Sepsis
Artikel ini telah di-review oleh dr. Fauzan Azhari SpPD
DAFTAR ISI
- Apa Itu Sepsis?
- Penyebab Sepsis
- Faktor Risiko Sepsis
- Gejala Sepsis
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Gejala Sepsis
- Cara mendiagnosis Sepsis
- Pengobatan Sepsis
- Komplikasi Sepsis
- Cara Mencegah Sepsis
Apa Itu Sepsis?
Sepsis merupakan komplikasi yang jarang terjadi akibat penyakit atau infeksi, namun dapat menjadi kondisi yang sangat berbahaya bagi tubuh.
Saat infeksi menyerang, tubuh akan melepaskan berbagai senyawa kimia untuk melawan infeksi, tetapi respons yang berlebihan dapat menimbulkan dampak serius.
Sepsis merupakan komplikasi yang jarang terjadi akibat suatu penyakit atau infeksi, tetapi bisa sangat berbahaya bagi tubuh. Saat infeksi terjadi, tubuh akan menghasilkan berbagai senyawa kimia agar bisa melawan infeksi.
Respons imun tubuh yang berlebihan terhadap infeksi dapat memicu kerusakan jaringan, kegagalan organ, bahkan berujung pada kematian.
Sepsis terjadi ketika infeksi menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh, yang mengganggu fungsi normal organ dan sistem tubuh, termasuk pada individu yang sebelumnya sehat.
Oleh karena itu, deteksi dini dan pengobatan yang tepat menjadi kunci untuk menekan risiko komplikasi dan meningkatkan peluang kesembuhan.
Akan tetapi, sistem imun tubuh melawan infeksi secara berlebihan dan tidak terkendali. Alhasil, mengakibatkan serangkaian perubahan pada fungsi tubuh, bahkan menyebabkan kerusakan pada berbagai sistem organ
Penyebab Sepsis
eksi yang memicu sepsis dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk:
- Infeksi bakteri (penyebab paling umum), seperti infeksi saluran kemih, pneumonia, atau infeksi luka.
- Infeksi virus, seperti influenza atau COVID-19.
- Infeksi jamur pada pasien dengan kekebalan tubuh yang lemah.
- Infeksi parasit, meskipun lebih jarang, seperti malaria.
Jenis infeksi yang disebabkan oleh penyakit sepsis, berupa pneumonia, infeksi pada lapisan perut sebelah dalam, penyakit usus buntu, infeksi saluran kemih, infeksi setelah operasi, meningitis, infeksi pada tulang dan infeksi pada jantung.
Menurut The Sepsis Manual, 7th Edition oleh The UK Sepsis Trust (2024), kelompok berikut memiliki kerentanan lebih besar terhadap sepsis:
- Bayi dan anak-anak.
- Lansia (di atas 65 tahun).
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Pengidap penyakit kronis.
- Pasien pascabedah atau cedera berat.
- Wanita hamil atau pascapersalinan.
- Individu dengan infeksi berulang.
Faktor Risiko Sepsis
Berikut adalah sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko sepsis:
- Infeksi yang tidak diobati atau yang menyebar di dalam tubuh.
- Orang yang berusia di atas 65 tahun memiliki risiko lebih tinggi karena sistem kekebalan tubuh yang mungkin melemah.
- Pengidap penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit hati, atau penyakit paru-paru.
- Individu yang menjalani pengobatan imunosupresif, misalnya setelah transplantasi organ.
- Orang yang mengidap kanker karena memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah.
- Penggunaan alat medis seperti kateter urin, ventilator, atau jalur infus jangka panjang dapat menjadi pintu masuk bagi infeksi yang berpotensi menyebabkan sepsis.
- Luka bakar, luka besar, atau cedera yang membutuhkan intervensi medis dapat meningkatkan risiko infeksi yang kemudian bisa berkembang menjadi sepsis.
- Konsumsi alkohol berlebihan atau penggunaan obat-obatan terlarang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko sepsis.
- Pasien yang dirawat di rumah sakit, terutama di unit perawatan intensif (ICU), lebih rentan terkena sepsis karena paparan infeksi yang lebih besar dan prosedur medis yang invasif.
- Infeksi selama kehamilan, persalinan, atau pascapersalinan dapat meningkatkan risiko sepsis pada ibu dan bayi.
Gejala Sepsis
Gejala sepsis dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi, tetapi secara umum melibatkan respons sistemik tubuh terhadap infeksi.
Gejala utama sepsis yang harus diwaspadai meliputi:
- Demam (suhu lebih dari 38 derajat Celsius) atau suhu tubuh rendah (suhu kurang dari 36 derajat Celsius).
- Tarikan napas lebih dari 20 kali/menit.
- Denyut jantung lebih dari 90 kali/menit.
- Jumlah leukosit (sel darah putih) lebih dari 12.000.
- Kebingungan atau penurunan kesadaran
Sementara sepsis pada balita harus diwaspadai jika menimbulkan indikasi:
- Kesulitan bernapas atau jeda napas (apnea).
- Tampak lesu atau sulit dibangunkan.
- Menangis terus-menerus atau tidak merespons seperti biasa.
- Munculnya ruam kulit yang tidak memudar saat ditekan.
- Suhu tubuh tidak normal (terlalu tinggi atau rendah)
Apabila sepsis tidak segera ditangani, maka akan bertambah parah, sehingga dapat menimbulkan kegagalan fungsi organ tubuh, seperti:
Paru-paru
Sindrom Distres Pernapasan Akut: Kondisi di mana paru-paru mengalami peradangan berat, menyebabkan kesulitan bernapas dan penurunan oksigenasi darah.
Ginjal
Gagal Ginjal Akut: Penurunan fungsi ginjal yang menyebabkan akumulasi produk limbah dalam tubuh, memerlukan terapi penggantian ginjal seperti dialisis.
Hati
Disfungsi Hati: Penurunan kemampuan hati dalam metabolisme dan detoksifikasi, yang dapat menyebabkan peningkatan bilirubin dan gangguan pembekuan darah.
Jantung
Disfungsi Kardiovaskular: Penurunan kemampuan jantung memompa darah secara efektif, yang dapat menyebabkan hipotensi dan syok.
Otak
Ensefalopati Septik: Gangguan fungsi otak yang menyebabkan kebingungan, penurunan kesadaran, hingga koma.
Sistem Hematologi
Koagulasi Intravaskular Diseminata (DIC): Gangguan pembekuan darah yang menyebabkan perdarahan dan pembentukan bekuan darah secara bersamaan.
Keterlambatan dalam penanganan sepsis meningkatkan risiko terjadinya kegagalan organ-organ tersebut, yang secara signifikan menurunkan peluang kesembuhan dan meningkatkan angka kematian.
Oleh karena itu, deteksi dini dan intervensi segera sangat penting untuk mencegah progresi sepsis menjadi kondisi yang lebih parah.
Apabila Gejala Sepsis Muncul, Segera Hubungi Dokter Ini.
Riset Terkait Sepsis
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal SAGE Open Medicine, sepsis kini dipahami sebagai kondisi kompleks yang melibatkan tidak hanya infeksi dan respons imun, tetapi juga gangguan dalam pembekuan darah, penurunan fungsi sistem kekebalan, dan kerusakan organ.
Salah satu kemajuan besar dalam penanganan sepsis adalah penerapan early goal-directed therapy (terapi tujuan awal), yang menekankan identifikasi cepat pasien berisiko tinggi.
Pendekatan ini dilengkapi dengan pemberian antibiotik yang tepat serta perawatan pendukung secara cepat dan terukur, yang terbukti mampu meningkatkan hasil pengobatan secara signifikan.
Selain itu, intervensi seperti resusitasi hemodinamik, penggunaan ventilator yang sesuai, dan transfusi darah juga menjadi elemen penting dalam upaya mengurangi angka morbiditas dan mortalitas akibat sepsis.
Fakta Unik
1. Sepsis dapat berkembang dengan sangat cepat, sering kali dalam hitungan jam setelah infeksi dimulai.
2. Kondisi ini mampu mempengaruhi hampir setiap organ dalam tubuh, menyebabkan kerusakan yang parah jika tidak segera ditangani.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Gejala Sepsis
Jika kamu atau orang terdekat mengalami tanda-tanda sepsis, hubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc.
Nah, berikut ini beberapa rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc yang sudah berpengalaman selama lebih dari 10 tahun.
Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya, ini daftarnya:
- dr. Siska Damayanti Sp.PD
- dr. Handoko Tejo Utomo Sp.PD
- dr. Yosa Tamia Marisa Sp.PD
- dr. Vera Bahar Sp.PD
- dr. Andrea Livina Sp.PD
Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.
Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.
Cara Mendiagnosis Sepsis
Cara mendiagnosis sepsis membutuhkan evaluasi klinis oleh dokter. Berikut adalah beberapa langkah untuk mendiagnosis sepsis:
- Dokter akan menanyakan gejala yang pasien alami, riwayat kesehatan, dan faktor risiko.
- Selanjutnya, dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda infeksi, seperti demam, peningkatan denyut jantung, pernapasan cepat, atau tekanan darah rendah.
- Dokter bisa melakukan tes darah untuk mengukur jumlah sel darah putih (untuk melihat respon imun), fungsi organ (seperti ginjal dan hati), serta kadar laktat darah (untuk mendeteksi adanya ketidakseimbangan metabolik).
- Selain tes darah, dokter bisa melakukan kultur darah untuk mendeteksi keberadaan bakteri atau mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan infeksi.
- Guna membantu menegakkan diagnosis, dokter bisa melakukan tes lain untuk cari keberadaan infeksi di bagian tubuh tertentu, seperti tes urin untuk infeksi saluran kemih, sputum untuk infeksi paru-paru, atau cairan tubuh lainnya.
- Dokter juga bisa melakukan tes pencitraan, seperti rontgen dada untuk mendeteksi infeksi di paru-paru, atau CT scan atau MRI untuk mencari infeksi di area tertentu dalam tubuh yang mungkin tidak terlihat pada pemeriksaan fisik biasa.
- Kemudian dokter akan menghitung skor sepsis dan skala penilaian. Penggunaan skala seperti qSOFA (Quick Sequential Organ Failure Assessment) atau SOFA untuk menilai derajat keparahan sepsis berdasarkan tanda-tanda vital dan fungsi organ.
Pengobatan Sepsis
Potensi penyakit sepsis dapat disembuhkan akan lebih besar jika dideteksi sedini mungkin. Jika sepsis belum menyebar ke organ-organ vital, pengidap sepsis dapat pulih sepenuhnya dengan menjalani pengobatan antibiotik di rumah.
Namun, untuk pengidap sepsis yang sudah parah, harus menjalani penanganan di ruang perawatan intensif atau ICU, agar organ-organ vital dapat ditunjang dengan bantuan peralatan medis selama infeksi ditangani.
Komplikasi Sepsis
Sepsis dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius karena respons tubuh terhadap infeksi dapat merusak jaringan dan organ.
Berikut adalah beberapa potensi komplikasi yang dapat terjadi akibat sepsis:
- Syok septik. Sepsis yang tidak diobati atau yang parah dapat menyebabkan syok septik, kondisi saat tekanan darah turun drastis, menyebabkan penurunan aliran darah ke organ vital dan berpotensi menyebabkan kegagalan organ.
- Gagal organ. Sepsis dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ utama seperti jantung, paru-paru, ginjal, dan hati. Gagal organ ini bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung pada tingkat kerusakan.
- Kehilangan anggota tubuh. Jika terjadi gangren (jaringan mati akibat kurangnya aliran darah), amputasi mungkin diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi.
- Gangguan pembekuan darah. Sepsis dapat menyebabkan pembekuan darah di pembuluh darah kecil di seluruh tubuh, yang bisa mengganggu aliran darah normal dan merusak jaringan. Kondisi ini disebut disseminated intravascular coagulation (DIC) dan dapat menyebabkan perdarahan hebat.
- Infeksi sekunder. Pasien yang mengalami sepsis berisiko lebih tinggi terkena infeksi tambahan karena sistem kekebalan tubuh yang terganggu.
- Disfungsi imun jangka panjang. Beberapa orang yang selamat dari sepsis dapat mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh jangka panjang, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi di masa depan.
- Masalah mental dan emosional. Pasien yang selamat dari sepsis dapat mengalami gangguan kognitif, masalah memori, kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
- Sindrom respons inflamasi sistemik (SIRS). Kondisi ini mirip dengan sepsis dan melibatkan inflamasi di seluruh tubuh, tetapi tidak selalu disebabkan oleh infeksi.
- DIsfungsi organ jangka panjang. Beberapa pasien mungkin mengalami disfungsi organ jangka panjang meskipun telah sembuh dari infeksi akut.
Begini Gaya Hidup Sehat bagi Pengidap Sepsis yang dianjurkan.
Cara Mencegahan Sepsis
Lakukan langkah-langkah berikut untuk mencegah sepsis:
- Biasakan mencuci tangan untuk mencegah perpindahan dan penumpukan mikrobia.
- Konsumsi makanan bergizi dan bernutrisi tinggi untuk mengoptimalkan kerja sistem kekebalan tubuh.
- Pastikan makanan diolah dengan benar untuk menghilangkan mikrobia.
- Rawatlah luka dengan baik agar terhindari dari infeksi.
- Bersihkan meja atau tempat yang sering disentuh dengan disinfektan untuk membunuh mikrobia.
Referensi:
The UK Sepsis Trust. The Sepsis Manual. 7th ed. United Kingdom: The UK Sepsis Trust; 2024.
WebMD. Diakses pada 2024. What is sepsis?
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Sepsis.
Diperbarui pada 23 Desember 2024.
Frequently Asked Questions
1. Sepsis menular lewat apa?
Sepsis bukanlah penyakit menular langsung dari orang ke orang. Penyakit ini terjadi akibat respons tubuh yang tidak terkendali terhadap infeksi.
Infeksi yang memicu sepsis, seperti pneumonia, infeksi saluran kemih, atau infeksi luka, bisa saja menular (bergantung pada jenis infeksinya), tetapi sepsis itu sendiri tidak dapat menular.
2. Apakah sepsis bisa disembuhkan?
Sepsis dapat disembuhkan, terutama jika didiagnosis dan diobati lebih awal.
Pengobatan melibatkan pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi, serta perawatan di rumah sakit atau unit perawatan intensif (ICU) untuk mendukung fungsi organ vital jika kondisinya sudah parah.
3. Apakah penyakit sepsis berbahaya?
Ya, sepsis sangat berbahaya. Jika tidak ditangani, sepsis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti:
- Syok septik
- Gagal organ
- Gangren
- Kematian
Oleh karena itu, penting untuk segera mendapatkan perawatan medis jika terdapat tanda-tanda atau gejala sepsis.