halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Rabun Dekat

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  • Apa itu Rabun Dekat atau Hipermetropi?
  • Penyebab Rabun Dekat
  • Faktor Risiko Rabun Dekat
  • Gejala Hipermetropi atau Rabun Dekat
  • Hubungi Dokter Ini untuk Mengatasi Rabun Dekat
  • Diagnosis Hipermetropi
  • Pengobatan Rabun Dekat
  • Pencegahan Rabun Dekat
  • Komplikasi Hipermetropi
  • Kapan Harus ke Dokter?

Apa Itu Rabun Dekat atau Hipermetropi?

Rabun dekat atau hipermetropi adalah kondisi yang membuat pengidapnya tidak bisa melihat objek yang berada di jarak dekat dengan jelas. Sementara itu, objek yang berada pada jarak jauh bisa terlihat dengan jelas. 

Rabun dekat yang terjadi pada bayi dan anak-anak tidak perlu kamu khawatirkan karena akan membaik seiring dengan perkembangan organ mata.

Secara umum, hipermetropi terjadi karena ada kerusakan atau tidak normal pada bentuk kornea maupun lensa mata.

Kelainan ini yang menyebabkan objek menjadi tidak terlihat dengan jelas saat berada dalam jarak dekat. 

Penyebab Rabun Dekat

Mata setiap orang memiliki dua bagian yang memfokuskan gambar:

  • Kornea adalah permukaan depan mata yang bening dan berbentuk kubah.
  • Lensa adalah struktur yang tampak jelas.

Agar kamu dapat melihat, cahaya harus melewati kornea dan lensa. Mereka membiaskan cahaya sehingga cahaya difokuskan langsung ke jaringan saraf (retina) di bagian belakang mata.

Jaringan tersebut menerjemahkan cahaya menjadi sinyal yang dikirimkan ke otak, yang memungkinkan kamu melihat gambar.

Lantas, penyebab rabun dekat atau hipermetropi adalah kelainan pada lensa mata. 

Jadi, cahaya yang masuk ke mata dengan tidak terfokus di dalam retina, tetapi terfokus pada bagian belakang.

Hal tersebut terjadi karena kornea terlalu datar atau kurang melengkung, lensa yang kurang tebal dan pendeknya bola mata.

Faktor Risiko Rabun Dekat

Beberapa faktor di bawah ini bisa menyebabkan hipermetropi, di antaranya:

  • Faktor Usia. Penyakit rabun dekat sering terjadi pada usia di atas 40 tahun.
  • Faktor Genetika. Rabun dekat merupakan salah satu penyakit yang bisa diwariskan oleh orang tua atau keluarga.
  • Peningkatan penggunaan alat elektronik. Misalnya terlalu sering menggunakan smartphone, tablet, dan komputer.
  • Aktivitas dalam ruangan yang berlebihan. Misalnya, tinggal dalam lingkungan yang kurang terpapar cahaya matahari.
  • Terlalu sering/lama belajar atau bekerja. Penelitian menunjukkan seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau bekerja dalam pekerjaan yang membutuhkan penggunaan intensif penglihatan dekat, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan rabun dekat.

Selain penyebab dan faktor risiko di atas, ketahui juga Penyebab Rabun Dekat Di Usia Muda.

Gejala Hipermetropi atau Rabun Dekat

Pada umumnya, gejala akan terjadi saat kamu menginjak usia di atas 40 tahun karena adanya kekurangan dalam kemampuan penglihatan seiring bertambahnya usia.

Namun, kondisi ini tidak menutup kemungkinan terjadi pada anak kecil.

Rabun dekat pada anak-anak tidak menyebabkan penglihatan bermasalah dan akan membaik seiring dengan bertambahnya usia.

Secara umum, ada beberapa gejala yang bisa dialami oleh pengidap hipermetropi:  

  • Mata berair.
  • Kesulitan membaca.
  • Terserang sakit kepala.
  • Objek dalam jarak dekat tidak terlihat fokus. 
  • Mata akan terasa lelah usai fokus melihat objek dalam jarak dekat.
  • Harus menyipitkan mata untuk dapat melihat objek dekat.

Hubungi Dokter Ini untuk Mengatasi Rabun Dekat

Jika kamu atau orang terdekat mulai mengalami rabun dekat, seperti mata yang sering berair, mulai sulit untuk membaca, hingga sulit fokus ketika melihat objek yang dekat, segera hubungi dokter spesialis mata di Halodoc untuk mendapat saran perawatan dan penanganan yang tepat.

Dokter di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.

Berikut dokter di Halodoc yang bisa kamu hubungi:

  • dr. Febria Restissa Sp.M
  • dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M
  • dr. Lilianty Fauzi Sp.M, M.Kes
  • dr. Kartini Wulan Sp.M

Itulah beberapa dokter spesialis mata yang bisa kamu hubungi untuk bantu perawatan terkait sakit pinggang. Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter spesialis mata agar penglihatan tidak semakin memburuk. 

Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.

Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.

Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!

Diagnosis Hipermetropi

Diagnosis bisa dilakukan melalui tes penglihatan. Dokter akan melakukan tes untuk menilai ketajaman penglihatan, caranya dengan meminta membaca huruf-huruf yang ada di papan khusus.

Huruf-huruf tersebut memiliki ukuran yang bervariasi serta jarak yang berbeda-beda.

Melalui pemeriksaan ini, kamu bisa mengetahui apakah gejala yang muncul merupakan tanda rabun dekat atau penyakit mata lain, seperti miopi dan mata silinder. 

Pengobatan Rabun Dekat

Pengobatan dapat kamu lakukan untuk membantu memfokuskan cahaya ke retina.

Oleh karena itu, objek yang berada di jarak dekat bisa terlihat dengan lebih jelas.

Nah, terdapat beberapa cara yang bisa kamu lakukan sebagai langkah pengobatan rabun dekat, yaitu:

Penggunaan Kacamata

Kacamata yang digunakan bagi pengidap rabun dekat, berbeda dengan kacamata lainnya.

Karena kacamata untuk penyakit ini mempunyai lensa yang ujungnya lebih tebal, sesuai dengan tingkat keparahan yang kamu alami.

Lensa Kontak

Lensa kontak dapt kamu gunakan untuk mengatasi penyakit ini serta mempunyai fungsi sama seperti kacamata.

Operasi

Operasi yang paling dapat kamu andalkan untuk mengatasi kondisi ini adalah operasi laser.

Pengidap yang telah menjalani operasi laser, tidak menjalani rawat inap di rumah sakit.

Namun, pengidap harus memeriksakan diri kembali ke klinik atau rumah sakit setelah beberapa waktu. 

Bila kamu masih bingung mengenai pengobatan rabun dekat, Ini Dokter yang Paham Perawatan Hipermetropi atau Rabun Dekat untuk bantu kamu pilih perawatan yang cocok dan tepat.

Pencegahan Rabun Dekat

Penyakit ini merupakan penyakit yang tidak dapat kamu cegah. Akan tetapi, terdapat beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk melindungi mata, seperti:

  • Menggunakan penerangan yang cukup.
  • Mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang lengkap.
  • Menggunakan kacamata yang tepat.
  • Mengenali gejala-gejalanya dan segera memeriksakan ke dokter mata saat merasa ada gangguan.
  • Melindungi mata dari sinar matahari dengan menggunakan topi dan kacamata hitam.

Komplikasi Hipermetropi

Jika kamu biarkan kondisi mata ini tanpa penanganan tepat, hipermetropi bisa memicu komplikasi.

Kondisi ini bisa menyebabkan pengidapnya mengalami:

  • Cedera.
  • Mata juling.
  • Gangguan mata lelah.
  • Mata malas. 

Maka dari itu, penting segera melakukan pemeriksaan ke dokter mata untuk mencegah risiko munculnya komplikasi. 

Selain itu, baca juga lebih lanjut artikel ini: Ketahui Bedanya Rabun Jauh dan Dekat.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika merasa mengalami gejala rabun dekat atau gangguan mata lainnya, sebaiknya kamu segera konsultasi dengan dokter di Halodoc.

Dokter akan memberi saran mengenai tindakan yang bisa kamu lakukan.

chat dengan dokter mata untuk masalah hipermetropi
Referensi: 
National Institute of Health. Diakses pada 2024. National Eye Institute. Farsightedness.
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Farsightedness.
Healthline. Diakses pada 2024. Farsightedness.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp