Komplikasi yang Dapat Terjadi karena Gangguan Neuropati

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 Maret 2019
Komplikasi yang Dapat Terjadi karena Gangguan NeuropatiKomplikasi yang Dapat Terjadi karena Gangguan Neuropati

Halodoc, Jakarta - Nyeri neuropatik sering digambarkan sebagai nyeri yang seperti terbakar. Kondisi ini bisa menghilang dengan sendirinya, tetapi sering kali menjadi lebih akut. Pada beberapa kasus, rasa nyerinya tidak berhenti, dan biasanya datang dan pergi.

Gangguan kesehatan ini sering terjadi akibat dari kerusakan saraf atau tidak berfungsinya sistem saraf dengan baik. Dampaknya, terjadi perubahan fungsi saraf di area sekitar bagian tubuh yang terkena. Nyeri terjadi karena banyak hal, bisa saja akibat dari operasi, penyakit tertentu, kecelakaan, infeksi, kekurangan asupan vitamin B, sindrom carpal tunnel, masalah tiroid, dan arthritis pada tulang.

Gejala nyeri neuropatik pada masing-masing orang tidak sama. Namun, umumnya gejala yang sering muncul adalah:

  • Munculnya sensasi seperti terbakar atau rasa sakit yang menusuk.

  • Kesemutan dan mati rasa.

  • Rasa sakit yang spontan atau terjadi tanpa pemicu.

  • Timbulnya rasa sakit karena aktivitas yang biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, seperti menyisir rambut, atau menggosok tangan.

  • Sulit tidur.

  • Masalah emosional sebagai akibat dari rasa sakit kronis.

Baca juga: Jalani Kemoterapi Tingkatkan Risiko Terkena Neuropati

Komplikasi Neuropati yang Mungkin Terjadi

Gangguan neuropati dapat menimbulkan kondisi medis lainnya, seperti bisul pada kaki atau perubahan irama jantung. Beberapa kondisi turut mengarah pada terjadinya masalah pada sirkulasi darah. Komplikasi neuropati bergantung pada penyebab yang mendasarinya.

  • Ulkus Kaki Diabetik

Ulkus kaki diabetik adalah luka terbuka atau luka di kulit yang sulit untuk sembuh. Ini umum terjadi pada orang dengan riwayat polineuropati diabetik. Bisul juga bisa terjadi jika kamu secara tidak sengaja memicu terbentuknya lepuhan karena mengenakan sepatu yang tidak pas ukurannya. Jika kamu tidak mengalami rasa sakit, maka kamu tidak menyadari keberadaan lepuhan ini, yang bisa berkembang menjadi bisul jika tidak segera diobati.

Gula darah tinggi bisa merusak pembuluh darah, menyebabkan suplai darah ke kaki menjadi tidak terkontrol. Berkurangnya suplai darah ini berarti kaki menerima lebih sedikit sel yang membantu melawan infeksi. Artinya, luka di kaki menghabiskan waktu lama untuk sembuh dan bisa memicu terjadinya gangrene.

Baca juga: Waspada, Neuropati Dapat Menyerang Ibu Hamil

  • Gangrene

Jika kamu mengalami luka di salah satu kaki akibat dari neuropati perifer, ada risiko besar terjadi gangrene (kematian sebagian kulit atau jaringan di bawahnya). Apabila gangrene berkembang, mungkin dilakukan pembedahan untuk mengangkat semua jaringan yang rusak atau debridemen dan pemberian antibiotik untuk mengatasi adanya infeksi. Pada kasus yang parah, bukan tidak mungkin kaki akan diamputasi.

  • Neuropati Kardiovaskular Otonom

Komplikasi neuropati berikutnya adalah neuropati kardiovaskular otonom, merupakan masalah serius lainnya yang berpotensi terjadi pada pengidap polineuropati diabetik. Hal ini terjadi ketika kerusakan pada saraf perifer mengganggu fungsi otomatis yang mengontrol sirkulasi darah dan detak jantung. Gejala utama yang terlihat yaitu tidak mampu berolahraga, dan tekanan darah rendah yang bisa membuat pusing bahkan pingsan ketika berdiri.

Baca juga: 5 Orang dengan Faktor Risiko Gangguan Neuropati

Itu tadi beberapa komplikasi neuropati yang mungkin terjadi jika gangguan neuropati tidak segera mendapatkan penanganan. Jadi, jika kamu mengalami gejala yang terasa seperti gangguan kesehatan ini, jangan ragu untuk segera bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu mengantre dan menunggu lama untuk bertemu dokter, kamu bisa segera mendapatkan diagnosis dari gejala yang kamu alami hanya dengan download aplikasi Halodoc. Yuk, coba segera!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan