halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Pterygium

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  1. Penyebab Pterygium
  2. Faktor Risiko Pterygium
  3. Gejala Pterygium
  4. Diagnosis Pterygium
  5. Pengobatan Pterygium
  6. Komplikasi Pterygium
  7. Hubungi Dokter Spesialis Mata di Halodoc
  8. Pencegahan Pterygium
  9. Kapan Harus ke Dokter?
  10. FAQ

Pterigium adalah pertumbuhan jaringan berbentuk segitiga pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian putih mata (sklera). Jaringan ini dapat tumbuh ke arah kornea, lapisan bening di depan iris dan pupil.

Kondisi ini umumnya tidak mengancam penglihatan pada tahap awal, tetapi perlu diwaspadai jika pertumbuhannya signifikan.

Pterigium sering disebut sebagai “lemak mata” karena penampilannya yang seperti lapisan lemak. Kondisi ini lebih umum terjadi pada orang yang sering terpapar sinar matahari, angin, atau debu.

Penyebab Pterygium

Penyebab pasti pterigium belum diketahui sepenuhnya, tetapi paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari dianggap sebagai faktor risiko utama.

Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko pterigium meliputi:

  • Paparan angin dan debu
  • Mata kering
  • Faktor genetik
  • Usia (lebih sering terjadi pada orang dewasa)

Menurut World Health Organization, paparan radiasi UV dapat menyebabkan kerusakan pada DNA sel-sel konjungtiva, yang memicu pertumbuhan pterigium.

Faktor Risiko Pterygium

Hindari berbagai faktor risiko yang dapat memicu penyakit ini, seperti:

  • Terlalu lama melakukan aktivitas di luar ruangan pada siang hari.
  • Mata yang terpapar debu, pasir, hingga polusi udara yang dapat menyebabkan mata mengalami iritasi.
  • Mata kering.

Gejala Pterygium

Penyakit ini berkembang secara perlahan. Di awal munculnya pterygium, kamu tidak akan mengalami gejala apapun. Namun, gejala akan semakin dirasakan ketika kondisi menjadi lebih buruk.

Ada beberapa gejala yang kerap dialami oleh pengidap di awal perkembangannya, seperti:

  • Mata merah dan iritasi
  • Sensasi terbakar atau gatal
  • Mata berair
  • Penglihatan kabur, terutama jika pterigium tumbuh ke kornea
  • Sensasi ada benda asing di mata
  • Astigmatisme atau penglihatan buram akibat kelengkungan kornea yang tidak merata

Gejala yang semakin memburuk ditandai dengan pertumbuhan selaput yang semakin menutupi kornea dan gangguan penglihatan.

Catat, Ini Dokter Spesialis Mata yang Bisa Bantu Pengobatan Pterygium.

Diagnosis Pterygium

Dokter dapat mendiagnosis kondisi ini berdasarkan pemeriksaan fisik menggunakan lampu celah (slit lamp).

Lampu ini memungkinkan dokter melihat mata seseorang dengan bantuan pembesaran dan pencahayaan yang terang. Tes tambahan termasuk:

  • Tes Ketajaman Visual. Tes ini melibatkan membaca huruf pada grafik mata.
  • Topografi Kornea. Teknik pemetaan medis ini digunakan untuk mengukur perubahan kelengkungan pada kornea.
  • Dokumentasi Foto. Prosedur ini dilakukan dengan melakukan pengambilan gambar yang bertujuan untuk melacak laju pertumbuhan pterygium.

Pengobatan Pterygium

Jika gejala pterygium masih ringan atau masih tahap awal, umumnya dokter akan memberikan resep obat yang bertujuan untuk mengurangi iritasi atau merah pada mata.

Pengobatan pterigium juga tergantung pada tingkat keparahan gejala. Prosedur pengobatan yang umum dilakukan meliputi:

  • Lubrikan Mata: Air mata buatan (artificial tears) dapat membantu meredakan iritasi dan mata kering.
  • Obat Tetes Mata: Dokter akan meresepkan obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid untuk mengurangi peradangan.
  • Operasi: Jika pterigium menyebabkan gangguan penglihatan yang signifikan atau tidak membaik dengan pengobatan lain, operasi pengangkatan pterigium mungkin diperlukan. Terdapat beberapa teknik operasi yang tersedia, dan dokter akan merekomendasikan yang paling sesuai untuk kondisi kamu.

Komplikasi Pterygium

Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat memicu jaringan parut yang cukup parah pada kornea mata.

Jaringan parut juga berpotensi meningkatkan risiko kehilangan penglihatan. 

Hubungi Dokter Spesialis Mata di Halodoc

Apabila kondisi pterigium mulai mengganggu penglihatanmu, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter di Halodoc.

Dokter spesialis mata di Halodoc akan memberikan kamu saran dan penanganan yang lebih tepat sesuai dengan kondisi mata.

Dokter tersebut sudah berpengalaman selama bertahun-tahun, sehingga kamu tidak perlu khawatir. Mereka juga telah menerima ulasan yang baik dari pasien-pasien sebelumnya yang mereka tangani.

Nah, berikut ini daftarnya:

1. dr. Lilianty Fauzi Sp.M, M.Kes

Kamu bisa menghubungi dr. Lilianty Fauzi Sp.M, M.Kes., seorang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung pada tahun 2011 dan Universitas Sriwijaya Palembang pada tahun 2022. 

Dokter Lilianty Fauzi Sp.M, M.Kes saat ini berpraktik di Bandar Lampung dan juga terdaftar sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) dengan nomor STR 1621603422130592.

Berbekal pengalaman 14 tahun sebagai dokter spesialis mata, dr.  Lilianty Fauzi Sp.M, M.Kes siap membantu kamu dalam mengatasi pterigium melalui Halodoc. 

Kamu juga bisa berkonsultasi dengan dr.  Lilianty Fauzi Sp.M, M.Kes seputar mata bintitan, gangguan saluran air mata, maupun infeksi mata.

Chat dr. Lilianty Fauzi Sp.M, M.Kes mulai dari Rp59.000,- di Halodoc.

2. dr. Kartini Wulan Sp.M

Dokter rekomendasi lainnya yang juga bisa kamu hubungi adalah dr. Kartini Wulan Sp.M.

Dokter Kartini Wulan Sp.M merupakan alumnus fakultas kedokteran Universitas Sriwijaya pada 2008 dan 2022, yang saat ini berpraktik di Lubuklinggau, Sumatera Selatan. 

Ia juga tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) dengan nomor STR 1621603422102180.

Dengan pengalamannya selama 16 tahun, dr. Kartini Wulan Sp.M akan memberikan kamu solusi untuk mengobati pterigium. 

Dokter Kartini Wulan Sp.M juga bisa memberikan layanan terkait prosedur penyembuhan infeksi mata, penglihatan buram, mata bintitan, serta pembuluh darah mata pecah.

Chat dr. Kartini Wulan Sp.M mulai dari Rp59.000,- di Halodoc.

3. dr. A. A. Ayu Githasari Dewi Sp.M

Dokter spesialis mata berikutnya yang juga bisa membantu kamu dalam mengatasi mata silinder adalah dr. A. A. Ayu Githasari Dewi Sp.M.

Ia memperoleh gelar dokternya dari Universitas Udayana pada tahun 2014 dan 2021. 

Kini, dr.  A. A. Ayu Githasari Dewi Sp.M menjalani praktik di Denpasar, Bali dan juga tercatat sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) dengan nomor STR 5121603322153065.

Berbekal pengalaman 11 tahun, dr.  A. A. Ayu Githasari Dewi Sp.M mampu membantu kamu dalam menangani masalah pterigium. 

Tak hanya itu, kamu juga bisa berdiskusi dengan dr.  A. A. Ayu Githasari Dewi Sp.M tentang penanganan infeksi mata, penglihatan buram, mata bintitan, dan gangguan saluran air mata.

Chat dr. A. A. Ayu Githasari Dewi Sp.M mulai dari Rp59.000,- di Halodoc.

Dokter spesialis tersebut siap memberikan kamu solusi tepat dalam mengobati pterigium. 

Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter kapan saja dan di mana saja.

Tak perlu khawatir jika dokter sedang offline atau tidak tersedia. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!

Pencegahan Pterygium

Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah pterigium, kamu dapat mengurangi risiko dengan:

  • Melindungi mata dari sinar matahari: Kenakan kacamata hitam yang dapat menghalangi 100% sinar UV saat berada di luar ruangan.
  • Gunakan topi: Topi lebar dapat memberikan perlindungan tambahan untuk mata kamu.
  • Hindari paparan debu dan angin: Apabila kamu bekerja di lingkungan berdebu atau berangin, gunakan kacamata pelindung.
  • Teteskan air mata buatan: Jika kamu mengalami mata kering, gunakan air mata buatan secara teratur.

 Baca juga: Sering Aktivitas di Luar Ruangan, Hati-Hati Pterygium

Kapan Harus ke Dokter?

Kamu harus segera memeriksakan diri ke dokter mata jika mengalami gejala pterigium yang mengganggu, seperti:

  • Penurunan penglihatan
  • Nyeri mata yang parah
  • Kemerahan atau peradangan yang tidak membaik dengan pengobatan rumahan
  • Pertumbuhan pterigium yang cepat

Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter pilihan di rumah sakit sesuai domisili kamu melalui Halodoc. Yuk download aplikasi Halodoc sekarang!

Referensi:
Web MD. Diakses pada 2025. Pterygium (Surfer’s Eye): Causes, Symptoms, and Treatment.
American Optometric Association. Diakses pada 2025. Pterygium.
Healthline. Diakses pada 2025. Pterygium.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Pterygium (Surfer’s Eye)
Diperbarui pada 22 April 2025.

FAQ

1. Apakah pterigium bisa menyebabkan kebutaan?

Meskipun jarang, pterigium yang tidak diobati dan tumbuh secara signifikan ke kornea dapat menyebabkan gangguan penglihatan yang parah.

2. Bisakah pterigium tumbuh kembali setelah operasi?

Ya, pterigium dapat tumbuh kembali setelah operasi, meskipun risikonya rendah dengan teknik operasi modern.

3. Apakah pterigium menular?

Tidak, pterigium tidak menular.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp