Kusta Bisa Menyebabkan Kehilangan Anggota Tubuh, Ini Alasannya

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   28 Januari 2021
Kusta Bisa Menyebabkan Kehilangan Anggota Tubuh, Ini AlasannyaKusta Bisa Menyebabkan Kehilangan Anggota Tubuh, Ini Alasannya

Halodoc, Jakarta - Kusta adalah infeksi bakteri yang tumbuh sangat lambat dan dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan yang parah jika pengobatan tidak dilakukan. Infeksi bakteri ini akan menyerang sistem saraf dan kemudian menyebabkan kerusakan yang signifikan.

Perawatan dini membantu untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut, menghentikan penyebaran penyakit, dan mencegah komplikasi kesehatan yang serius. Perawatan juga jadi lebih sulit dilakukan ketika kusta diagnosis terjadi pada tahap yang lebih lanjut, bahkan setelah seseorang mengalami kecacatan. 

Baca juga: Jangan Diabaikan, Ini Akibat Kusta yang Tidak Diobati

Mengapa Kusta Sebabkan Kecacatan?

Pada 2015, jumlah resmi pengidap kusta di dunia tercatat lebih dari 176.176, turun dari 5,2 juta pada 1980-an. Semua gejala penyakit ini dianggap kronis. Bakteri yang bertanggung jawab atas kusta secara istimewa menyerang makrofag, yakni bagian penting dari sistem kekebalan, dan sel Schwann yang mendukung sel untuk sistem saraf.

Gejala kusta dapat muncul secara berbeda pada orang yang berbeda dengan kondisi tersebut. Namun, ada beberapa gejala utamanya meliputi:

  • Munculnya lesi kulit yang lebih ringan dari kulit normal dan menetap selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
  • Bercak kulit dengan sensasi yang menurun, seperti sentuhan, nyeri, dan panas.
  • Kelemahan otot.
  • Mati rasa di tangan, kaki, tungkai, dan lengan.
  • Masalah mata.
  • Saraf membesar, terutama di siku atau lutut.
  • Hidung tersumbat dan mimisan.
  • Kerutan pada jari tangan dan ibu jari, yang disebabkan oleh kelumpuhan otot kecil di tangan.
  • Bisul di telapak kaki.

Cedera, patah tulang, dan luka bakar bisa luput dari perhatian, karena mati rasa yang merupakan sensasi yang disebabkan oleh kerusakan saraf, berpotensi menyebabkan cedera yang lebih serius. Seiring waktu, kelumpuhan dan kecacatan bisa terjadi akibat kerusakan berulang.

Luka juga lebih mungkin terinfeksi, karena pertahanan kekebalan dilemahkan oleh kusta. Reabsorpsi tulang rawan oleh tubuh berarti bahwa infeksi sekunder ini dapat menyebabkan hilangnya jaringan.

Kusta juga bisa merusak saraf yang bertanggung jawab untuk berkedip. Hal ini dapat menyebabkan mata menjadi kering dan rentan terhadap infeksi, yang berpotensi menyebabkan ulserasi dan kebutaan

Baca juga: Kenali Tahapan Perkembangan Penyakit Kusta dalam Tubuh

Cara Mengobati Kusta

WHO telah berhasil mengembangkan multidrug therapy pada 1995 untuk menyembuhkan semua jenis kusta. Obat ini juga kini tersedia gratis di seluruh dunia. Selain itu, beberapa antibiotik mengobati kusta dengan cara membunuh bakteri penyebabnya. Antibiotik ini meliputi:

  • Dapson (Aczone).
  • Fifampisin (Rifadin).
  • Clofazimine (Lamprene).
  • Minocycline (Minocin).
  • Ofloxacin (Ocuflox).

Dokter kemungkinan akan meresepkan lebih dari satu antibiotik pada saat yang bersamaan. Dokter mungkin juga ingin agar pasiennya minum obat antiinflamasi seperti aspirin, prednison, atau thalidomide. Perawatan ini akan berlangsung selama berbulan-bulan dan mungkin hingga 1 hingga 2 tahun. Namun, pasien tidak boleh mengonsumsi thalidomide jika sedang atau mungkin hamil, pasalnya obat ini bisa sebabkan cacat lahir yang parah.

Beberapa obat ini mungkin tersedia dengan atau tanpa resep dokter. Supaya lebih praktis, kamu pun bisa beli obat dan suplemen ini di Halodoc, lho. Cara menggunakannya pun praktis dan kamu bisa mendapatkan obat yang kamu butuhkan kurang dari satu jam!

Baca juga: Tidak Bisa Sembuh, Kusta Jadi Penyakit Mematikan?

Langkah Pencegahan Kusta

Cara ideal untuk mencegah penyebaran penyakit kusta adalah dengan diagnosis dini dan pengobatan kondisi orang yang ditularkan penyakit tersebut. Namun, karena infrastruktur medis yang buruk dan stigma yang melekat pada penyakit kusta, pendidikan, dan bekal di berbagai komunitas di seluruh dunia belum cukup untuk memberantas kusta secara tuntas.

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mempromosikan pencegahan kusta:

  • Memberikan pendidikan dan dukungan perawatan diri.
  • Memantau kondisi dan gejalanya secara berkelanjutan dan merujuk pada kasus yang parah.
  • Mengelola cedera sehari-hari dan kecacatan yang berkembang.
  • Mendidik penduduk setempat tentang pencegahan cedera dan pembersihan luka.

Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2021. Hansen's Disease (Leprosy).
Healthline. Diakses pada 2021. Leprosy.
Medical News Today. Diakses pada 2021. Leprosy.
World Health Organization. Diakses pada 2021. Hansen's Disease (Leprosy).

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan