memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Terkait hal tersebut, diskusikan dengan dokter sebelum menggunakannya.

4. Ketergantungan

Penggunaan obat dalam jangka waktu yang lama atau berlebihan dapat menyebabkan ketergantungan.

Penghentian penggunaan obat secara tiba-tiba setelah penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan gejala penarikan.

5. Interaksi obat

Obat dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain yang sedang Anda konsumsi.

Beri tahu dokter atau apoteker tentang semua obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang kamu gunakan sebelum menggunakannya.

Efek Samping Dekongestan

Obat dapat menyebabkan efek samping ringan, termasuk:

  • Mual atau muntah.
  • Gugup.
  • Gangguan kecemasan.
  • Kelemahan.
  • Sakit kepala.
  • Mulut kering.

Efek samping khusus untuk semprotan hidung meliputi:

  • Terbakar, menyengat, atau kering di dalam lubang hidung.
  • Peningkatan lendir hidung.
  • Bersin-bersin.

Efek samping yang lebih serius ini jarang terjadi, tetapi penting untuk diperhatikan:

  • Kecemasan.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Perubahan detak jantung.
  • Insomnia.
  • Tremor.
  • Pusing parah atau pingsan.
  • Mati rasa atau nyeri pada tangan atau kaki.
  • Halusinasi.
  • Kejang.
  • Psikosis.
  • Kesulitan buang air kecil.

Obat secara kimia berhubungan dengan adrenalin dan stimulan alami tubuh.

Mengonsumsi kafein dan alkohol dapat meningkatkan efek stimulan dan memperburuk efek samping dari obat ini.

Interaksi Dekongestan

Dekongestan dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat, contohnya:

1. Interaksi dengan obat tekanan darah tinggi

Jika sedang mengonsumsi obat tekanan darah tinggi, penggunaan dekongestan dapat mengganggu pengaturan tekanan darah.

Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat jika kamu memiliki tekanan darah tinggi.

2. Interaksi dengan obat penekan nafsu makan atau stimulan

Jika sedang mengonsumsi obat penekan nafsu makan atau stimulan, penggunaan dekongestan dapat memperkuat efek samping.

Contohnya seperti peningkatan denyut jantung, kegelisahan, atau gangguan tidur.

3. Interaksi dengan obat antidepresan

Beberapa jenis obat antidepresan, seperti inhibitor reuptake serotonin (SSRI), dapat berinteraksi dengan dekongestan dan menyebabkan peningkatan risiko sindrom serotonin. 

Sindrom serotonin adalah kondisi serius yang ditandai dengan gejala seperti kebingungan, kegelisahan, berkeringat, getaran, atau perubahan detak jantung.

4. Interaksi dengan obat golongan MAO inhibitor

Menggunakan dekongestan bersamaan dengan obat golongan inhibitor monoamin oksidase (MAO) dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang berbahaya.

Hindari penggunaan obat jika sedang menggunakan obat golongan MAO inhibitor atau telah mengonsumsinya dalam waktu 14 hari terakhir.

Kontraindikasi Dekongestan

Obat memiliki beberapa kontraindikasi, yaitu:

1. Hipersensitivitas

Hindari obat jika memiliki hipersensitivitas. Sebab, ini dapat memicu reaksi alergi yang ditandai dengan ruam kulit, gatal-gatal, pembengkakan, atau kesulitan bernapas.

2. Gangguan jantung

Obat dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.

Jika memiliki riwayat gangguan jantung, seperti aritmia, penyakit jantung koroner, atau gagal jantung, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakannya.

3. Penyakit tekanan darah tinggi

Penggunaan obat dapat meningkatkan tekanan darah. Diskusikan dengan dokter sebelum mengonsumsi.

Dokter akan memberikan petunjuk apakah obat aman untuk digunakan atau tidak.

4. Gangguan tiroid

Obat dapat mempengaruhi fungsi tiroid. Jika memiliki gangguan tiroid, seperti hipertiroidisme, hipotiroidisme, atau nodul tiroid, diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan dekongestan.

5. Glaukoma

Dekongestan dapat mempengaruhi tekanan mata dan memperburuk glaukoma.

Jika memiliki glaukoma atau riwayat glaukoma, hindari penggunaan dekongestan tanpa persetujuan dokter.

Selain beberapa golongan di atas, ibu hamil juga tidak boleh mengonsumsi sembarang obat karena bisa saja membahayakan kesehatan janin.

Jika mengalami batuk, kamu bisa cari tahu di sini terkait, “Obat Batuk yang Aman dan Alami untuk Ibu Menyusui”.

Hubungi dokter umum untuk saran dan dosis penggunaan yang tepat.

Jika terjadi reaksi alergi, silakan hentikan penggunaan dan segera periksakan diri untuk mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan.

Jika membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup dan pola hidup sehat lainnya, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
NHS Inform. Diakses pada 2023. Decongestants.
WebMD. Diakses pada 2023. Decongestants.
Very Well Health. Diakses pada 2023. What Are Decongestants?

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp