halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close
Advertisement

Neuritis Optik

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

Neuritis optik adalah kondisi saat lapisan mielin pada saraf optik yang ada di mata mengalami peradangan. Jika terjadi gangguan atau mielin tidak ada, sinyal visual tidak dapat terkirim dengan baik menuju otak. Akibatnya, pengidap akan mengalami gangguan pada penglihatannya, seperti pandangan mata kabur atau buram. Kondisi ini dapat menyerang satu atau kedua mata.

Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Namun, kelainan ini paling sering ditemukan pada wanita usia antara 20 hingga 40 tahun. 

Penyebab Neuritis Optik

Ada beberapa penyebab yang bisa menyebabkan penyakit ini, seperti:

1. Multiple Sclerosis dan Gangguan Saraf Lainnya

Multiple sclerosis adalah penyebab utama dari kondisi ini. Namun, ada beberapa penyakit lain yang dapat menyebabkan kondisi ini, seperti penyakit antibodi glikoprotein oligodendrosit myelin, penyakit schilder, hingga gangguan spektrum neuromyelitis optica.

2. Penyakit Autoimun

Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh penyakit autoimun, seperti sarkoidosis, sindrom Sjogren, dan penyakit lupus.

3. Infeksi

Penyakit campak, herpes zoster, tuberkulosis, sipilis, meningitis, dan HIV menjadi penyakit lainnya yang bisa memicu neuritis optik. 

Faktor Risiko Neuritis Optik

Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap neuritis optik, antara lain:

  • Jenis Kelamin. Biasanya wanita lebih banyak terserang penyakit ini
  • Usia. Orang yang berusia sekitar 20-40 tahun lebih berpotensi untuk terjadinya kelainan ini
  • Mutasi Genetik. Terjadinya mutasi genetik pada seseorang meningkatkan risiko untuk mengalami kelainan neuritis optik.
  • Gaya Hidup. Kebiasaan mengonsumsi alkohol, merokok, dan kekurangan nutrisi berisiko menyebabkan neuritis optik.

Gejala Neuritis Optik

Gejala utama dari neuritis optik meliputi:

  • Nyeri pada mata.
  • Penglihatan kabur.
  • Hilangnya penglihatan, lebih sering hanya pada satu mata, tetapi terkadang keduanya.
  • Sakit mata, terutama ketika mata bergerak.
  • Buta warna.
  • Kehilangan kontras visual atau penglihatan kurang jelas.
  • Menurunnya kecerahan penglihatan.
  • Kedipan.

Diagnosis

Diagnosis terhadap kelainan neuritis optik dapat dilakukan melalui pemeriksaan mata rutin, serta tes reaksi pupil terhadap cahaya. Selain oftalmoskopi, juga dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan. Hal ini bertujuan untuk memeriksa struktur di belakang mata, termasuk optik dan saraf.

Beberapa tes penunjang diperlukan untuk mendiagnosis kelainan ini, di antaranya:

  • Tes darah, untuk memeriksa kemungkinan adanya neuromielitis optik pada kasus neuritis optik yang berat. Hal ini diketahui dengan mendeteksi antibodi terkait.
  • MRI untuk menentukan area kerusakan pada otak.
  • Optical coherence tomography (OCT) dilakukan untuk memeriksa ketebalan serabut saraf retina yang umumnya lebih tipis dalam kasus pengidap neuritis optik.
  • Tes visual evoked response untuk menilai kecepatan konduksi elektrik dari saraf optik, karena pada kasus neuritis optik biasanya melambat.

Pengobatan Neuritis Optik

Pengobatan neuritis optik bergantung pada pemeriksaan tiap pengidap. Untuk kasus dengan penyebab yang jelas, pengobatan ditentukan oleh penyebab utamanya. Contohnya, jika neuritis optik disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, maka pengidap akan diberikan obat anti-bakteri atau antivirus. 

Jika pengidap terserang kondisi ini akibat kekurangan vitamin B12, maka suplemen nutrisi akan diresepkan. Di sisi lain, jika tidak ada penyebab yang jelas, pengidap biasanya diberikan obat dosis tinggi berdasarkan steroid untuk lebih cepat merangsang penyembuhan.

Pengobatan ini juga efektif untuk mencegah sklerosis ganda pada pengidap. Namun, obat ini harus dikonsumsi dengan hati-hati, karena dapat menyebabkan beberapa efek samping. Di antaranya adalah osteoporosis atau peningkatan kerentanan terhadap infeksi, karena efek dari steroid pada sistem kekebalan tubuh.

Jika gejalanya parah, tidak merespons obat steroid, atau pengidap tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi steroid, dokter mungkin meresepkan obat khusus yang terbuat dari darah yang diambil dari pengidap. Pengobatan ini membutuhkan biaya yang mahal dan tidak terjamin efektif, tetapi dapat digunakan sebagai pilihan terakhir jika pengobatan lainnya gagal.

Jika pengidap mengalami kehilangan penglihatan, pada beberapa kasus, penglihatan biasanya bisa dipulihkan dalam waktu sekitar 2 minggu sampai 3 bulan. Risiko kehilangan penglihatan permanen cukup kecil, karena sekitar 90 persen penglihatan pengidap sembuh pada bulan ke-6. Jika tidak terjadi kehilangan penglihatan, masih terdapat kemungkinan perubahan ketajaman visual permanen.

Komplikasi

Neuritis optik dapat menyebabkan komplikasi pada pengidapnya, seperti:

  • Kerusakan saraf optik.
  • Penurunan ketajaman visual.

Pencegahan Neuritis Optik

Hingga saat ini, langkah pencegahan terhadap kelainan neuritis optik belum ditemukan. Hal ini tentu saja berhubungan dengan beragam penyebab dan faktor risiko yang membuat seseorang dapat mengidap kelainan ini. 

Namun, risiko neuritis optik bisa dikurangi dengan melakukan pencegahan kerusakan pada mata. Langkah ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi beberapa makanan yang sehat untuk mata, seperti tomat, apel, labu, bayam, jeruk, pepaya, dan kacang pistachio.

Kapan Harus ke Dokter?

Sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ketika kamu mengalami berbagai gejala yang terkait dengan neuritis optik untuk menghindari risiko komplikasi. Dokter akan memberikan resep untuk beberapa jenis obat-obatan yang bisa digunakan dalam upaya mengatasi neuritis optik.

Tidak perlu repot, kamu bisa cek kebutuhan medis yang diperlukan melalui aplikasi Halodoc. Dengan begitu, obat yang diresepkan dapat diantar langsung dari apotek ke tempat kamu. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Optic Neuritis.
Web MD. Diakses pada 2022. Optic Neuritis: When MS Affects Your Vision.
Healthline. Diakses pada 2022. Optic Neuritis.

Diperbarui pada 9 Juni 2022.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp