halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Hormon Testosterone

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  • Apa Itu Hormon Testosteron?
  • Fungsi Hormon Testosteron
  • Apakah Testosteron Termasuk Steroid?
  • Cara Tubuh Mengontrol Kadar Testosteron
  • Tes untuk Mengukur Kadar Testosteron
  • Kadar Testosteron Normal Dalam Tubuh
  • Penyebab Kadar Testosteron Meningkat
  • Tanda Jika Testosteron Terlalu Tinggi
  • Penyebab Kadar Testosteron Menurun
  • Tanda Jika Testosteron Terlalu Rendah

Apa Itu Hormon Testosteron?

Testosteron adalah hormon yang memainkan peran penting dalam perkembangan dan fungsi tubuh, terutama pada pria. 

Meskipun ditemukan juga pada wanita, hormon ini dikenal sebagai “hormon pria” karena perannya yang dominan dalam pengembangan karakteristik fisik pria. 

Pada pria, hormon testosteron diproduksi di organ testis. Sementara pada wanita, hormon ini diproduksi di ovarium dan kelenjar adrenal. 

Hormon testosteron mulai diproduksi dalam jumlah besar selama masa pubertas karena bertanggung jawab atas perubahan fisik pria. Misalnya, seperti suara yang semakin dalam, pertumbuhan rambut tubuh, dan peningkatan massa otot. 

Selain itu, testosteron juga bisa memengaruhi libido (gairah seksual), suasana hati, serta kesehatan tulang dan otot.

Fungsi Hormon Testosteron

Testosteron memiliki berbagai fungsi penting dalam tubuh, seperti:

1. Membantu perkembangan organ reproduksi pria

Testosteron sangat penting dalam perkembangan organ reproduksi pria seperti penis dan testis selama masa pubertas. Pahami Anatomi Penis dan Proses Ereksi berikut ini.

Selain itu, hormon ini juga berperan dalam produksi sperma. Kekurangan testosteron selama masa pertumbuhan dapat menghambat perkembangan organ reproduksi dan memengaruhi kesuburan pria di kemudian hari.

Selain itu, ketahui juga Apa Itu Kesuburan, Faktor Pendukung dan Cara Meningkatkannya.

2. Membentuk massa otot dan tulang

Testosteron merangsang pertumbuhan otot dan kekuatan tulang. Itulah sebabnya, pria cenderung memiliki massa otot yang lebih besar dan tulang yang lebih kuat dibandingkan wanita. 

Selain itu, hormon ini membantu dalam pemulihan otot setelah berolahraga, serta mempercepat penyembuhan cedera otot dan jaringan.

Kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan pengurangan kekuatan otot dan kerapuhan tulang.

3. Mengatur libido atau gairah seksual

Testosteron memengaruhi hasrat seksual pada pria dan wanita.

Kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan penurunan libido, disfungsi ereksi, dan kesulitan mencapai orgasme pada pria. 

Sedangkan, kadar yang lebih tinggi biasanya dikaitkan dengan gairah seksual yang lebih tinggi dan peningkatan frekuensi aktivitas seksual.

4. Produksi sel darah merah

Testosteron membantu merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan lebih banyak sel darah merah, yang penting untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. 

Kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah (anemia), yang ditandai dengan kelelahan, pusing, dan kelemahan fisik.

5. Mengatur suasana hati dan fungsi kognitif

Testosteron berperan dalam pengaturan suasana hati dan kemampuan kognitif.

Kadar hormon yang rendah sering dikaitkan dengan gejala depresi, kelelahan, dan penurunan konsentrasi. 

Di samping itu, hormon testosteron juga berhubungan dengan peningkatan rasa percaya diri, motivasi, serta daya ingat dan kemampuan belajar.

Apakah Testosteron Termasuk Steroid?

Secara teknis, testosteron termasuk dalam kelompok steroid, yang diproduksi secara alami oleh tubuh. 

Namun, penting untuk membedakan antara hormon steroid alami yang diproduksi oleh tubuh dan steroid anabolik sintetis yang dibuat dalam bentuk obat untuk meningkatkan kinerja fisik, terutama dalam olahraga.

Steroid anabolik adalah versi sintetis dari testosteron yang digunakan oleh beberapa orang untuk meningkatkan massa otot dan kinerja atletik. 

Namun, penggunaan steroid anabolik secara tidak tepat dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kerusakan hati, gangguan hormon, dan masalah psikologis.

Ketahui informasi seputar Steroid – Dosis, Manfaat, dan Efek Samping.

Cara Tubuh Mengontrol Kadar Testosteron

Tubuh mengontrol kadar testosteron melalui sistem yang kompleks yang melibatkan otak, khususnya hipotalamus dan kelenjar pituitari. Proses ini dikenal sebagai aksis hipotalamus-pituitari-gonad.

Berikut tahapan-tahapan kontrol hormon testosteron:

  • Hipotalamus di otak memantau kadar testosteron dalam darah. Jika kadarnya terlalu rendah, hipotalamus melepaskan hormon pelepas gonadotropin (GnRH).
  • GnRH memicu kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon luteinizing (LH), yang kemudian merangsang testis untuk memproduksi lebih banyak testosteron.
  • Ketika kadar testosteron mencapai tingkat yang diinginkan, hipotalamus mengurangi pelepasan GnRH, dan proses produksi testosteron melambat. 

Sistem ini bekerja seperti termostat untuk menjaga kadar testosteron dalam tubuh tetap seimbang.

Selain membentuk otot, ketahui Ini Manfaat Hormon Testosteron lainnya. bang.

Tes untuk Mengukur Kadar Testosteron

Kadar testosteron dalam tubuh bisa diukur melalui tes darah. Tes ini biasanya dilakukan pagi hari ketika kadar testosteron berada pada puncaknya. 

Ada dua jenis tes utama yang biasanya digunakan untuk mengukur testosteron:

  • Testosteron total. Tes ini mengukur seluruh jumlah testosteron dalam darah, termasuk testosteron yang terikat pada protein (seperti albumin) dan yang tidak terikat.
  • Testosteron bebas. Mengukur kadar testosteron yang tidak terikat pada protein, yang dianggap lebih aktif secara biologis.

Jika seseorang menunjukkan gejala yang berkaitan dengan kadar testosteron rendah atau tinggi, dokter mungkin akan merekomendasikan tes hormon testosteron untuk menentukan apakah ada ketidakseimbangan hormon yang perlu ditangani.da ketidakseimbangan hormon yang perlu ditangani.

Kadar Testosteron Normal Dalam Tubuh

Kadar testosteron normal bervariasi berdasarkan usia dan jenis kelamin. 

Pada pria dewasa, kadar testosteron normal berkisar antara 300 hingga 1.000 ng/dL (nanogram per desiliter). 

Sementara pada wanita dewasa, kadar testosteron yang normal berkisar antara 15 hingga 70 ng/dL.

Kadar testosteron dapat berubah sepanjang hari dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk usia, kesehatan umum, dan kondisi medis tertentu.

Pada pria, kadar testosteron cenderung menurun seiring bertambahnya usia, biasanya mulai sekitar usia 30 tahun.

Penyebab Kadar Testosteron Meningkat

Beberapa faktor dapat menyebabkan peningkatan kadar testosteron dalam tubuh. Beberapa di antaranya adalah:

1. Penggunaan steroid anabolik berlebihan

Penggunaan steroid anabolik secara berlebihan untuk meningkatkan massa otot atau kinerja fisik dapat menyebabkan peningkatan drastis kadar testosteron.

Hal ini sering dilakukan oleh atlet atau binaragawan, tetapi dapat berdampak buruk pada kesehatan seperti gangguan hormon, kerusakan hati, serta masalah jantung dan pembuluh darah.

2. Adanya tumor kelenjar adrenal atau testis

Tumor pada kelenjar adrenal atau testis dapat menyebabkan produksi testosteron yang berlebihan.

Kondisi ini dapat menimbulkan gejala seperti pertumbuhan rambut tubuh yang berlebihan, perubahan suasana hati, dan peningkatan agresivitas.

3. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Pada wanita, PCOS dapat menyebabkan peningkatan kadar testosteron.

Akibatnya, muncul berbagai masalah kesehatan seperti ketidakseimbangan menstruasi, pertumbuhan rambut berlebihan di wajah dan tubuh (hirsutisme), jerawat, serta penambahan berat badan yang sulit dikontrol.

Supaya kamu lebih waspada terhadap penyakit ini, simak selengkapnya 7 Gejala Sindrom Polikistik Ovarium. 

4. Olahraga yang terlalu intens

Olahraga berat atau latihan intensif jangka panjang dapat memicu peningkatan sementara kadar testosteron.

Meskipun biasanya tidak menimbulkan efek samping negatif, namun pada beberapa kasus, ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang mengganggu fungsi tubuh lainnya.

5. Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK)

Hiperplasia adrenal kongenital merupakan kelainan genetik yang dapat memengaruhi kelenjar adrenal. 

Kondisi ini jika tidak segera ditangani dapat membuat kelenjar tersebut memproduksi lebih banyak testosteron di dalam tubuh. 

Tanda Jika Testosteron Terlalu Tinggi

Berikut ini tanda jika hormon testosteron terlalu tinggi pada tubuh:

  • Pada pria ditandai dengan: kerontokan rambut, buah zakar mengerut, suara menjadi lebih berat, kulit berminyak dan berjerawat, kelebihan sel darah merah dan hemoglobin, serta kenaikan massa otot pada tangan, kaki, dan area dada. 
  • Pada wanita ditandai dengan: munculnya jerawat, klitoris membesar secara tidak normal, menstruasi menjadi tidak lancar, perubahan suasana hati, penurunan ukuran payudara, serta tumbuh rambut di bagian wajah seperti kumis atau janggut. 

