Glasgow Coma Scale
DAFTAR ISI
- Apa Itu Glasgow Coma Scale?
- Komponen Pengukuran GCS
- Cara Mengukur Tingkatan Kesadaran GCS
- Hasil GCS dan Artinya
- Kekurangan dalam Menggunakan GCS
Apa Itu Glasgow Coma Scale?
Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran seseorang.
Skala ini memberikan skor berdasarkan seberapa sadar seorang individu, seberapa waspada individu tersebut, dan bagaimana seseorang mampu merespons instruksi sederhana.
Para ahli di Universitas Glasgow, Skotlandia, mulai mengembangkan GCS pada tahun 1974. Meskipun kata “coma” (koma) ada dalam namanya, saat ini GCS digunakan lebih luas di dunia medis.
Namun, skala ini digunakan sebagai cara mengukur penurunan kesadaran secara umum, termasuk saat seseorang dalam kondisi koma, cedera kepala, gegar otak, dan cedera otak traumatis.
Pahami lebih dalam tentang Gegar Otak – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikut ini.
Selain itu, GCS juga digunakan pada kondisi kadar gula darah rendah (hipoglikemia), keracunan, atau setelah kejang.
Sebelum memahami GCS lebih dalam, kamu perlu mengetahui tiga syarat kesadaran. Untuk dikatakan sadar, seseorang harus:
- Terjaga. Kondisi ini mengacu pada kemampuan untuk bangun akibat suara atau sentuhan. Hal ini lah yang membedakan koma dari kondisi tidur pada umumnya.
- Waspada. Tahap ini mengukur seberapa responsif seseorang dalam menanggapi lawan bicara dan seperti apa kemampuan dalam merasakan lingkungan sekitar.
- Berorientasi. Di tahap ini, seseorang harus tahu siapa dirinya, di mana ia berada, tanggal atau waktu saat ini, serta detail lain terkait kondisi sekitarnya.
Komponen Pengukuran GCS
Pemeriksaan neurologis bertujuan untuk mencari masalah pada dua bagian utama sistem saraf seseorang, yaitu:
- Sistem saraf pusat: Meliputi otak, batang otak, saraf optik (yang menghubungkan otak dengan retina di belakang mata), dan sumsum tulang belakang.
- Sistem saraf perifer: Semua saraf di luar sistem saraf pusat.
GCS memiliki tiga kategori yang diterapkan dalam pemeriksaan neurologis, sebagian besar berkaitan dengan fungsi otak.
Namun beberapa juga melibatkan sumsum tulang belakang dan saraf di seluruh tubuh.
Nah, berikut komponen pengukuran GCS yang perlu kamu ketahui:
1. Respons Mata
Mengukur seberapa terjaga seseorang. Jika orang tersebut tidak sadar, tes ini mengukur refleks terhadap tekanan, seperti cubitan ringan.
Berikut rentang skor respons mata dan indikasinya:
- 4: Dapat membuka mata secara mandiri.
- 3: Hanya membuka mata saat diminta, dan tetap tertutup jika tidak.
- 2: Mata hanya terbuka sebagai respons terhadap tekanan.
- 1: Mata tidak terbuka sama sekali.
2. Respons Verbal
Pengujiannya dengan mengajukan pertanyaan untuk mengukur ingatan, kemampuan berpikir, dan kesadaran terhadap lingkungan sekitar.
Berikut rentang skor respons verbal dan indikasinya:
- 5: Punya orientasi baik karena mampu menjawab siapa, di mana, serta tanggal atau tahun.
- 4: Mengalami kebingungan, namun masih bisa menjawab meski kurang paham situasi.
- 3: Bisa berbicara, tetapi respons tidak masuk akal.
- 2: Hanya bisa membuat suara, tetapi tidak berbicara.
- 1: Tidak bisa berbicara atau membuat suara sama sekali.
3. Respons Motorik
Pemeriksaan respons motorik bertujuan untuk mengungkap apakah ada masalah pada koneksi saraf dan otak dalam mengontrol gerakan otot.
Tes ini juga memeriksa kemampuan seseorang dalam mengikuti instruksi. Berikut rentang skor respons motorik dan indikasinya:
- 6: Mampu mengikuti instruksi kapan dan bagaimana harus bergerak.
- 5: Bergerak menjauh dari tekanan yang dirasakan secara sengaja.
- 4: Bergerak sebagai refleks terhadap tekanan.
- 3: Otot menegang (menarik ke dalam) saat merasakan tekanan.
- 2: Otot meregang (mengulur ke luar) sebagai respons terhadap tekanan.
- 1: Tidak merespons atau bergerak sama sekali.
4. GCS-P (Pupil)
Pada tahun 2018, sebuah tim ahli memperbarui GCS dengan menambahkan komponen “Pupil,” yang disebut GCS-P.
Pupil penting karena reaksi pupil terhadap cahaya adalah indikator penting fungsi otak. Skor pupil berkisar dari 0 hingga 2.
- 2: Kedua pupil tidak bereaksi terhadap cahaya.
- 1: Satu pupil tidak bereaksi terhadap cahaya.
- 0: Kedua pupil bereaksi terhadap cahaya.
Skor GCS-P diperoleh dengan mengurangi skor pupil dari total GCS. Skor berkisar dari 1 hingga 15, dengan skor 8 atau lebih rendah menandakan koma.
Cara Mengukur Tingkatan Kesadaran GCS
Dokter akan mengevaluasi tiga aspek utama dari GCS, yaitu respons mata, respons verbal, dan respons motorik terhadap rangsangan.
Jika pasien tidak memberikan respons secara spontan, dokter akan mencoba memberi rangsangan, seperti meminta pasien untuk membuka mata, menjawab pertanyaan, atau mengikuti perintah sederhana.
Dari penilaian ini, dokter kemudian mencatat skor untuk masing-masing aspek dan menggabungkannya menjadi skor GCS total.
Skor ini nantinya akan digunakan untuk memantau perubahan kesadaran pasien dari waktu ke waktu.
Hasil GCS dan Artinya
Skor tertinggi dalam pemeriksaan GCS adalah 15, yang berarti seseorang sepenuhnya sadar, responsif, dan tidak mengalami masalah dalam kemampuan berpikir atau ingatan.
Skor 8 atau lebih rendah umumnya menunjukkan koma, dan semakin rendah skornya, semakin dalam komanya.
Dalam kasus cedera kepala, dokter akan menggunakan rentang skor GCS untuk menilai keparahan cedera:
- 13 hingga 15: Cedera otak traumatis ringan (gegar otak).
- 9 hingga 12: Cedera otak sedang.
- 3 hingga 8: Cedera otak berat.
Informasi lengkap seputar Trauma Kepala Berat – Gejala, Penyebab, dan Pengobatan.
Kekurangan dalam Menggunakan GCS
Meskipun GCS adalah metode standar yang sering digunakan untuk menilai tingkat kesadaran, skala ini memiliki beberapa keterbatasan.
Berikut adalah beberapa kekurangan dari penilaian GCS:
1. Subjektivitas dan variasi antar pemeriksa
Penilaian GCS sering kali bergantung pada interpretasi subjektif pemeriksa terhadap respons pasien yang dapat berbeda antar individu. Hal ini lah yang membuat hasil pemeriksaan GCS bisa bervariasi.
2. Tidak cocok untuk semua pasien
GCS mungkin tidak dapat digunakan pada beberapa kelompok pasien tertentu.
Contohnya, pasien dengan gangguan pendengaran, pasien yang sedang dalam pengaruh obat-obatan, pasien yang menggunakan ventilator (terintubasi), pasien yang mengalami kelumpuhan akibat stroke atau cedera saraf, serta mereka yang memiliki gangguan bahasa atau trauma pada wajah dan mata.
3. Akurasi hasil
Perbedaan dalam interpretasi respons motorik, verbal, dan mata antara pemeriksa yang berbeda dapat mempengaruhi keakuratan penilaian GCS dan hasil skornya.
Itulah penjelasan seputar metode GCS yang perlu kamu ketahui.
Jika kamu ingin mengetahui informasi lebih dalam tentang metode ini, hubungi dokter di Halodoc saja.
Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!