Ada Benjolan di Leher? Ini 5 Kemungkinan Penyebabnya
Benjolan di leher bisa disebabkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening, nodul, hingga tumor ganas atau kanker.

DAFTAR ISI
- Penyebab Benjolan di Leher
- Karakteristik Benjolan di Leher yang Perlu Diwaspadai
- Cara Menghilangkan Benjolan di Leher
- Pencegahan Benjolan di Leher
- Komplikasi yang Mungkin Terjadi
- Studi Mengenai Benjolan di Leher
- Apa Itu Benjolan di Bawah Rahang?
- Penyebab Umum Benjolan di Bawah Rahang dan Leher
- Hubungi Dokter Ini Jika Muncul Benjolan di Leher yang Mencurigakan
- Kapan Perlu ke Dokter?
- FAQ
Benjolan di leher adalah salah satu kondisi kesehatan yang kerap diperdebatkan.
Sebab, kondisi ini kerap dikaitkan dengan sejumlah masalah medis serius, seperti tumor.
Akibatnya, sebagian besar orang dapat merasa khawatir bila menemui benjolan yang tiba-tiba muncul pada leher.
Padahal, tidak semua penyebab benjolan pada leher adalah kondisi berbahaya.
Ada juga penyebab benjolan di leher yang tidak serius.
Nah, kenapa ada benjolan di leher? Ini ulasannya!
Penyebab Benjolan di Leher
Berikut ini sejumlah kemungkinan penyebab benjolan di leher, di antaranya:
1. Pembengkakan kelenjar getah bening
Kelenjar getah bening berperan dalam melawan infeksi atau sel kanker.
Ketika seseorang sakit, kelenjar getah bening umumnya membesar untuk melawan penyebab penyakit.
Nah, ada sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan kelenjar getah bening bengkak.
Untuk informasi yang lebih lengkap, kamu bisa membaca artikel: Ini Penyebab Kelenjar Getah Bening Membengkak.
2. Nodul
Nodul adalah pertumbuhan abnormal jaringan yang bisa muncul di bagian tubuh mana saja, termasuk leher. Sebagian besar kasus nodul tidak bersifat kanker.
Misalnya, nodul yang menghasilkan benjolan di leher dapat terjadi akibat penggunaan pita suara yang berlebihan (contohnya pada penyanyi), efek penggunaan alkohol pada kelenjar tiroid, dan penyebab lainnya.
3. Bisul
Jika benjolan di leher merah dan menyakitkan, mungkin benjolan tersebut muncul akibat bisul.
Kondisi bisul adalah infeksi lokal, yang infeksinya hanya terjadi pada bisulnya.
Tetapi tidak pada kulit pada sekitarnya. Kista, jerawat, dan folikel rambut yang tersumbat dapat terinfeksi dan berubah menjadi bisul.
Pahami juga penyebab munculnya benjolan pada pergelangan tangan yang harus kamu waspadai di sini: Faktor Penyebab Terjadinya Benjolan di Pergelangan Tangan.
4. Gondok
Penyakit gondok adalah kondisi pembengkakan pada kelenjar tiroid yang terletak di leher.
Gondok dapat menyebabkan benjolan di leher kanan maupun benjolan di leher kiri.
Kelenjar tiroid berperan dalam membantu metabolisme tubuh, mengatur suhu tubuh, detak jantung, dan sistem pencernaan seseorang.
Masalah kesehatan ini dapat terjadi akibat beberapa penyebab. Salah satunya adalah kekurangan asupan yodium.
Selain benjolan di bagian leher, Ketahui juga 6 Fakta tentang Benjolan di Kepala Belakang untuk kamu waspadai.
5. Tumor atau kanker
Meski kebanyakan benjolan di leher bersifat jinak, tetapi terkadang kondisi tersebut juga dapat terjadi akibat tumor ganas atau kanker.
Nah, salah satu jenis kanker yang dapat menjadi penyebabnya adalah kanker tiroid.
Kanker tiroid terjadi ketika sel-sel normal di tiroid menjadi tidak normal dan mulai tumbuh di luar kendali.
Gejalanya berupa benjolan di tenggorokan, nyeri di tenggorokan atau leher hingga kelenjar tiroid bengkak.
6. Batu Kelenjar Ludah
Batu kelenjar ludah atau sialolithiasis terjadi ketika terbentuk batu kecil di dalam kelenjar ludah, biasanya di bawah rahang.
Batu ini bisa menghambat aliran air liur, menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri yang memburuk saat makan.
Penyebab pastinya belum sepenuhnya diketahui, tetapi dehidrasi atau kurangnya produksi air liur bisa meningkatkan risiko.
Mengompres hangat dan memijat lembut area yang bengkak kadang bisa membantu, tetapi jika batu terlalu besar, diperlukan tindakan medis seperti pembedahan.
7. Kista Duktus Tiroglosus
Kista ini adalah benjolan berisi cairan yang muncul di bagian tengah leher, sering kali terlihat saat seseorang menelan atau menjulurkan lidah.
Kista duktus tiroglosus terbentuk dari sisa jaringan embrionik yang tidak hilang setelah kelenjar tiroid berkembang.
Penanganannya bisa melibatkan antibiotik untuk mengatasi infeksi, dan jika perlu, tindakan operasi untuk mengangkat kista.
Berikut Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang bisa menangani kondisi di atas.
Karakteristik Benjolan di Leher yang Perlu Diwaspadai
Beberapa ciri benjolan yang perlu diwaspadai meliputi:
- Benjolan yang terasa keras dan tidak bergerak saat disentuh.
- Pertumbuhan benjolan yang cepat dalam beberapa minggu atau bulan
- Benjolan yang disertai dengan gejala lain seperti penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas
- Demam berkepanjangan, keringat malam, kesulitan menelan atau bernapas, atau suara serak yang menetap.
Adanya kombinasi gejala-gejala ini dapat menjadi pertanda adanya infeksi yang serius, masalah tiroid yang signifikan, atau bahkan kemungkinan keganasan.
Fakta Penting Mengenai Benjolan di Leher
1. Benjolan yang muncul tiba-tiba dan membesar dalam waktu singkat biasanya terkait dengan infeksi atau peradangan.
2. Benjolan yang berkembang secara perlahan dan bertahan lama bisa menjadi tanda masalah yang lebih serius, seperti tumor dan kanker.
Cara Menghilangkan Benjolan di Leher
Pengobatan benjolan di leher akan bervariasi dan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Sebagai contoh, jika benjolan terjadi akibat infeksi bakteri, maka pengobatan akan melibatkan antibiotik.
Namun, apabila kanker adalah penyebabnya, pilihan pengobatannya dapat meliputi:
1. Pembedahan
Benjolan pada leher yang sudah besar dan cenderung berbahaya karena sudah menjadi tumor, perlu segera diangkat melalui pembedahan. Selain untuk pengangkatan, operasi ini juga bertujuan untuk memulihkan fungsi menelan.
Jika kamu mengalami benjolan di leher kanan dan benjolan di leher kiri sekaligus, kamu bisa segera berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan diagnosis dan penanganan pembedahan jika diperlukan.
2. Terapi radiasi
Cara menghilangkan benjolan di leher kanan atau kiri yang bisa timbul adalah dengan terapi radiasi atau radioterapi adalah penanganan kanker dengan menggunakan radiasi dosis tinggi.
Umumnya, terapi ini menggunakan radiasi sinar-X. Namun, jenis radiasi sinar proton atau jenis energi lainnya juga mungkin dapat menjadi pilihan.
Terapi radiasi atau radioterapi adalah penanganan kanker dengan menggunakan radiasi dosis tinggi.
Umumnya, terapi ini menggunakan radiasi sinar-X. Namun, jenis radiasi sinar proton atau jenis energi lainnya juga mungkin dapat menjadi pilihan.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan kanker menggunakan obat-obatan yang dapat membunuh sel kanker.
Adapun obat tersebut dapat dokter berikan dalam bentuk pil atau langsung ke pembuluh darah melalui suntikan atau infus.
Catat, Ini Prosedur Melakukan Kemoterapi untuk Pengobatan Kanker.
Pencegahan Benjolan di Leher
Beberapa langkah pencegahan yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko benjolan di leher meliputi:
- Menjaga kebersihan diri untuk mencegah infeksi.
- Mendapatkan vaksinasi yang diperlukan.
- Berhenti merokok.
- Melindungi diri dari paparan radiasi.
- Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Komplikasi benjolan di leher tergantung pada penyebabnya. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:
- Penyebaran infeksi.
- Kesulitan bernapas atau menelan.
- Kerusakan saraf.
- Penyebaran kanker.
Studi Mengenai Benjolan di Leher
Menurut studi pada tahun 2017 yang diterbitkan oleh PubMed berjudul Clinical Practice Guidelines: Evaluation of the Neck Mass in Adults, benjolan di leher yang tidak menimbulkan gejala bisa menjadi tanda awal atau satu-satunya tanda kanker kepala dan leher. Seperti kanker sel skuamosa, limfoma, kanker tiroid, atau kanker kelenjar ludah.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa jika ada benjolan di leher pada orang dewasa, maka harus dianggap sebagai kanker sampai terbukti.
Diagnosis dini menjadi sangat penting, karena keterlambatan diagnosis bisa mempengaruhi tingkat keparahan penyakit.
Pengujian yang bisa dilakukan sebagai metode benjolan di leher dapat mencangkup pencitraan, pemeriksaan patologi, dan pengobatan medis.
Lantas, Bagaimana dengan Benjolan di Bawah Rahang?
Benjolan di bawah rahang merujuk pada adanya massa atau pembengkakan yang teraba di area antara dagu dan sudut rahang bawah.
Ukuran, konsistensi, nyeri, dan mobilitas benjolan ini dapat bervariasi, memberikan petunjuk awal mengenai penyebabnya.
Meskipun sebagian besar benjolan di area ini bersifat jinak, penting untuk tidak mengabaikan setiap perubahan dan selalu melakukan pemeriksaan medis.
Penyebab Umum Benjolan di Bawah Rahang dan Leher
Benjolan di bawah rahang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari infeksi ringan hingga masalah yang lebih serius.
Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebabnya:
1. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening (Limfadenopati)
Kelenjar getah bening di bawah rahang (kelenjar submandibula) adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berperan penting dalam menyaring kuman dan sel-sel abnormal.
Benjolan yang lembut dan kadang nyeri di area ini seringkali menandakan adanya infeksi di sekitar kepala dan leher, seperti radang tenggorokan, infeksi gigi atau gusi, pilek, atau mononukleosis.
Pembengkakan terjadi sebagai respons terhadap peningkatan aktivitas sel-sel imun yang melawan infeksi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pembengkakan kelenjar getah bening adalah respons umum terhadap infeksi dan biasanya akan mereda setelah infeksi sembuh.
2. Kista: Berbagai Jenis di Area Rahang Bawah
Kista adalah kantung berisi cairan, udara, atau material semi-padat yang dapat terbentuk di bawah kulit atau di dalam jaringan.
- Kista Duktus Tiroglosus: Meskipun sering ditemukan di garis tengah leher, kista ini kadang dapat teraba di dekat area bawah rahang jika berada di bagian atas leher. Terjadi akibat sisa-sisa saluran tiroid saat perkembangan janin.
- Kista Brankial (Branchial Cleft Cyst): Kista kongenital ini terbentuk dari sisa-sisa perkembangan janin yang tidak menutup sempurna. Biasanya muncul di sisi leher, tetapi lokasinya dapat bervariasi dan kadang teraba di bawah rahang.
- Ranula: Kista mukosa ini terbentuk di dasar mulut akibat penyumbatan saluran kelenjar ludah minor. Meskipun seringnya terlihat di dalam mulut, ranula yang besar (disebut “plunging ranula”) dapat meluas ke bawah rahang, menimbulkan benjolan yang lunak.
3. Lipoma: Benjolan Lemak yang Tidak Berbahaya
Lipoma adalah benjolan lemak yang tumbuh secara lambat di bawah kulit. Benjolan ini umumnya terasa lunak, kenyal, mudah digerakkan, dan biasanya tidak menimbulkan nyeri.
Lipoma bersifat jinak dan jarang menyebabkan masalah kesehatan serius, meskipun ukurannya dapat bertambah besar seiring waktu.
Identifikasi lipoma seringkali dilakukan berdasarkan pemeriksaan fisik, namun dokter mungkin merekomendasikan pencitraan untuk konfirmasi.
4. Infeksi Kelenjar Ludah (Sialadenitis)
Kelenjar ludah submandibula terletak di bawah rahang dan berperan dalam produksi air liur.
Infeksi pada kelenjar ini, yang disebut sialadenitis, dapat menyebabkan pembengkakan yang nyeri, kemerahan, dan terkadang disertai demam.
Infeksi bisa disebabkan oleh bakteri atau virus, seperti pada kasus gondongan (mumps). Benjolan akibat sialadenitis biasanya terasa keras dan sangat nyeri saat disentuh.
5. Batu Kelenjar Ludah (Sialolithiasis)
Sialolithiasis adalah kondisi terbentuknya batu kecil di dalam saluran kelenjar ludah, paling sering terjadi di kelenjar submandibula.
Batu ini dapat menghambat aliran air liur, menyebabkan pembengkakan dan nyeri di bawah rahang, terutama saat makan atau minum.
Nyeri biasanya mereda setelah air liur keluar atau jika batu berhasil dikeluarkan. Benjolan yang teraba seringkali keras dan lokasinya spesifik pada jalur saluran kelenjar ludah.
6. Gondok (Goiter) dan Masalah Tiroid Lainnya
Meskipun kelenjar tiroid terletak lebih rendah di leher, pembesaran tiroid yang signifikan (gondok) atau nodul tiroid kadang dapat teraba atau meluas hingga ke area bawah rahang, terutama jika ukurannya besar.
Nodul tiroid bisa jinak atau ganas, dan memerlukan evaluasi medis untuk diagnosis yang akurat. Konsistensi benjolan tiroid bervariasi, bisa lunak hingga keras.
7. Tumor Jinak dan Ganas
Benjolan di bawah rahang juga bisa menandakan adanya pertumbuhan tumor.
- Tumor Jinak: Contoh tumor jinak meliputi adenoma pleomorfik atau tumor Warthin pada kelenjar ludah. Benjolan ini biasanya tumbuh lambat, tidak nyeri, dan cenderung mobile.
- Tumor Ganas (Kanker): Kanker pada kelenjar ludah, kelenjar getah bening (limfoma), atau metastasis (penyebaran kanker dari area lain) dapat bermanifestasi sebagai benjolan di bawah rahang. Benjolan kanker seringkali terasa keras, tidak nyeri, tidak mudah digerakkan, dan dapat disertai gejala lain seperti penurunan berat badan tanpa sebab, kelelahan yang persisten, atau perubahan suara.
Hubungi Dokter Ini Jika Muncul Benjolan di Leher yang Mencurigakan
Adanya benjolan di leher tentu menimbulkan pertanyaan mengenai penyebab benjolan tersebut. Terlebih benjolan di leher bisa menjadi tanda dari beberapa penyakit serius.
Karena itu, jika kamu atau orang terdekat mengalami adanya benjolan di leher yang mencurigakan, segera hubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc untuk bantu ketahui penyebab dan lakukan penanganan yang tepat.
Hal tersebut penting dilakukan untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan. Semakin cepat diketahui penyebabnya, semakin cepat juga penanganan yang bisa dilakukan.
Dokter di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut dokter di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
1. dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD

Rekomendasi dokter pertama yang bisa kamu hubungi adalah dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD.
Ia merupakan lulusan Universitas Hang Tuah Surabaya pada 2012 dan Universitas Sam Ratulangi Manado pada 2020.
Dokter Puguh merupakan anggota aktif dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dan saat ini berpraktik di Bekasi dan Cikarang, Jawa Barat.
Berbekal pengalaman selama 12 tahun, dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD bisa memberikan layanan konsultasi di Halodoc jika kamu mengalami benjolan di leher.
Chat dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.
2. dr. Agnita Irawaty Sp.PD

Pilihan selanjutnya adalah dr. Agnita Irawaty Sp.PD yang merupakan lulusan Universitas Tarumanagara pada 2010 dan Universitas Sam Ratulangi pada 2022.
Dokter Agnita merupakan anggota aktif dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dan saat ini berpraktik di Yogyakarta.
Berbekal pengalaman selama 14 tahun, dr. Agnita Irawaty Sp.PD bisa memberikan layanan konsultasi di Halodoc seputar adanya benjolan di leher.
Chat dr. Agnita Irawaty Sp.PD mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.
3. dr. Vera Bahar Sp.PD

Dokter Vera Bahar Sp.PD merupakan lulusan Universitas Muslim Indonesia pada 2008 dan Universitas Hasanuddin pada 2021.
Saat ini, ia berpraktik di Wajo, Sulawesi Selatan dan tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).
Dengan pengalamannya selama 15 tahun, ia dapat memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait saran untuk mengatasi benjolan di leher.
Chat dr. Vera Bahar Sp.PD mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.
4. dr. Siska Damayanti Sp.PD

Dokter Siska Damayanti Sp.PD merupakan salah satu pilihan dokter spesialis penyakit dalam yang bisa kamu hubungi. Ia adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada 2010 2018.
Saat ini ia menjalani praktik di Gresik, Jawa Timur, dan tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).
Dengan pengalaman selama 15 tahun, dr. Siska Damayanti Sp.PD bisa memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait benjolan di leher.
Chat dr. Siska Damayanti Sp.PD mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc
5. dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO-K

Pilihan lainnya, yaitu dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO. Ia merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya pada 2015 dan 2023.
Dokter Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO kini berpraktik di Lampung Tengah dan tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).
Memiliki pengalaman sebagai dokter selama 9 tahun, dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO mampu memberikan layanan konsultasi di Halodoc apabila kamu mengalami benjolan di leher yang mencurigakan.
Chat dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO dari Rp 59.000,- di Halodoc.
Nah, itulah beberapa dokter yang bisa kamu hubungi untuk bantu ketahui penyebab dan tangani benjolan di leher. Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter agar kondisi tersebut dapat segera ditangani.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!
Kapan Perlu ke Dokter?
Meski dapat membaik dengan sendirinya, apa pun penyebabnya, benjolan di leher tidak seharusnya kamu sepelekan.
Karena itu, kamu perlu segera memeriksakan kondisi ke dokter spesialis penyakit dalam jika benjolan pada leher kanan atau kiri tak kunjung membaik (semakin besar) atau bersamaan dengan munculnya gejala berikut:
- Terjadi penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.
- Suara berubah atau serak selama lebih dari 3 minggu.
- Berkeringat di malam hari.
- Sulit menelan dan mengalami sesak napas atau batuk darah.
- Kelelahan yang berkepanjangan.
Jangan ragu untuk bicara pada dokter dan sampaikan keluhan kondisimu secara detail.
Referensi:
Pubmed. Diakses pada 2025. Clinical Practice Guideline: Evaluation of the Neck Mass in Adults.
Very Well Health. Diakses pada 2025. Causes of Lumps on the Neck.
Healthline. Diakses pada 2025. What’s Causing This Lump on My Neck?
Medical News Today. Diakses pada 2025. Cause of a lump on the back of the neck.
Medline Plus. Diakses pada 2025. Neck lump.
National Health Service UK. Diakses pada 2025. Health A to Z. Lumps.
FAQ
1. Ciri-ciri benjolan di leher yang tidak berbahaya?
Ciri-ciri benjolan di leher yang tidak berbahaya umumnya lunak dan tidak terasa sakit.
Benjolan jinak biasanya tidak melekat kuat pada jaringan di sekitarnya, sehingga mudah digerakkan dengan jari. Baca selengkapnya di artikel ini: “Ini Ciri-Ciri Benjolan di Leher yang Tidak Berbahaya”
2. Apa yang harus dilakukan jika ada benjolan di leher?
Jika kamu menemukan benjolan di leher, jangan panik dulu. Kamu bisa lakukan langkah berikut:
- Perhatikan ukuran, tekstur (lunak atau keras), dan apakah benjolan bergerak saat disentuh.
- Periksa gejala lain, seperti adanya demam, nyeri saat ditekan, kesulitan menelan, suara serak, atau penurunan berat badan tanpa sebab.
- Jika benjolan terasa nyeri dan diduga akibat infeksi ringan (seperti infeksi tenggorokan), kompres hangat bisa membantu meredakan bengkak.
Segeralah periksakan diri pada dokter jika:
- Benjolan semakin membesar atau tidak mengecil dalam 2–4 minggu.
- Terasa keras, tidak bergerak, dan tidak nyeri.
- Disertai gejala serius, seperti keringat malam berlebihan, lemas, atau sulit bernapas.
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik, USG leher, atau biopsi untuk memastikan penyebabnya.
3. Bagaimana cara membedakan benjolan berbahaya atau tidak?
Kamu bisa mengenali ciri-ciri benjolan yang cenderung jinak atau berbahaya:
Benjolan yang cenderung tidak berbahaya pada umumnya:
- Lunak atau kenyal saat ditekan.
- Bisa digerakkan di bawah kulit.
- Biasanya nyeri (terutama jika akibat infeksi, seperti pembengkakan kelenjar getah bening).
- Bisa mengecil atau hilang sendiri setelah infeksi sembuh.
Sementara itu, ciri benjolan yang perlu diwaspadai yaitu:
- Keras dan tidak bisa digerakkan.
- Cepat membesar tanpa alasan yang jelas.
- Tidak terasa nyeri (kadang benjolan kanker justru tidak sakit).
- Disertai gejala lain, seperti suara serak, sulit menelan, penurunan berat badan drastis, atau keringat malam berlebihan.
4. Apakah benjolan di leher bisa sembuh dengan sendirinya?
Benjolan akibat infeksi ringan (misalnya flu atau radang tenggorokan) biasanya mengecil sendiri dalam 2–3 minggu setelah infeksi sembuh.
Sementara itu, benjolan akibat kista kecil atau lipoma yang jinak terkadang bisa mengecil sendiri, namun ada juga yang tidak mengempis tanpa bahaya.
Akan tetapi, jika benjolan tidak mengecil setelah beberapa minggu atau terus membesar, biasanya butuh pengobatan, seperti antibiotik, pengangkatan kista, atau terapi lebih lanjut jika berhubungan dengan kanker.