Penyebab Kadar Testosteron Menurun

Menurunnya kadar testosteron disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: 

  • Hipogonadisme primer. Kondisi ketika testis menjadi kurang aktif akibat faktor genetik, trauma, serta kondisi medis tertentu seperti cedera testis dan dampak terapi pengobatan kanker. 
  • Hipogonadisme sekunder. Rusaknya kelenjar pituitari atau hipotalamus di otak yang berperan penting dalam mengendalikan produksi hormon pada testis. Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh pertambahan usia, obesitas, dan stres jangka panjang. 

Tanda Jika Testosteron Terlalu Rendah

Kadar testosteron yang rendah, atau dikenal sebagai hipogonadisme, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama pada pria.

Beberapa gejala yang umum terjadi akibat rendahnya kadar testosteron meliputi:

1. Penurunan gairah seksual (libido)

Testosteron yang rendah sering menyebabkan penurunan gairah seksual dan disfungsi ereksi. 

Hal ini bisa berdampak pada hubungan intim dan memengaruhi kualitas hidup. Pada pria dewasa, penurunan libido merupakan salah satu tanda utama kekurangan testosteron.

2. Kelelahan dan menurunnya energi

Kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan kelelahan kronis dan penurunan energi yang signifikan.

Pria dengan testosteron rendah sering merasa lelah meskipun telah tidur cukup, serta mengalami penurunan motivasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

3. Menurunnya massa otot

Testosteron berperan dalam pembentukan otot, sehingga kadar yang rendah bisa menyebabkan penurunan massa otot dan kekuatan fisik.

Kehilangan massa otot ini juga memengaruhi metabolisme tubuh, sehingga menyebabkan penambahan lemak, terutama di area perut.

4. Depresi dan gangguan suasana hati

Kadar testosteron yang rendah sering dikaitkan dengan suasana hati yang buruk, depresi, dan penurunan motivasi.

Beberapa studi menunjukkan hubungan antara rendahnya kadar testosteron dengan gejala kecemasan, mudah marah, serta gangguan tidur yang bisa memperburuk gejala depresi.

5. Menurunnya kepadatan tulang

Kekurangan testosteron dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang, yang meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang.

Pada pria lanjut usia, testosteron rendah menjadi salah satu faktor penyebab utama hilangnya kekuatan tulang.

Itulah penjelasan seputar hormon testosteron yang perlu kamu ketahui. Jika kamu mengalami gejala gangguan hormon, hubungi dokter spesialis andrologi di Halodoc saja. 

Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat. Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!

Diperbarui pada 12 Desember 2024
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Testosterone: What It Is, Function & Levels.
National Institute of Health. Diakses pada 2024. Understanding How Testosterone Affects Men.
Medical News Today. Diakses pada 2024. Testosterone: Functions, deficiencies, and supplements.
Harvard Health Publishing. Diakses pada 2024. Testosterone: What it is and how it affects your health.

Frequently Asked Question

Apa fungsi dari hormon testosteron?

Hormon testosteron adalah hormon seks pria yang memiliki banyak peran penting dalam tubuh, seperti:

  • Mendorong perkembangan organ reproduksi pria, seperti testis dan penis, serta produksi sperma.
  • Memengaruhi pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh, pendalaman suara, dan pertumbuhan otot.
  • Membantu membangun dan menjaga kekuatan otot serta kepadatan tulang.
  • Meningkatkan gairah seksual dan dorongan seks.
  • Membantu dalam produksi sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Apa efek hormon testosteron pada pria?

Efek testosteron sangat beragam dan bisa memengaruhi fisik maupun psikologis pria. Beberapa efek yang paling umum adalah:

  • Meningkatkan massa otot, kekuatan, dan kepadatan tulang.
  • Memastikan fungsi normal organ reproduksi dan produksi sperma.
  • Membuat suara menjadi lebih dalam.
  • Mendorong munculnya rambut pada wajah, tubuh, dan kepala.
  • Meningkatkan gairah seksual.
  • Memengaruhi tingkat energi, kepercayaan diri, dan agresivitas.

Apa yang membuat hormon testosteron meningkat?

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kadar testosteron pada pria antara lain:

  • Olahraga teratur, terutama latihan beban, dapat merangsang produksi testosteron.
  • Tidur yang berkualitas untuk menjaga keseimbangan hormon, termasuk testosteron.
  • Mengonsumsi makanan bergizi, terutama yang kaya protein.
  • Mengurangi stres
  • Beberapa obat, seperti anabolik steroid, dapat meningkatkan kadar testosteron secara buatan.

Apa yang terjadi jika testosteron tinggi?

Kadar testosteron yang terlalu tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk:

  • Peningkatan produksi minyak pada kulit.
  • Rambut rontok Terutama pada pola rambut pria (botak).
  • Peningkatan agresivitas.
  • Sulit tidur atau insomnia.
  • Pembesaran prostat.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp