Stan Lee Meninggal Dunia karena Pneumonia, Ini 7 Hal yang Perlu Diketahui

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   13 November 2018
Stan Lee Meninggal Dunia karena Pneumonia, Ini 7 Hal yang Perlu DiketahuiStan Lee Meninggal Dunia karena Pneumonia, Ini 7 Hal yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta – Dunia sedang berduka karena kabar meninggalnya Stan Lee, penulis komik legendaris Marvel pada usia 95 tahun. Meskipun penyebab kematiannya belum diketahui secara pasti, Stan Lee telah lama diketahui mengidap penyakit pneumonia sejak satu tahun terakhir. Pneumonia adalah penyakit radang paru-paru yang telah menginfeksi sekitar 291,8 juta orang dan menyebabkan lebih dari 2,7 juta kematian di dunia.

Pneumonia bisa terjadi pada kelompok usia mana saja, tapi lebih rentan terjadi pada anak-anak. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pneumonia sebagai salah satu penyebab kematian anak tertinggi di dunia. Jumlah kematian anak di bawah usia 5 tahun (balita) akibat pneumonia sebanyak 147 ribu di tahun 2015. Angka tersebut membuat Indonesia menempati posisi 10 besar negara dengan tingkat kematian balita akibat pneumonia.

Fakta Pneumonia yang Perlu Diketahui

Infeksi pneumonia tidak boleh dianggap sepele karena bisa menyebabkan kematian. Ini fakta pneumonia yang perlu diketahui.

1. Pneumonia Dipicu oleh Infeksi Bakteri, Virus dan Jamur

Bakteri penyebab pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae. Virus penyebab pneumonia adalah virus flu atau pilek yang banyak dialami oleh balita. Pneumonia yang disebabkan jamur lebih banyak terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah. Sementara pneumonia aspirasi terjadi akibat menghirup objek asing, seperti makanan, minuman, muntah, dan air liur.

2. Pneumonia Bisa Menular

Orang dengan kekebalan tubuh rendah rentan tertular pneumonia. Risiko penularan ini terjadi saat menghirup sejumlah kuman yang menyebar di udara akibat pengidap pneumonia bersin atau batuk.

3. Gejala Pneumonia Berdasarkan Tingkat Keparahannya

Gejala pneumonia pada tiap orang bisa berbeda-beda, tergantung penyebab dan tingkat keparahannya. Namun secara umum, gejala pneumonia yang bisa diamati meliputi demam tinggi, berkeringat, menggigil, batuk kering, sesak napas, nyeri dada saat batuk dan bernapas, mual, muntah, diare, dan kelelahan.

4. Pneumonia Didiagnosis dengan Pemeriksaan Fisik

Diagnosis pneumonia sulit dilakukan karena gejalanya mirip dengan penyakit lain. Dokter memulai diagnosis dengan menanyakan gejala yang muncul dan riwayat kesehatan. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang yang meliputi rontgen dada, tes darah dan pemeriksaan sampel dahak, serta pengukuran kadar oksigen dalam darah (pulse oximetry) untuk memastikan diagnosis.

5. Tidak Semua Kasus Pneumonia Memerlukan Perawatan Medis

Pada kasus yang ringan, pneumonia bisa diobati dengan konsumsi obat antibiotik, beristirahat, dan perbanyak minum air putih. Gejala pneumonia bisa diatasi dengan mengonsumsi obat pereda sakit (seperti parasetamol atau ibuprofen), berhenti merokok, dan menghindari konsumsi obat batuk. Jika gejala tidak membaik dalam 48 jam, kamu perlu menghubungi dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

6. Pneumonia Bisa Disembuhkan

Meskipun bisa disembuhkan, pneumonia yang tidak segera diobati bisa menyebabkan komplikasi. Sejumlah komplikasi pneumonia yang mungkin terjadi adalah infeksi darah, abses paru, dan efusi pleura.

7. Cegah Pneumonia dengan Vaksinasi

Pneumonia bisa dicegah dengan pemberian vaksin pneumokokus (Pneumococcal Conjugate Vaccine/PCV). Pada anak-anak, vaksin PCV diberikan dalam 3 kali dosis dasar (pada usia 2, 4, dan 6 bulan) dan 1 kali dosis boosting. Sementara pada orang dewasa, ada dua jenis vaksin PCV yang diberikan, yaitu vaksin konjugasi dan polisakarida. Selain vaksinasi, pencegahan pneumonia bisa dilakukan dengan rutin berolahraga, menjaga kebersihan diri (seperti mencuci tangan pakai sabun), menghindari kebiasaan merokok, dan membatasi konsumsi alkohol.

Itulah tujuh fakta pneumonia yang perlu diketahui. Kalau Si Kecil menunjukkan tanda dan gejala pneumonia di atas, segera bicara pada dokter Halodoc untuk mendapat rekomendasi penanganan yang tepat. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca Juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan