
DAFTAR ISI
- Apa Itu Tongue tie?
- Penyebab Tongue-tie
- Faktor Risiko Tongue-tie
- Gejala Tongue-tie
- Hubungi Dokter Ini Jika Anak Mengidap Tongue tie
- Diagnosis Tongue-tie
- Pengobatan Tongue-tie
- Komplikasi Tongue-tie
- Pencegahan Tongue-tie
Apa Itu Tongue tie?
Tongue tie adalah kelainan bawaan pada organ mulut yang menyebabkan terbatasnya pergerakan lidah dan mulut. Kelainan ini umumnya menimpa bayi baru lahir, khususnya pada bayi laki-laki.
Kondisi ini dapat berdampak kepada cara makan, menelan, berbicara, bahkan menyusui.
Penyebab Tongue-tie
Pada kondisi normal, sepotong selaput bernama lingual frenulum yang terletak di sisi bawah lidah terhubung dengan bagian bawah mulut.
Namun pada tongue-tie atau ankyloglossia, bentuk lingual frenulum bisa lebih pendek dan melekat pada sisi bawah ujung lidah dan lantai mulut, sehingga pengidapnya tidak dapat menjulurkan lidah keluar dengan baik.
Penyebab pasti lingual frenulum yang tidak terpisah saat lahir seperti pada kondisi normal belum diketahui hingga saat ini.
Namun, pada beberapa kasus sudah terjadi, penyakit ini bisa berkaitan dengan faktor genetik tertentu dan menurun di keluarga.
Faktor Risiko Tongue-tie
Hingga kini belum diketahui apa yang menyebabkan kondisi ini bisa terjadi. Oleh karena itu, faktor risikonya masih simpang siur.Namun, kondisi ini diduga akibat faktor genetik.
Tidak hanya itu, kasus ini pun lebih sering dialami oleh bayi laki-laki ketimbang perempuan.
Gejala Tongue-tie
Tongue tie yang dialami oleh bayi yang baru lahir dapat menyebabkan beberapa gejala, seperti:
- Kesulitan menyusu atau pelekatan yang buruk saat menyusu.
- Bayi rewel dan tidak puas setelah menyusu.
- Berat badan bayi tidak naik sesuai harapan.
- Ibu merasakan nyeri pada puting saat menyusui.
Sedangkan pada anak-anak kondisi ini akan ditandai, seperti:
- Kesulitan mengeluarkan lidah melewati gigi depan bagian bawah.
- Kesulitan mengangkat lidah hingga menyentuh gigi bagian atas.
- Anak juga akan kesulitan menggerakkan lidah dari sisi satu ke sisi lainnya.
- Kesulitan dalam mengucapkan beberapa kata (terutama yang membutuhkan gerakan lidah ke atas, seperti “r”, “l”, “t”, “d”, “n”, “s”, dan “z”).
- Kesulitan menjilat es krim atau membersihkan sisa makanan dari bibir.
- Masalah kebersihan mulut karena sulit membersihkan sisa makanan di sekitar mulut.
Pengidap tongue tie memiliki lidah berbentuk hati atau seperti terdapat lekukan di ujung lidahnya.
Segera hubungi dokter jika anak mengalami kesulitan saat sedang menyusui, atau makan, berbicara, dan saat berusaha menggapai gigi belakang dengan lidahnya, atau gejala lain yang dirasa sangat mengganggu.
Nah, berikut Cara Mendeteksi Bayi dengan Kondisi Tongue-tie yang bisa orang tua lakukan.
Hubungi Dokter Ini Jika Anak Mengidap Tongue tie
Segera hubungi dokter apabila bayi alami gejala-gejala yang telah dipaparkan tadi.
Kamu juga perlu segera konsultasikan dengan dokter jika:
- Bayi mengalami kesulitan menyusu atau pelekatan yang buruk.
- Bayi rewel dan tidak puas setelah menyusu.
- Anak-anak mengalami kesulitan berbicara atau artikulasi.
- Terdapat masalah kebersihan mulut yang signifikan.
Dokter di Halodoc akan melakukan pemeriksaan dan memberikan penanganan yang sesuai.
Nah, berikut ini terdapat beberapa dokter yang sudah memiliki pengalaman dan mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
- dr. Erlin Sp.A
- dr. Bayu Kurniawan Sp.A, M.Biomed
- dr. Dwi Lestari Avianti Sp.A, M.Ked.Klin
- dr. H. Sopyan Hadi Sp.B, FINACS
- dr. Rachdithia Ichwiyantho Sp.B
Itulah berbagai daftar dokter yang bisa kamu hubungi untuk mendapatkan solusi penanganan disentri yang tepat.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga dengan klik banner di bawah ini!

Diagnosis Tongue-tie
Sebelum memeriksa kondisi bayi, dokter akan bertanya pada orang tua mengenai kemampuan bayi untuk menyusu.
Jika terdapat gangguan menyusui, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bayi untuk melihat kondisi lidah.
Pada anak-anak dengan kondisi tongue tie, dokter juga akan memintanya untuk menggerakkan lidah dan mengucapkan huruf tertentu seperti R atau L.
Pengobatan Tongue-tie
Pengobatan tongue tie akan berbeda-beda dan masih menimbulkan perdebatan di antara para ahli.
Beberapa ahli dapat merekomendasikan untuk menunggu dengan harapan lingual frenulum dapat merenggang dengan sendirinya.
Sementara ahli lain berpendapat untuk segera dilakukan tindakan demi mengurangi timbulnya kesulitan, khususnya pada bayi baru lahir.
Beberapa tindakan operasi yang biasanya dilakukan dalam menangani tongue-tie pada bayi, anak, maupun dewasa adalah:
1. Frenotomy
Prosedur pembelahan tongue tie ini menggunakan gunting yang telah disterilkan agar sisi bawah lidah tidak terlalu menempel dengan dasar mulut, sehingga lidah dapat bergerak dengan lebih leluasa.
Prosedur ini berlangsung cepat dan umumnya tidak terjadi pendarahan besar. Hal ini bisa disebabkan tidak adanya pembuluh darah atau ujung saraf pada lingual frenulum.
Biasanya bayi dapat langsung menyusu setelah prosedur dilakukan.
Frenotomy dapat dilakukan dengan atau tanpa pembiusan dan bisa dilakukan di rumah sakit ataupun di ruang praktek dokter.
2. Frenuloplasty
Prosedur frenuloplasty dilakukan dengan pembiusan umum dan menggunakan perlengkapan operasi yang lebih lengkap. Prosedur ini akan dilakukan pada lingual frenulum yang lebih tebal atau pada kasus yang lebih rumit, sehingga tidak memungkinkan untuk ditangani dengan prosedur frenotomy.
Pada prosedur ini frenulum dilepaskan, lalu luka ditutup dengan jahitan yang akan menyatu ke dalam bekas luka seiring proses penyembuhan.
Pengidap tongue-tie memerlukan terapi pasca operasi untuk melatih pergerakan lidah dan membantu mengurangi risiko timbulnya komplikasi berupa jaringan parut.
Nah, Begini Prosedur Frenuloplasty untuk Atasi Tongue Tie Ankyloglossia yang perlu orang tua ketahui.
Setelah prosedur frenotomi atau frenuloplasti, dokter akan memberikan instruksi perawatan di rumah.
Beberapa tips perawatan meliputi:
- Memberikan obat pereda nyeri jika diperlukan.
- Membersihkan area luka dengan lembut sesuai petunjuk dokter.
- Melakukan latihan lidah ringan untuk membantu meningkatkan rentang gerak lidah.
Komplikasi Tongue-tie
Tongue-tie bisa menyebabkan beberapa komplikasi, antara lain gangguan perkembangan organ mulut bayi, gangguan menyusu, makan atau mengunyah jenis makanan tertentu, menelan, atau kemampuan berbicara.
Pada anak yang memiliki tongue-tie, beberapa suara yang dihasilkan saat berbicara akan berbeda, seperti kesulitan melafalkan huruf “R”, “S”, “Z”, “TH”, “D” dan “T” atau biasa dinamakan dengan cadel
Beberapa kegiatan yang melibatkan organ mulut juga mungkin akan sulit dilakukan, seperti memainkan alat musik tiup. Tongue-tie juga dapat menyebabkan kebersihan mulut yang buruk.
Hal ini terjadi karena sulitnya membersihkan kotoran di dalam mulut. Dengan begitu, kerusakan gigi dan gingivitis dapat terjadi.
Bukan hanya memengaruhi bayi, proses menyusui yang terhambat akibat tongue-tie juga bisa memengaruhi ibu.
Selain rasa sakit pada puting payudara, bayi akan kesulitan mengisap susu yang dapat menyebabkan kurangnya asupan nutrisi dan perkembangan pada bayi.
Lama-kelamaan, tongue-tie juga dapat menyebabkan terbentuknya jarak antara dua gigi depan bawah.
Pencegahan Tongue-tie
Untuk mencegah bayi mengalami kondisi ini, ibu hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan prenatal untuk mendeteksi penyakit tersebut sejak dini. Selama hamil, ibu juga sebaiknya tidak mengonsumsi obat-obatan.
Segera konsultasikan dengan dokter jika bayi atau anak menunjukkan gejala tongue tie, seperti kesulitan menyusu, gangguan bicara, atau masalah kesehatan lainnya yang terkait dengan pergerakan lidah yang terbatas.
Ingat, diagnosis dan penanganan dini dapat membantu mencegah komplikasi jangka panjang.


