Kanker Kelenjar Getah Bening

DAFTAR ISI
- Apa Itu Kanker Kelenjar Getah Bening?
- Penyebab Kanker Kelenjar Getah Bening
- Faktor Risiko Kanker Kelenjar Getah Bening
- Apa Kata Riset?
- Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening
- Diagnosis Kanker Kelenjar Getah Bening
- Pengobatan Kanker Kelenjar Getah Bening
- Komplikasi Kanker Kelenjar Getah Bening
- Pencegahan Kanker Kelenjar Getah Bening
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Kanker Kelenjar Getah Bening?
Kanker kelenjar getah bening, atau limfoma, adalah jenis kanker yang menyerang sistem limfatik—bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang membantu melawan infeksi.
Dalam kondisi ini, sel darah putih yang disebut limfosit tumbuh secara tidak terkendali dan menumpuk di kelenjar getah bening, menyebabkan pembengkakan.
Kelenjar ini tersebar di seluruh tubuh, termasuk di leher, ketiak, dan pangkal paha, jadi kanker bisa berkembang di berbagai area tubuh.
Ada dua jenis utama limfoma, yaitu Limfoma Hodgkin dan Limfoma non-Hodgkin. Perbedaannya terletak pada jenis sel yang terkena dan cara penyebarannya.
Penyebab Kanker Kelenjar Getah Bening
Kanker kelenjar getah bening, atau limfoma, terjadi ketika limfosit (sel darah putih yang melawan infeksi) tumbuh tidak normal dan tidak mati seperti sel sehat seharusnya.
Akibatnya, sel-sel ini menumpuk dan membentuk tumor di kelenjar getah bening dan bagian lain dari sistem limfatik.
Penyebab pasti kanker ini belum sepenuhnya diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risikonya:
- Sistem kekebalan tubuh lemah, seperti pengidap HIV/AIDS atau mereka yang menerima transplantasi organ, lebih rentan terkena limfoma karena tubuh kesulitan mengontrol pertumbuhan sel abnormal.
- Infeksi virus tertentu, seperti virus Epstein-Barr (EBV) atau human T-cell lymphotropic virus (HTLV-1), dikaitkan dengan peningkatan risiko limfoma karena dapat mengubah cara kerja sel kekebalan tubuh.
- Paparan zat kimia berbahaya, misalnya pestisida atau herbisida, bisa merusak DNA sel dan memicu mutasi yang menyebabkan kanker.
- Keluarga dengan riwayat limfoma bisa sedikit meningkatkan risiko terkena kanker ini, meski kasus ini jarang terjadi.
Selain itu, Limfoma Hodgkin cenderung lebih umum pada dewasa muda, sementara Limfoma non-Hodgkin lebih sering muncul pada orang tua.
Faktor Risiko Kanker Kelenjar Getah Bening
Mengenali faktor risiko bisa membantu kamu lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan yang lebih baik.
Faktor risiko kanker kelenjar getah bening meliputi:
- Berusia 20–30 tahun atau di atas 55 tahun
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah
- Penderita HIV/AIDS
- Infeksi virus atau bakteri
- Sering terpapar bahan kimia beracun, seperti pestisida, herbisida, atau pelarut tertentu
- Riwayat keluarga
Memiliki satu atau lebih faktor risiko ini bukan berarti seseorang pasti akan terkena kanker kelenjar getah bening.
Namun, memahami faktor-faktor ini bisa membantu kamu lebih sadar akan kesehatan diri dan segera berkonsultasi ke dokter jika ada gejala yang mengkhawatirkan.
Fakta Unik
1. Ada lebih dari 70 jenis kanker kelenjar getah bening, yang paling umum adalah limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin.
2. Kelenjar getah bening berperan penting dalam menyaring racun dan infeksi, jadi saat bermasalah, sistem kekebalan bisa melemah.
Apa Kata Riset?
Berdasarkan riset dalam jurnal Frontiers in Oncology, Hodgkin lymphoma (cHL) adalah jenis kanker kelenjar getah bening yang cukup langka.
Sebagian besar pasien bisa sembuh dengan kemoterapi, kadang dikombinasikan dengan radioterapi.
Namun, sekitar 30 persen pasien mengalami kekambuhan atau tidak membaik dengan pengobatan awal.
Untuk kasus ini, biasanya dokter memberikan kemoterapi dosis tinggi yang dilanjutkan dengan transplantasi sel punca untuk membantu tubuh melawan kanker.
Obat-obatan seperti brentuximab vedotin dan checkpoint inhibitors juga sudah terbukti bisa memperpanjang hidup pasien yang kanker-nya kembali setelah transplantasi.
Sementara itu, terapi CAR T-cell juga menunjukkan hasil yang menjanjikan, meskipun masih perlu penelitian lebih panjang untuk memastikan efek jangka panjangnya.
Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening
Kanker kelenjar getah bening bisa menimbulkan berbagai gejala yang kadang sulit dikenali.
Gejalanya bisa mirip dengan infeksi ringan, jadi penting untuk memahami tanda-tanda awal agar bisa segera mendapatkan penanganan medis.
Inilah beberapa gejala yang perlu diwaspadai:
- Munculnya benjolan yang tidak nyeri di leher, ketiak, atau selangkangan.
- Demam tanpa sebab yang jelas, disertai keringat berlebihan saat tidur malam.
- Kehilangan berat badan secara drastis tanpa ada perubahan pola makan atau aktivitas fisik.
- Rasa lelah yang tidak hilang meski sudah beristirahat cukup.
- Gatal-gatal di kulit.
- Sesak napas atau batuk yang tidak sembuh.
- Nyeri atau begah pada perut.
Gejala-gejala ini bisa disebabkan oleh banyak kondisi lain yang tidak berbahaya.
Namun, jika kamu merasakan salah satu atau lebih gejala ini dan tidak kunjung membaik, ada baiknya segera konsultasi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Diagnosis Kanker Kelenjar Getah Bening
Untuk memastikan apakah benjolan atau gejala yang muncul disebabkan oleh kanker kelenjar getah bening (limfoma), dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan medis.
Proses ini penting agar diagnosis akurat, dan pasien bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Langkah-langkah diagnosis yang dilakukan meliputi:
- Pemeriksaan Fisik
Dokter akan memeriksa area leher, ketiak, dan selangkangan untuk mencari pembengkakan kelenjar getah bening.
Selain itu, dokter juga akan mengecek tanda-tanda lain, seperti pembesaran organ atau adanya ruam kulit yang tidak biasa.
- Tes Darah
Tes darah tidak bisa langsung mendeteksi limfoma, tetapi bisa menunjukkan tanda-tanda infeksi, peradangan, atau masalah pada sel darah yang bisa menjadi petunjuk awal adanya gangguan pada sistem limfatik.
- Biopsi Kelenjar Getah Bening
Ini adalah tes utama untuk menegakkan diagnosis limfoma.
Dokter akan mengambil sampel jaringan dari kelenjar getah bening yang membesar, lalu memeriksanya di laboratorium untuk melihat ada tidaknya sel kanker dan menentukan jenisnya.
- Pencitraan (CT Scan, MRI, PET Scan)
Tes pencitraan ini membantu dokter melihat lebih jelas kondisi kelenjar getah bening dan organ di sekitarnya.
Ini penting untuk mengetahui seberapa jauh kanker sudah menyebar di dalam tubuh.
- Aspirasi Sumsum Tulang
Jika dokter mencurigai kanker sudah menyebar ke sumsum tulang, mereka bisa mengambil sampel cairan sumsum tulang dari panggul menggunakan jarum khusus.
Prosedur ini membantu menentukan seberapa luas penyebaran kanker.
- Tes Genetik atau Molekuler
Untuk kasus tertentu, dokter bisa melakukan pemeriksaan lebih mendalam pada sel kanker untuk mencari mutasi genetik atau perubahan molekuler yang bisa memengaruhi pilihan pengobatan.
Dengan diagnosis yang tepat, dokter bisa menentukan pengobatan yang paling efektif dan meningkatkan peluang kesembuhan.
Pengobatan Kanker Kelenjar Getah Bening
Kanker kelenjar getah bening (limfoma) bisa diobati dengan berbagai cara, tergantung pada jenis, stadium, dan kondisi kesehatan pasien.
Tujuan pengobatan adalah mengendalikan pertumbuhan sel kanker, meredakan gejala, dan meningkatkan kualitas hidup.
Pilihan pengobatan kanker kelenjar getah bening antara lain:
- Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan utama untuk banyak jenis limfoma. Obat-obatan kemoterapi bekerja membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker.
Obat ini bisa diberikan lewat infus atau dalam bentuk tablet, dan sering dikombinasikan dengan terapi lain untuk hasil yang lebih efektif.
- Radioterapi
Terapi ini menggunakan sinar berenergi tinggi untuk menghancurkan sel kanker.
Biasanya digunakan untuk limfoma yang masih terbatas di area tertentu, atau sebagai terapi tambahan setelah kemoterapi untuk memastikan sel kanker benar-benar hilang.
- Imunoterapi
Pengobatan ini membantu sistem kekebalan tubuh melawan kanker.
Misalnya, obat-obatan seperti monoclonal antibodies bisa menargetkan protein tertentu di permukaan sel kanker, membantu tubuh mengenali dan menghancurkannya.
- Terapi Target
Ini adalah pengobatan yang lebih spesifik, menyerang komponen tertentu dalam sel kanker yang berperan dalam pertumbuhannya.
Karena targetnya lebih terfokus, terapi ini sering menyebabkan lebih sedikit efek samping dibandingkan kemoterapi konvensional.
- Transplantasi Sumsum Tulang (Stem Cell Transplant)
Untuk kasus yang lebih agresif atau kambuh, transplantasi sel punca bisa menjadi pilihan.
Ini melibatkan pemberian dosis tinggi kemoterapi untuk menghancurkan sel kanker, lalu menggantinya dengan sel punca sehat yang dapat membangun kembali sumsum tulang yang rusak.
- Pengawasan Aktif
Pada beberapa kasus limfoma yang tumbuh sangat lambat dan tidak menimbulkan gejala, dokter mungkin menyarankan untuk memantau kondisi tanpa langsung memulai pengobatan.
Prosedur ini disebut watchful waiting, dan pengobatan baru dimulai jika kanker mulai berkembang atau menimbulkan keluhan.
Setiap orang merespons pengobatan secara berbeda, jadi penting untuk berdiskusi dengan dokter untuk menentukan strategi terbaik.
Selain itu, dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas juga sangat berharga dalam perjalanan pengobatan ini.
Komplikasi Kanker Kelenjar Getah Bening
Kanker kelenjar getah bening bisa memengaruhi banyak bagian tubuh, terutama jika tidak segera ditangani.
Komplikasi bisa muncul akibat perkembangan kanker itu sendiri atau efek samping dari pengobatan.
Berikut risiko komplikasi kanker kelenjar getah bening:
- Infeksi berulang
- Anemia dan gangguan darah
- Limfedema atau pembengkakan akibat cairan getah bening
- Kerusakan organ
- Gangguan pernapasan, pencernaan, hingga sistem saraf
- Risiko kanker kedua
- Gangguan emosional, seperti depresi
Meskipun komplikasi ini terdengar mengkhawatirkan, banyak yang bisa dikelola dengan pengobatan yang tepat dan dukungan medis yang memadai.
Penting untuk rutin memeriksakan diri ke dokter dan terbuka tentang gejala yang dirasakan agar bisa mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Pencegahan Kanker Kelenjar Getah Bening
Meskipun tidak semua kasus kanker kelenjar getah bening bisa dicegah, ada beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi risikonya.
Langkah pencegahan tersebut meliputi:
- Jaga Kesehatan Sistem Imun
Sistem kekebalan tubuh yang kuat bisa melawan infeksi dan pertumbuhan sel abnormal.
Konsumsi makanan bergizi seimbang, seperti buah, sayur, biji-bijian, dan protein tanpa lemak, bisa membantu memperkuat daya tahan tubuh.
- Hindari Paparan Zat Berbahaya
Bahan kimia tertentu, seperti pestisida atau pelarut industri, dikaitkan dengan peningkatan risiko limfoma.
Jika kamu bekerja di lingkungan yang berisiko, pastikan untuk selalu menggunakan alat pelindung diri dan meminimalkan kontak langsung dengan bahan berbahaya.
- Lindungi Diri dari Infeksi
Beberapa infeksi virus, seperti Epstein-Barr Virus (EBV) atau Human Immunodeficiency Virus (HIV), bisa meningkatkan risiko limfoma.
Menggunakan kondom saat berhubungan seksual, tidak berbagi jarum, dan melakukan vaksinasi yang direkomendasikan dapat membantu mencegah infeksi ini.
- Berhenti Merokok dan Batasi Konsumsi Alkohol
Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan bisa melemahkan kekebalan tubuh dan memicu peradangan kronis, yang berpotensi memicu pertumbuhan sel kanker.
Berhenti merokok dan mengurangi minum alkohol adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
- Olahraga Teratur
Aktivitas fisik secara rutin tidak hanya meningkatkan energi dan suasana hati, tetapi juga memperkuat sistem imun dan mengurangi peradangan.
Cobalah olahraga ringan seperti jalan kaki, berenang, atau yoga selama 30 menit setiap hari.
- Pantau Kesehatan dan Periksa Secara Rutin
Apabila kamu memiliki riwayat keluarga dengan kanker atau pernah mengalami infeksi yang meningkatkan risiko limfoma, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
Deteksi dini bisa membuat perbedaan besar dalam penanganan dan prognosis kanker.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kamu bisa memperkecil kemungkinan terkena kanker kelenjar getah bening dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri ke dokter jika gejala tidak membaik atau semakin parah, seperti demam tinggi lebih dari 3 hari, nyeri hebat yang mengganggu aktivitas, atau kesulitan bernapas.
Perubahan fisik yang mencurigakan, seperti benjolan, penurunan berat badan drastis, atau darah dalam urine juga perlu diwaspadai.
Sebaiknya, jangan abaikan gangguan kesehatan mental yang mengganggu keseharian atau tiba-tiba muncul.
Mendapatkan diagnosis dan penanganan dini bisa mencegah masalah kesehatan menjadi lebih serius.
Kamu juga bisa menghubungi dokter spesialis di Halodoc, yang mampu memberikan diagnosis serta saran perawatan secara akurat.
Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan mudah dan aman, tanpa harus ke luar rumah.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Halodoc sekarang juga!