Ketahui Tes Bakteriologi untuk Diagnosis Penyakit

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   09 Januari 2019
Ketahui Tes Bakteriologi untuk Diagnosis PenyakitKetahui Tes Bakteriologi untuk Diagnosis Penyakit

Halodoc, Jakarta – Tidak semua jenis bakteri menyebabkan penyakit. Sebagian bakteri dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh (kebanyakan spesies Lactobacillus), tapi sebagian lainnya perlu dihilangkan untuk mencegah infeksi penyakit. Salah satu caranya dengan tes bakteriologi. Sampel bakteri diambil melalui darah, urine, kulit, dan bagian tubuh lain untuk diuji di laboratorium. Hasil tes biasanya keluar setelah beberapa hari pemeriksaan.

Jenis Tes Bakteriologi Berdasarkan Penyakit

Tes bakteriologi dilakukan berdasarkan jenis infeksi yang terjadi, antara lain:

1. Tes Tenggorokan

Tujuannya untuk mengidentifikasi dan menemukan bakteri dalam mulut. Dokter melakukan tes ini jika kamu mengeluh sakit tenggorokan dan mencurigai bakteri sebagai penyebabnya. Penyakit lain yang bisa diuji dengan tes tenggorokan adalah demam scarlet, gonore, difteri, pertusis, dan kandidiasis mulut. Tes dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dalam mulut (kamu diminta membuka mulut saat melakukannya), kemudian diuji di laboratorium. Hasil tes keluar sekitar 2 - 5 hari setelah pemeriksaan.

2. Tes Urine

Dilakukan untuk mengidentifikasi dan menemukan bakteri dalam saluran kemih, meliputi ginjal, kandung kemih, ureter, dan uretra. Kamu akan diminta buang air kecil, lalu memasukkan urine ke dalam tabung kecil yang disediakan. Untuk meminimalkan kontaminasi bakteri lain, kamu dianjurkan mencuci tangan, mengelap area kelamin, mengeluarkan urine, dan mencuci tangan pakai sabun lagi. Hasil tes keluar sekitar 1 - 3 hari setelah pemeriksaan. Jika hasil tes positif, dokter akan memberikan antibiotik untuk mencegah perkembangan bakteri.

3. Tes Dahak

Bertujuan untuk diagnosis infeksi bakteri pada tenggorokan, seperti pneumonia, tuberkulosis, dan bronkitis. Kamu akan diminta mengeluarkan dahak dan memasukkannya ke dalam tabung kecil yang disediakan. Sebelumnya melakukannya,  kamu diminta kumur-kumur dengan air terlebih dahulu atau menghentikan konsumsi antibiotik. Alat bernama bronkoskop akan digunakan untuk membantu mengeluarkan dahak jika kamu sulit mengeluarkannya.

4. Tes Darah

Tes dianjurkan pada orang yang berisiko tinggi mengidap infeksi darah, biasanya dialami oleh pengidap diabetes, HIV/AIDS, kanker, dan penyakit autoimun lain. Tes darah dilakukan untuk identifikasi dan menemukan bakteri dalam darah. Penyakit yang bisa didiagnosis melalui tes ini antara lain sepsis dan endokarditis. Sampel darah biasanya diambil di area lengan.

5. Tes Feses

Banyak dilakukan untuk diagnosis penyakit akibat bakteri di saluran cerna, seperti keracunan makanan dan gangguan saluran cerna lain. Sampel feses dimasukkan ke dalam tabung kecil yang disediakan. Hasil tes keluar sekitar 1 - 2 hari setelah pemeriksaan.

6. Tes Luka

Digunakan untuk deteksi infeksi penyakit yang rentan terjadi pada luka terbuka atau luka terbakar. Tes ini dilakukan jika luka yang dialami sulit sembuh, muncul ruam kemerahan di area luka, terasa panas dan nyeri, ada cairan keluar dari luka, dan terjadi demam.

Untuk melakukan tes kesehatan, gunakan fitur Lab Service yang ada di aplikasi Halodoc. Kamu hanya perlu menentukan jenis dan waktu pemeriksaan, lalu petugas Lab akan datang ke rumah sesuai waktu yang ditentukan. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan