Mengenal Trakhoma, Penyakit Penyebab Kebutaan Tertinggi di Afrika

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   29 Oktober 2018
Mengenal Trakhoma, Penyakit Penyebab Kebutaan Tertinggi di AfrikaMengenal Trakhoma, Penyakit Penyebab Kebutaan Tertinggi di Afrika

Halodoc, Jakarta - Kebanyakan orang menganggap bahwa kebutaan disebabkan oleh gangguan mata seperti katarak, glaukoma, atau proses penuaan. Padahal terdapat satu infeksi bakteri pada mata yang menyebabkan kebutaan. Penyakit ini disebut trakhoma, yang merupakan penyebab kebutaan tertinggi di dunia dengan kasus paling banyak ada di Afrika. Penyakit ini tergolong sebagai penyakit menular dan rentan menyerang anak-anak dengan usia 3 hingga 5 tahun.

Penyebab Trakhoma

Trakhoma disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Penyakit ini biasanya menyerang mata dan kelopak mata terlebih dulu dengan gejala awal berupa iritasi dan gatal ringan. Selain itu, bakteri ini bisa menyebabkan penyakit menular seksual chlamydia (klamidia) dan ditularkan dari seseorang yang telah terinfeksi bakteri ini. Penularan penyakit ini terjadi akibat sentuhan atau perantara benda, serangga, bahkan lalat yang hinggap di area sekitar mata.

Bakteri menginfeksi dan menyebabkan peradangan pada lapisan dalam dari kelopak mata. Infeksi yang terus terjadi membuat kelopak mata terlipat ke dalam dan pertumbuhan bulu mata ikut ke dalam sehingga melukai mata. Akibatnya, jaringan parut pada kornea mata ikut terinfeksi dan membuat nanah dan lendir yang berisi bakteri tersebut keluar dan memicu penularan kepada orang lain. Penyakit ini mudah menyerang di wilayah yang sanitasinya buruk. Populasi lalat yang tidak terkendali pada suatu daerah dapat dengan cepat memicu penyebaran penyakit ini.

Gejala Trakhoma

Trakhoma yang terjadi pada anak-anak umumnya mengalami perkembangan penyakit secara perlahan, kemudian gejala yang dirasakan semakin lama menyakitkan hingga dewasa. Gejala dari penyakit ini antara lain:

  • Mata terasa gatal, nyeri, dan merah.

  • Terjadi iritasi pada mata dan kelopak mata.

  • Keluarnya cairan bernanah dan berlendir dari mata.

  • Mata sensitif terhadap cahaya.

  • Penglihatan menjadi kabur.

Pengobatan Trakhoma

Sebagaimana penyakit pada umumnya, trakhoma lebih mudah diobati apabila sudah dideteksi sejak dini. Perawatan yang dilakukan biasanya menggunakan antibiotik untuk melawan bakteri penyebab infeksi. Tetapi pengobatan bisa berbeda-beda tiap orang tergantung sejauh mana perkembangan penyakitnya. Berikut ini beberapa pengobatan yang dapat dilakukan:

  • Obat-obatan, biasanya penderita akan diberi obat jenis azithromycin atau salep mata tetracycline yang harus digunakan sesuai petunjuk dokter.

  • Bedah mata, terdapat beberapa pembedahan yang dilakukan sesuai tingkat keparahannya. Pertama adalah dengan memasang perban perekat di atas bulu mata yang bertujuan agar bulu mata tidak menyentuh atau melukai bola mata. Kedua dengan mengangkat bulu mata agar bulu mata tidak tumbuh ke dalam dan melukai bola mata. Cara ketiga dengan memutar bola mata, prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan pada kelopak yang luka dan menjauhkan bulu mata dari kornea mata. Prosedur ini dapat membantu mencegah kerusakan kornea lebih jauh. Terakhir dengan transplantasi kornea, ini dilakukan apabila trakhoma menyebabkan gangguan penglihatan yang serius akibat adanya jaringan parut pada kornea mata. Tetapi cara terakhir ini tidak mampu mengembalikan penglihatan.

Periksa rutin untuk kesehatan mata untuk menghindari penyakit yang rentan mengganggu kualitas penglihatan. Jika kamu ingin bertanya dengan dokter mengenai penyakit trakhoma lebih detail, kamu bisa bertanya melalui aplikasi Halodoc. Dengan fitur Contact Doctor, kamu bisa melakukan Video Call, Voice Call atau Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store atau Google play.

 

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan