Hipermenorea
DAFTAR ISI
- Apa Itu Hipermenorea?
- Apa yang Menyebabkan Terjadinya Hipermenorea?
- Faktor Risiko Hipermenorea
- Gejala Hipermenorea
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Hipermenorea untuk Tips Menstruasi yang Lebih Lancar
- Diagnosis Hipermenorea
- Cara Menangani Hipermenorea
- Komplikasi Hipermenorea
- Cara Mencegah Hipermenorea
Apa Itu Hipermenorea?
Hipermenorea adalah kondisi medis di mana seorang wanita mengalami menstruasi dengan volume darah yang lebih banyak dari biasanya, dan berlangsung lebih lama dari normal. Pada hipermenorea, pendarahan menstruasi yang berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan emosional bagi pengidapnya.
Penyebab hipermenorea dapat bervariasi, termasuk gangguan hormonal yang menyebabkan ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh wanita.
Sementara itu, gejala hipermenorea biasanya mencakup menstruasi dengan aliran darah yang sangat banyak, hingga menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari. Untuk menegakkan diagnosis hipermenorea, diperlukan konsultasi dengan dokter dan pemeriksaan fisik menyeluruh.
Apa yang Menyebabkan Terjadinya Hipermenorea?
Ada berbagai hal yang bisa menyebabkan kondisi ini, yaitu:
1. Ketidakseimbangan hormon
Kadar estrogen yang terlalu tinggi atau kadar progesteron yang terlalu rendah dapat menyebabkan hipermenorea. Untuk kondisi demikian, biasanya penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
2. Gangguan ovulasi
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) bisa memicu perubahan hormon sehingga menyebabkan pendarahan menstruasi yang berat.
3. Penggunaan alat kontrasepsi
Spiral rahim (IUD) yang mengandung hormon bisa menjadi faktor penyebab hipermenorea pada beberapa kasus.
4. Gangguan rahim
Masalah pada rahim, seperti fibroid rahim (mioma), polip rahim, atau hiperplasia endometrium, dapat menyebabkan kondisi ini.
5. Gangguan pembekuan darah
Hemofilia atau penyakit von Willebrand adalah contoh gangguan pembekuan darah yang bisa menyebabkan menstruasi yang berat.
7. Efek samping obat-obatan
Beberapa obat-obatan, seperti antikoagulan atau obat pereda nyeri tertentu bisa menimbulkan efek samping berupa pendarahan menstruasi yang berat.
8. Kanker
Kanker rahim adalah jenis kanker lain yang dapat memengaruhi siklus menstruasi. Kondisi ini terjadi ketika sel-sel di rahim berkembang secara tidak terkendali dan membentuk tumor ganas. Pilihan pengobatan untuk kanker rahim juga dapat berpengaruh pada produksi hormon dan menyebabkan perubahan pada menstruasi.
Faktor Risiko Hipermenorea
Hipermenorea adalah pendarahan yang berlebihan selama periode menstruasi yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan emosional. Penyebab di atas juga tak lepas dari sederet faktor risiko berikut ini:
- Riwayat keluarga. Seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat hipermenorea lebih berisiko mengalaminya.
- Peradangan panggul. Wanita yang pernah mengalami peradangan panggul atau infeksi pada organ reproduksi, juga lebih rentan mengalami kondisi ini.
- Usia. Wanita yang berada pada rentang usia 30-40 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hipermenorea.
- Gangguan pembekuan darah. Kelainan dalam proses pembekuan darah dapat meningkatkan risiko hipermenorea.
- Penggunaan kontrasepsi hormonal. Beberapa jenis kontrasepsi hormonal, seperti pil KB, dapat menyebabkan perubahan dalam siklus menstruasi dan menyebabkan hipermenorea pada beberapa wanita.
Gejala Hipermenorea
Gejala hipermenorea bisa bervariasi pada setiap wanita. Meski begitu, hipermenorea umumnya menimbulkan gejala berikut:
1. Pendarahan menstruasi yang berat
Menstruasi bisa berlangsung lebih dari tujuh hari atau pendarahan yang sangat banyak. Kamu mungkin perlu mengganti pembalut atau tampon setiap jam berturut-turut.
2. Pembalut yang cepat penuh
Saking banyaknya darah yang keluar, pembalut menjadi cepat penuh dalam waktu singkat. Hal ini bahkan bisa berlangsung dalam satu jam saja.
3. Keluarnya gumpalan darah yang besar
Gumpalan darah yang keluar pun abnormal, yakni berukuran besar. Darah bisa seukuran kuartal atau bahkan lebih besar.
4. Kram menstruasi yang parah
Hipermenorea seringkali muncul bersamaan dengan kram menstruasi yang hebat atau nyeri panggul yang intens.
5. Kelelahan dan lemas
Kehilangan darah yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan dan kelemahan setiap harinya. Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, aktivitas harian kamu bisa terganggu.
6. Anemia
Keluarnya darah terus menerus atau sangat banyak bisa membuat pengidapnya mengalami anemia. Kondisi ini ditandai dengan gejala seperti kelelahan, pusing, dan sesak napas.
7. Terganggunya aktivitas sehari-hari
Hipermenorea adalah kondisi yang sangat mungkin untuk mengganggu kegiatan sehari-hari. Sebab, pengidapnya perlu mengganti pembalut dalam waktu singkat, pergi ke toilet lebih sering, atau ketidaknyamanan akibat kram dan pendarahan berat. Gejala lebih lanjut bisa dibaca di Waspada Ini Tanda Seseorang Mengidap Hipermenorea.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Hipermenorea untuk Tips Menstruasi yang Lebih Lancar
Apabila kamu atau orang terdekat butuh tips agar menstruasi lancar, konsultasikan ke dokter obstetri dan ginekologi di Halodoc saja.
Mereka bisa memberikan tips serta meresepkan vitamin atau obat-obatan yang diperlukan.
Nah, berikut ini terdapat beberapa dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 8 tahun.
Mereka juga telah mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
Itulah berbagai daftar dokter spesialis obgyn yang bisa kamu hubungi.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Hipermenorea
Dokter dapat melakukan pemeriksaan ini untuk mendiagnosis hipermenorea:
1. Meninjau riwayat kesehatan dan gejala
Dokter akan mengumpulkan informasi mengenai riwayat medis pasien, termasuk gejala yang dialami selama menstruasi, lamanya periode menstruasi, dan seberapa banyak darah yang hilang.
Informasi ini membantu dokter untuk memahami pola menstruasi dan mengidentifikasi apakah kamu mengalami hipermenorea.
2. Pemeriksaan fisik
Dokter kemudian melanjutkannya dengan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi kondisi kamu secara umum. Mereka akan mencari tanda-tanda lain yang berkaitan dengan hipermenorea.
Tindakannya bisa berupa pemeriksaan panggul untuk memeriksa organ reproduksi.
3. Tes darah
Pemeriksaan ini juga bisa dokter lakukan untuk memeriksa kadar hormon tertentu, seperti hormon tiroid atau hormon reproduksi (estrogen dan progesteron). Tes darah juga dapat kamu gunakan untuk mengevaluasi tingkat hemoglobin dalam darah untuk mendeteksi anemia.
4. Pemeriksaan tambahan
Jika diperlukan, dokter dapat melakukan pemeriksaan tambahan, seperti ultrasonografi panggul, histeroskopi (pemeriksaan rahim dengan alat optik), atau biopsi endometrium (pengambilan sampel jaringan rahim), untuk mengevaluasi kondisi rahim secara lebih mendetail.
Cara Menangani Hipermenorea
Cara menangani hipermenorea ada berbagai cara. Pengobatannya tentu saja disesuaikan dengan penyebab dan kondisi pasien. Nah, berikut pilihan pengobatan hipermenorea:
1. Penanganan rumahan
Bisa dengan mengaplikasikan bantal pemanas atau botol air hangat pada perut bagian bawah selama periode menstruasi. Dan tak lupa mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, dan nutrisi penting lainnya. Tujuannya untuk membantu mengurangi kelelahan akibat kehilangan darah yang banyak selama menstruasi.
2. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Ibuprofen atau naproxen dapat membantu mengurangi rasa sakit, kram, dan mengurangi perdarahan yang berlebihan.
3. Menjalani proses pengeringan endometrium
Prosedur ini melibatkan pengangkatan atau penghancuran lapisan rahim (endometrium) untuk mengurangi pendarahan yang berlebihan.
4. Mengonsumsi obat hormonal
Pil kontrasepsi kombinasi bisa membantu mengatur siklus menstruasi dan mengurangi pendarahan yang berat.
5. Operasi
Jika hipermenorea disebabkan oleh kondisi seperti fibroid rahim, polip rahim, atau hiperplasia endometrium, operasi bisa menjadi opsi untuk mengangkat massa tersebut.
6. Terapi hormon
Dalam beberapa kasus, terapi hormon bisa menghentikan atau mengurangi pendarahan berlebihan.
7. Perubahan pola makan
Mengonsumsi makanan sehat seperti protein dan sayuran seimbang. Misalnya, mengonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C seperti jeruk, paprika, dan brokoli, dapat membantu tubuh menyerap zat besi ekstra dari makanan. Selain itu, hindari makanan dengan kandungan gula olahan, lemak trans, dan karbohidrat bertepung. Makanan ini bisa memperburuk gejala hipermenorea.
8. Mengelola stres dengan baik
Kondisi stres juga bisa memperparah gejala. Kamu bisa mengelola stres melalui olahraga, meditasi, atau teknik relaksasi lainnya. Pastikan juga mendapatkan tidur yang cukup serta menerapkan pola tidur teratur. Tinggalkan kebiasaan begadang atau bekerja terlalu larut sehingga jadwal tidur terganggu.
9. Menghindari asupan rokok dan alkohol
Rokok dan alkohol dapat memperparah hipermenorea. Alkohol dapat meningkatkan produksi estrogen dan testosteron dalam tubuh. Terlalu banyak mengonsumsi keduanya dapat memperburuk gejala hipermenorea, terutama perubahan suasana hati dan mudah tersinggung. Hal ini juga berdampak pada keseimbangan prostaglandin, yang dapat memperburuk kram. Baca pencegahan lainnya di artikel Ini Pilihan Pengobatan untuk Mengatasi Hipermenorea.
Komplikasi Hipermenorea
Jika tidak segera mendapat penanganan, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi berikut:
1. Anemia
Hipermenorea adalah kondisi yang dapat menyebabkan kehilangan darah karena menstruasi berat atau berkepanjangan. Hal ini dapat mengakibatkan anemia, yaitu kondisi tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat.
Anemia dapat menyebabkan kelelahan, pusing, sesak napas, dan penurunan kemampuan untuk beraktivitas. Tidak hanya anemia, Selain Anemia Ini Komplikasi Hipermenorea yang Perlu Diwaspadai.
2. Terganggunya kehidupan sehari-hari
Keluarnya banyak darah dapat mengganggu kegiatan sehari-hari, seperti pekerjaan, sekolah, dan aktivitas sosial. Rasa sakit, kram, dan kebutuhan untuk sering mengganti pembalut bisa membatasi seseorang untuk melakukan aktivitasnya.
3. Gangguan reproduksi
Hipermenorea bisa menjadi pertanda masalah tertentu, seperti mioma rahim atau polip rahim. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan reproduksi seseorang.
4. Perubahan mental dan emosional
Menstruasi yang berat juga bisa menyebabkan perubahan suasana hati, kecemasan, atau stres mental yang lebih tinggi.
5. Kelelahan kronis
Hipermenorea yang terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan yang berlebihan dan kronis akibat kehilangan darah dan zat-zat penting dalam tubuh.
Cara Mencegah Hipermenorea
Hipermenorea adalah kondisi di mana seorang wanita mengalami menstruasi dengan volume darah yang lebih banyak dari normal dalam setiap siklus menstruasinya. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah menoragia.
Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah kondisi, ada beberapa tips yang bisa kamu coba untuk mengurangi risikonya. Beberapa diantaranya, yaitu:
- Memeriksakan diri ke dokter secara rutin dapat membantu mendeteksi dan mengelola kondisi kesehatan yang berkaitan dengan gangguan hormonal.
- Menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang dan nutrisi untuk menjaga keseimbangan hormonal.
- Pertahankan berat badan yang sehat yang juga bisa menjaga keseimbangan hormon.
- Kelola stres dengan baik karena kondisi ini bisa mengacaukan kadar hormon dalam tubuh.
- Hindari penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan atau pereda nyeri tertentu. Obat ini bisa meningkatkan risiko pendarahan berlebihan selama menstruasi.
- Gunakan metode kontrasepsi yang tepat, seperti pil kontrasepsi atau spiral rahim (IUD) untuk mengatur siklus menstruasi.
- Jaga kesehatan reproduksi dengan mempraktekkan seks yang aman.
- Hindari mengonsumsi makanan berlemak atau pun manis yang terlalu banyak. Makanan tinggi gula dapat meningkatkan kadar hormon estrogen.
- Rutinlah berolahraga dapat menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh serta meringankan gejala hipermenorea.
Kapan Harus ke Dokter?
Hubungi dokter apabila mengalami tanda-tanda hipermenorea untuk mencegah komplikasi. Supaya lebih mudah, kamu bisa menghubungi dokter lewat aplikasi Halodoc dengan klik gambar berikut: