halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close
Advertisement

Skiatika

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

Pengertian Skiatika

Skiatika, atau yang juga dikenal sebagai ‘linu panggul’, merupakan nyeri saraf akibat cedera atau iritasi pada saraf skiatic, yang berasal dari bokong (gluteal). Saraf skiatik merupakan saraf terpanjang dan paling tebal di dalam tubuh, bahkan hampir selebar jari. 

Saraf skiatik terdiri dari lima akar saraf, dua dari daerah punggung bawah yang disebut tulang belakang lumbar. Sementara, tiga dari bagian terakhir tulang belakang yang disebut sakrum. Lima akar saraf tersebut bersatu membentuk saraf siatik kanan dan kiri. 

Cedera sebenarnya pada saraf skiatic yang dikeluhkan sebagai “linu panggul” sebenarnya jarang terjadi. Namun istilah “linu panggul” sering digunakan untuk menggambarkan rasa sakit yang berasal dari punggung bawah dan menjalar ke kaki. Namun ada kesamaan gejala antara skiatika dan linu panggul, yaitu cedera pada saraf, termasuk iritasi, peradangan, atau kompresi saraf di punggung bawah.

Penyebab Skiatika

Beberapa penyebab skiatika yang paling sering ditemukan yaitu:

  • Hernia nucleus pulposus (HNP), masyarakat awam mengenalnya dengan istilah saraf terjepit.
  • Proses degeneratif pada tulang belakang akibat penuaan.
  • Spondilolistesis, yaitu pergeseran segmen tulang belakang yang biasanya terjadi karena adanya benturan atau kecelakaan.
  • Penyempitan saluran pada tulang belakang (stenosis), yang umumnya terjadi akibat penuaan.
  • Osteoarthritis, yang terbentuk pada tulang yang menua dan menekan saraf punggung bagian bawah. 
  • Cedera trauma pada tulang belakang lumbar atau saraf skiatik.
  • Tumor di kanal tulang belakang lumbal yang menekan saraf skiatik.
  • Sindrom piriformis, yaitu kondisi yang berkembang ketika otot piriformis, otot kecil yang terletak jauh di dalam bokong, menjadi kencang atau kejang. Kondisi tersebut dapat menekan dan mengiritasi saraf skiatik.
  • Sindrom cauda equina, kondisi langka yang umum dan serius, yang memengaruhi kumpulan saraf di ujung sumsum tulang belakang (cauda equina). Kondisi tersebut menyebabkan nyeri di kaki, mati rasa di sekitar anus, dan hilangnya kontrol usus serta kandung kemih.

Faktor Risiko Skiatika

Sejumlah kondisi berikut ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami skiatika, di antaranya:

  • Duduk terlalu lama. Orang yang terlalu lama duduk memiliki risiko lebih besar untuk mengidap skiatika dibandingkan orang yang aktif.
  • Diabetes. Kondisi ini berisiko memicu terjadinya kerusakan saraf.
  • Kerja berat. Orang yang sering mengangkat beban berat atau berkendara dalam waktu yang lama berpotensi mengidap skiatika.
  • Obesitas. Pertambahan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada tulang belakang sehingga memicu skiatika.
  • Usia. Pertambahan usia dapat menyebabkan seseorang rentan terhadap gangguan tulang belakang, seperti saraf terjepit atau pertumbuhan taji tulang pada tulang belakang.

Gejala Skiatika

Gejala skiatika biasanya adanya rasa nyeri dan tidak nyaman di sepanjang jalur saraf panggul. Rasa nyeri tersebut dapat ringan, terasa panas, ataupun seperti tersengat listrik. Nyeri biasanya akan meningkat ketika pengidap duduk lama, bersin, atau batuk.

Sedangkan beberapa gejala lain yang muncul meliputi:

  • Kesemutan yang menjalar dari punggung hingga kaki.
  • Otot tungkai dan kaki menjadi lemah.
  • Mati rasa atau kebas.

Diagnosis Skiatika

Untuk mengetahui adanya skiatika, dokter cukup melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan saraf pada tungkai bawah dan telapak kaki. Namun untuk mengetahui penyebab pasti dari skiatika, biasanya perlu pemeriksaan rontgen atau MRI tulang belakang.

Bila skiatika diduga terjadi karena masalah pada tulang, maka perlu pemeriksaan rontgen untuk mengetahui kelainan tulang yang dialami. Namun jika masalah saraf atau otot yang menjadi penyebabnya, maka mungkin perlu pemeriksaan MRI tulang belakang.

Pengobatan Skiatika

Bila skiatika baru berlangsung dalam waktu kurang dari dua minggu, maka kamu bisa melakukan pengobatan sendiri di rumah dengan cara:

  • Mengonsumsi obat anti-nyeri.
  • Latihan jasmani seperti jalan santai atau melakukan peregangan (stretching).
  • Kompres hangat dan dingin bergantian di daerah pinggang.

Namun jika nyeri dan gejala lainnya tidak kunjung membaik, maka pengidap membutuhkan perawatan berikut ini:

1. Obat-obatan

Dokter mungkin meresepkan beberapa obat berikut ini:

  • Anti inflamasi.
  • Kortikosteroid.
  • Antidepresan.
  • Obat anti kejang.
  • Opioid.

2. Terapi fisik

Setelah rasa sakit membaik, dokter dapat merencanakan program untuk membantu mencegah cedera di kemudian hari. Biasanya berupa latihan atau terapi fisik untuk memperbaiki postur tubuh, memperkuat otot inti, dan meningkatkan jangkauan gerak. 

3. Suntikan steroid

Dalam beberapa kasus, suntikan obat kortikosteroid ke area sekitar akar saraf yang menyebabkan nyeri dapat membantu mengatasi masalah. Biasanya, satu suntikan cukup membantu mengurangi rasa sakit. Setidaknya tiga suntikan dapat diberikan dalam satu tahun.

4. Operasi

Dokter spesialis beda dapat menghilangkan taji tulang atau bagian dari disk hernia yang menekan saraf. Namun, prosedur pembedahan hanya jika linu panggul menyebabkan kelemahan parah, kehilangan kontrol usus atau kandung kemih, atau nyeri tidak membaik dengan perawatan lainnya. 

Pencegahan Skiatika

Pencegahan skiatika tidak selalu mungkin dilakukan, apalagi kondisinya bisa kembali kambuh. Namun, untuk mengurangi risiko kambuh, berikut beberapa pencegahan yang dapat diupayakan yaitu:

  • Berolahraga secara teratur. Untuk menjaga punggung tetap kuat, latih otot inti dan punggung bawah agar postur tubuh tetap baik. 
  • Menjaga postur tubuh yang baik saat duduk. Pilihlah kursi dengan penyangga punggung bawah yang baik, sandaran tangan, dan alas yang empuk. 
  • Gunakan tubuh dengan benar. Saat berdiri dalam waktu lama, istirahatkan sakit kaki di bangku atau kotak kecil secara teratur. Saat mengangkat benda yang berat, biarkan kaki yang bekerja. Pegang beban dekat dengan tubuh. Hindari mengangkat dan memutar benda secara bersamaan.
  • Hindari merokok. Sebab, nikotin dapat mengurangi suplai darah ke tulang. Ia melemahkan tulang belakang dan cakram tulang belakang. Sehingga, muncul tekanan berlebih pada tulang belakang. Hal itulah yang menyebabkan masalah pada punggung dan tulang belakang. 
  • Pertahankan berat badan sehat. Kelebihan berat badan dan pola makan yang buruk berhubungan dengan peradangan dan rasa sakit di seluruh tubuh, termasuk skiatika. 

Komplikasi Skiatika

Komplikasi yang berisiko muncul dari kasus skiatika adalah kerusakan saraf secara permanen yang gejalanya berupa:

  • Kelemahan pada tungkai.
  • Tungkai menjadi mati rasa.
  • Usus besar dan kandung kemih yang tidak berfungsi lagi,

Kapan Harus ke Dokter?

Jika keluarga atau kerabat mengalami salah satu gejala di atas, jangan ragu untuk bertanya pada dokter. Bila gejala mengganggu, segeralah kunjungi dokter untuk mendapatkan pemeriksaan. Kini kamu bisa membuat janji medis dengan dokter di rumah sakit pilihan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Sciatica.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Sciatica.
Medical News Today. Diakses pada 2023. Sciatica: What you need to know.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2023. Sciatica: What you need to know.
WebMD. Diakses pada 2023. Sciatica.

Diperbaharui pada 7 Februari 2023.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp