Screening Fetomaternal
Fetomaternal merupakan subspesialis bidang kandungan dan kebidanan (obstetri dan ginekologi) yang berfokus pada deteksi dan mendiagnosis kelainan pada fetal (janin) dan maternal (ibu).
Screening fetomaternal dilakukan dengan ultrasonografi (USG) yang disebut USG fetomaternal. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari tahu adanya kelainan sedini mungkin, sehingga bisa segera dilakukan penanganan atau pengobatan.
Screening fetomaternal meliputi pemeriksaan kelainan genetik, masalah pembentukan organ, kelahiran prematur, serta risiko keguguran.
Tujuan Screening Fetomaternal
Tujuan screening fetomaternal adalah untuk mendeteksi adanya kelainan atau masalah pada kandungan atau kondisi kesehatan ibu sedini mungkin.
Dengan begini, penanganan dan pengobatan bisa diberikan sedini mungkin.
Manfaat Screening Fetomaternal
Screening fetomaternal bisa mendeteksi dini beberapa masalah ibu dan janin berikut:
- Kelainan genetik dan gangguan pembentukan organ pada janin.
- Kelahiran prematur.
- Kemungkinan terjadinya keguguran.
- Stillbirth atau bayi yang lahir dalam keadaan meninggal.
- Kelainan kromosom.
Adapun keunggulan screening fetomaternal adalah bisa mengetahui secara detail kondisi organ janin dan mampu mendeteksi kelainan bawaan secara dini dan komprehensif.
Kapan Harus Melakukan Screening Fetomaternal?
Biasanya, pemeriksaan ini dilakukan pada ibu hamil yang memiliki kehamilan risiko tinggi.
Namun, screening fetomaternal tetap bisa dilakukan sekalipun kehamilan tidak berisiko risiko tinggi jika ingin melakukan pemeriksaan yang lebih detail.
Ibu hamil dengan risiko tinggi adalah ibu yang terdeteksi memiliki penyakit infeksi seperti HIV/TORCH, ibu dengan kehamilan kembar, atau kehamilan dengan bayi IUGR (Intrauterine Growth Restriction).
Selain itu, screening fetomaternal juga direkomendasikan untuk ibu dengan kondisi berikut:
- Hamil di bawah usia 20 tahun atau di atas 30 tahun,
- Memiliki lebih dari 4 anak.
- Jarak kelahiran anak kurang dari dua tahun.
- Mengalami kesulitan pada kehamilan atau persalinan yang lalu.
- Pernah mengalami keguguran sebelumnya.
- Memiliki kondisi darah tinggi, kelainan jantung, anemia, asma dan diabetes, masalah sumbatan darah, posisi plasenta abnormal, gangguan tumbuh kembang janin dan masalah kelainan rhesus.
- Ingin mengetahui apakah ada kelainan genetik pada janin.
Screening fetomaternal biasanya dilakukan pada:
- Usia kehamilan pertama, yaitu 11-13 minggu ditambah 6 hari.
- Trimester kedua, yaitu 18-23 minggu ditambah 6 hari.
- Atau sesuai anjuran dokter kandungan.
Prosedur Screening Fetomaternal
Screening fetomaternal hanya dilakukan oleh dokter subspesialis fetomaternal dengan gambaran yang sama dengan USG 4D.
Namun, pemeriksaan ini dilakukan lebih menyeluruh dan lebih detail. Itu sebabnya, biasanya pemeriksaan USG fetomaternal akan memakan waktu lebih lama dari pemeriksaan USG biasa.
Prosedur screening fetomaternal dilakukan dengan memeriksa secara detail kondisi organ janin, mulai ujung kepala sampai ujung kaki untuk mencari ada atau tidaknya kelainan.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan ketebalan tulang belakang janin, aliran darah jantung, posisi rongga perut, hingga kondisi otak janin.
Sedangkan waktu yang diperlukan sekali melakukan pemeriksaan berkisar antara 30-45 menit tergantung kondisi Ibu dan janin.
Di Mana Melakukan Screening Fetomaternal?
Screening fetomaternal bisa dilakukan di rumah sakit ibu dan anak atau klinik yang menyediakan layanan pemeriksaan tersebut.
Bila ibu mengalami keluhan atau masalah kesehatan yang mengkhawatirkan selama kehamilan, coba hubungi saja dokter melalui aplikasi Halodoc.
Melalui Video/Voice Call dan Chat, ibu bisa tanya dokter dan minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.