Lalat Bisa Jadi Perantara Penularan Trakhoma, Ini Faktanya

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   26 Maret 2019
Lalat Bisa Jadi Perantara Penularan Trakhoma, Ini FaktanyaLalat Bisa Jadi Perantara Penularan Trakhoma, Ini Faktanya

Halodoc, Jakarta – Trakhoma adalah penyakit mata yang disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis, Chlamydia psittaci, dan Chlamydia pneumoniae. Seseorang berisiko tertular trakhoma jika bersentuhan langsung dengan pengidap atau menyentuh mata dalam keadaan tangan kotor. Penyakit trakhoma bersifat menular dan gejalanya biasanya muncul setelah beranjak dewasa.

Baca Juga: Mengenal Trakhoma, Penyakit Penyebab Kebutaan Tertinggi di Afrika

Trakhoma biasanya menyerang mata dan kelopak mata terlebih dahulu, gejala awalnya berupa iritasi dan rasa gatal, pandangan menjadi buram, dan nyeri pada bola mata.

Trakhoma berpotensi menyebabkan komplikasi serius hingga kebutaan permanen. Lantas, benarkah lalat bisa menjadi perantara penularan trakhoma? Ini faktanya.

Lalat Bisa Menularkan Bakteri Penyebab Trakhoma

Trakhoma banyak terjadi di lingkungan kumuh dan bersanitasi buruk. Misalnya akibat kebiasaan buang sampah dan buang air besar sembarangan. Semakin kumuh situasi, semakin banyak lalat berkumpul sehingga meningkatkan risiko penularan trakhoma ke orang lain. Lalat menularkan bakteri trakhoma setelah hinggap di feses pengidapnya. Selain itu, kebiasaan jarang mencuci tangan pakai sabun dan menyentuh wajah dengan tangan kotor menjadi faktor risiko trakhoma.

Infeksi trakhoma ditandai dengan iritasi pada mata atau kelopak mata, disertai dengan rasa gatal, nyeri, photophobia (sensitif terhadap cahaya), pembengkakan, hingga keluarnya cairan bernanah dari mata. Gejala trakhoma cenderung lebih parah pada kelopak mata atas dibandingkan kelopak mata bawah. Pada kasus yang parah, trakhoma menyerang kelenjar air mata. Akibatnya, produksi air mata menjadi berkurang dan menyebabkan mata kering.

Baca Juga: Cara Penularan Penyakit Trakhoma yang Perlu Diwaspadai

Diagnosis dan Pengobatan Trakhoma

Diagnosis trakhoma dimulai dengan pemeriksaan fisik dan penunjang (berupa tes kultur bakteri). Untuk melakukannya, dokter mengambil sampel dari bagian mata dan mengirimnya ke laboratorium untuk diuji. Pengobatan trakhoma nantinya berfokus pada pemberian antibiotik dan pembedahan. Berikut penjelasannya.

  • Pemberian antibiotik, bertujuan untuk membasmi bakteri penyebab trakhoma. Bila terdapat banyak anak pengidap trakhoma, disarankan anggota keluarga dan masyarakat di sekitar menjalani pengobatan antibiotik untuk mencegah penularan.
  • Pembedahan, bertujuan untuk mencegah komplikasi kebutaan akibat trakhoma. Prosedur ini dilakukan oleh dokter mata dengan cara memperbaiki kelopak mata yang iritasi dan luka. Apabila trakhoma menyebabkan kornea mata keruh, pengidap disarankan untuk menjalani transplantasi korea.

Selain kedua cara di atas, pengidap trakhoma dianjurkan untuk menjaga kebersihan area wajah dan lingkungan. Misalnya dengan mencuci tangan pakai sabun sebelum menyentuh wajah, buang air besar di jamban, memakai alat pengusir lalat di rumah, dan menggunakan tudung saji untuk menutupi makanan.

Baca Juga: Tahapan Perkembangan Penyakit Trakhoma yang Harus Diketahui

Komplikasi trakhoma selain kebutaan yang perlu diwaspadai adalah terbentuknya jaringan parut di permukaan dalam kelopak mata, perubahan bentuk kelopak mata (entropion atau trichiasis), dan ulkus kornea. Maka itu, kamu perlu berbicara pada dokter Halodoc jika terjadi pembengkakan di area kelopak mata untuk mencari tahu penyebabnya.

Kamu bisa menggunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan