Kanker Nasofaring

Pengertian Kanker Nasofaring
Kanker nasofaring adalah kanker yang berkembang di jaringan nasofaring. Jaringan nasofaring adalah bagian dari tenggorokan, yang terletak di belakang rongga hidung dan di balik langit-langit rongga mulut.
Kanker nasofaring termasuk golongan kanker ganas yang cukup umum terjadi. Namun, gejala awal kanker ini seringkali tidak terdeteksi. Akibatnya, pengidapnya seringkali baru menyadari kondisinya saat kanker sudah stadium lanjut.
Karena berkembang di tenggorokan, penyakit ini bisa menyebabkan pengidapnya mengalami gejala kesulitan berbicara, mendengar, serta benapas. Itulah sebabnya, kamu perlu mewaspadai penyakit ini.
Kanker Nasofaring Disebabkan oleh Apa?
Penyebab kanker nasofaring sebenarnya masih belum diketahui. Namun, penyakit ini sering dikaitkan dengan Epstein-barr (EBV). Ini adalah virus DNA yang menyebabkan infeksi akut dan infeksi laten di limfosit (salah satu jenis sel darah putih).
Virus ini sering terdeteksi berada di air liur. Penularan virus terjadi melalui kontak langsung atau melalui benda yang sudah terkontaminasi sebelumnya. Virus ini diduga menginfeksi sel nasofaring sehingga menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal.
Selain infeksi virus, faktor genetik juga diduga menjadi penyebabnya. Risiko meningkat jika ada keluarga dengan riwayat kanker nasofaring. Selain itu, perubahan genetik pada beberapa kromosom (seperti mutasi) juga terkait dengan kejadian kondisi ini.
Faktor Risiko Kanker Nasofaring
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring, yaitu:
- Berjenis kelamin laki-laki.
- Berusia 30–50 tahun.
- Memiliki keluarga dengan riwayat kanker nasofaring.
- Memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
- Sering terpapar bahan kimia berbahaya.
Selain itu, faktor lain yang juga dapat meningkatkan risiko adalah pola makan yang buruk. Seperti jarang mengonsumsi makanan yang mengandung serat dan karoten, dan sering mengonsumsi makanan yang mengandung nitrosamine.
Ada anggapan bahwa kanker ini bisa menular. Benarkah hal ini? Cek jawabannya di sini → Mitos atau Fakta, Karsinoma Nasofaring Menular?
Gejala Kanker Nasofaring
Penyakit ini jarang menimbulkan gejala pada stadium awal, dan sering baru disadari saat sudah parah. Namun, saat sudah stadium lanjut, kanker ini dapat menimbulkan gejala berupa:
- Mimisan.
- Keluar cairan dari hidung.
- Nyeri pada wajah.
- Sakit kepala.
- Mati rasa pada area wajah.
- Benjolan di leher.
- Gangguan penglihatan.
- Gangguan pendengaran.
- Telinga berdenging.
- Penurunan berat badan.
Diagnosis Kanker Nasofaring
Kanker nasofaring dilakukan dengan penilaian faktor risiko, gejala, dan pemeriksaan fisik awal. Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk memastikan diagnosis.
Berikut ini jenis pemeriksaan untuk diagnosis:
- Visualisasi langsung nasofaring dengan endoskopi. Saat endoskopi, dilakukan biopsi (pengambilan sampel jaringan) dari area yang abnormal dan pemeriksaan darah (terutama serologi IgA EBV).
- Pemeriksaan fine needle aspiration (mengambil contoh sel dari benjolan dengan menggunakan jarum suntik) jika ada benjolan di leher.
- Tes pemindaian, seperti CT scan dan MRI dilakukan untuk mengevaluasi tingkat keparahan penyakit.
- Foto rontgen dada, scan tulang, dan USG dilakukan untuk menentukan apakah ada penyebaran kanker ke area tersebut.
Lebih lanjut mengenai pemeriksaan endoskopi THT untuk diagnosis, bisa kamu baca di sini → Begini Prosedur Endoskopi THT untuk Kanker Nasofaring
Stadium Kanker Nasofaring
Berdasarkan tingkat keparahannya, kanker nasofaring dibagi ke dalam beberapa stadium atau tahapan, yaitu:
1. Stadium 0
Tahap ini dikenal dengan istilah in situ. Ini adalah awal kemunculan sel abnormal di nasofaring. Sel tersebut kemudian bisa menjadi kanker dan berpotensi menyebar ke jaringan di sekitarnya.
2. Stadium 1
Pada tahap ini, sel yang sebelumnya muncul di nasofaring telah berubah menjadi kanker. Seiring waktu, kanker bisa menyebar ke jaringan di sekitar nasofaring.
3. Stadium 2
Sel kanker sudah semakin besar dan menyebar. Pada stadium 2, kanker sudah menyebar ke satu atau lebih kelenjar getah bening.
4. Stadium 3
Artinya, kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di kedua sisi leher. Kanker juga bisa ditemukan di tulang atau rongga sinus terdekat.
5. Stadium 4
Ini adalah tingkat paling parah. Pada stadium ini, kanker telah menyebar hingga ke organ tubuh lain. Sel kanker mungkin menyebar ke bagian lain di kepala, seperti otak dan tenggorokan, atau bahkan ke organ yang jauh dari nasofaring, seperti paru-paru.
Lebih lanjut mengenai stadium kanker nasofaring, bisa kamu simak dalam artikel ini → Kenali 4 Stadium Karsinoma Nasofaring
Obat Kanker Nasofaring yang Ampuh
Obat untuk mengatasi kondisi ini dapat diberikan dokter berdasarkan penyebaran kanker. Berbagai obat biasanya diberikan melalui prosedur medis berikut ini:
1. Kemoterapi
Kemoterapi adalah prosedur yang menggunakan obat-obatan untuk menghentikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker. Pengobatan ini biasanya dilakukan melalui infus atau injeksi.
Cisplatin adalah jenis obat yang paling sering digunakan untuk mengatasi kanker nasofaring. Namun, penggunaan obat ini bisa dikombinasikan dengan beberapa obat lain saat melakukan terapi gabungan antara kemoterapi dan radioterapi.
Beberapa jenis obat yang biasanya diberikan dalam kemoterapi adalah:
- Carboplatin
- Doxorubicin
- Epirubicin
- Paclitaxel
- Docetaxel
- Gemcitabine
- Bleomycin
- Methotrexate
2. Imunoterapi
Imunoterapi adalah prosedur medis yang dilakukan dengan memberi obat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Metode ini bertujuan untuk mendorong tubuh melawan sel kanker dengan sendirinya.
Beberapa obat imunoterapi, misalnya, antibodi monoklonal, bekerja dengan lebih dari satu cara untuk mengendalikan sel kanker. Obat ini juga dapat dianggap sebagai terapi obat yang ditargetkan. Karena cara kerjanya adalah memblokir protein spesifik pada sel kanker agar tidak tumbuh.
Lebih lanjut mengenai pengobatan untuk kanker nasofaring, bisa kamu baca di sini → Ini Metode Pengobatan untuk Mengatasi Kanker Nasofaring
Pengobatan Lain untuk Kanker Nasofaring
Selain dengan obat-obatan, kondisi ini juga dapat diatasi dengan beberapa prosedur medis, seperti:
1. Radioterapi
Radioterapi adalah pengobatan kanker nasofaring dengan menggunakan sinar X untuk membunuh, dan menghentikan pertumbuhan sel kanker. Terapi ini biasanya dikombinasikan dengan kemoterapi.
2. Operasi
Operasi atau pembedahan juga dapat dilakukan untuk mengatasi kanker nasofaring. Tepatnya untuk mengangkat tumor atau sel kanker. Namun, metode ini jarang dipilih, karena area kanker berdekatan dengan banyak saraf dan pembuluh darah yang cukup berisiko.
Selain itu, dokter juga akan menyarankan pengidap untuk menjaga pola hidup sehat. Termasuk menjauhi pantangan-pantangan selama pengobatan kanker nasofaring berlangsung.
Salah satu pantangan adalah menghindari konsumsi daging olahan, seperti kornet atau ikan asin, secara berlebihan. Hal tersebut bermaksud agar tidak memperburuk kanker. Sebab, daging olahan diketahui mengandung nitrosamin yang dapat memicu keganasan sel kanker.
Pencegahan Kanker Nasofaring
Hingga saat ini, belum ada cara khusus untuk mencegah kanker nasofaring. Namun, kamu bisa melakukan upaya berikut ini untuk menurunkan risiko kanker nasofaring:
- Batasi konsumsi makanan olahan dan yang diawetkan. Seperti ikan asin, daging kalengan, dan sosis.
- Hindari kebiasaan merokok.
- Batasi konsumsi minuman beralkohol.
- Perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan.
Komplikasi Kanker Nasofaring
Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi. Bila ukuran tumor besar, tumor dapat menekan organ lain di dekatnya, seperti saraf, tenggorokan, hingga otak.
Kelenjar getah bening yang terkena kanker dapat menekan saraf, dan menyebabkan rasa nyeri. Selain itu, jenis kanker ini juga bisa memicu penggumpalan darah di otak, yang dapat menyebabkan stroke atau stroke-like syndrome (SLS).
Kapan Harus ke Dokter?
Jika mengalami gejala kanker nasofaring seperti yang telah dijelaskan, segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan diagnosis. Dokter spesialis yang bisa terkait antara lain dokter THT dan dokter spesialis bedah onkologi.
Kamu juga bisa hubungi dokter di Halodoc✔️ untuk mendapatkan penanganan awal yang tepat sehingga dapat meminimalisir komplikasi sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan. Dengan begitu, peluang kesembuhan pun bisa meningkat.
Referensi:
American Cancer Society. Diakses pada 2022. Nasopharyngeal Cancer.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Nasopharyngeal Carcinoma.
Cancer Research UK. Diakses pada 2022.Nasopharyngeal Cancer.
WebMD. Diakses pada 2022. Epstein-Barr Virus (EBV).
Medscape. Diakses pada 2023. Nasopharyngeal Cancer.
Cancer Research UK. Diakses pada 2023. Treatment Options for Nasopharyngeal Cancer.
Cancer Net. Diakses pada 2023. Nasopharyngeal Cancer: Types of Treatment.
Diperbarui pada 25 April 2023
Topik Terkini
Artikel Terkait





