Lobotomi: Praktik Pengobatan Gangguan Jiwa yang Kini Dilarang

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   22 September 2020
Lobotomi: Praktik Pengobatan Gangguan Jiwa yang Kini DilarangLobotomi: Praktik Pengobatan Gangguan Jiwa yang Kini Dilarang

Halodoc, Jakarta - Jumat (18/09), salah satu serial televisi yang dibintangi oleh Sarah Paulson berjudul Ratched akhirnya rilis di Netflix. Serial bergenre drama thriller psikologis ini mengangkat karakter Mildred Ratched dalam novel Karya Ken Kesey yang terbit pada 1962 dengan judul One Flew Over the Cuckoo's Nest

Berlatar di sebuah institusi psikiatri pada 1957, serial ini menampilkan penggambaran perawatan medis yang akan membuat penontonnya merasa tak nyaman. Namun, pada masa tersebut pengobatan kejiwaan yang ditampilkan memang umum dilakukan.

Adegan yang paling tidak nyaman ini salah satunya adalah hidroterapi yang memaksa pasien direndam dalam suhu air panas selama beberapa menit dan kemudian dipindahkan ke bak mandi berisi es batu. Namun, ini bukanlah yang paling sadis, metode pengobatan lobotomi yang kini telah dilarang adalah yang paling ekstrem dan sangat barbar. 

Lantas, apa yang dimaksud lobotomi? Mengapa kini ia dilarang? Cari tahu jawabannya melalui ulasan berikut!

Baca juga: Bisakah Gangguan Jiwa Disembuhkan?


Apa itu Lobotomi?

Lobotomi adalah tindakan pembedahan otak yang pertama kali dicetuskan oleh ahli saraf asal Portugal bernama António Egas Moniz. Pembedahan ini ditujukan kepada pasien gangguan jiwa seperti skizofrenia, depresi, gangguan bipolar, dan PTSD. Prosedur ini kemudian dikembangkan oleh banyak ahli bedah saraf di seluruh dunia, termasuk Walter Freeman di Amerika Serikat. Praktik lobotomi pun cukup marak dilakukan sejak 1935 hingga 1980-an.  

Pembedahan ini ditujukan untuk membuat pasien gangguan jiwa tenang, caranya dengan merusak atau memotong jaringan-jaringan otak dalam lobus prefrontal yang terletak di bagian depan kepala. Praktik ini dilakukan karena ilmuwan zaman dahulu menganggap bahwa gangguan jiwa diduga disebabkan oleh emosi dan reaksi seseorang yang berlebihan. Oleh karena itu, mereka mengira dengan memotong jaringan-jaringan lobus prefrontal otak maka ini akan menghilangkan gejolak emosi dan reaksi pasien. Alhasil, pasien bisa lebih tenang dan mudah dikendalikan. 

Baca juga: Seni Sebagai Terapi Gangguan Jiwa


Begini Prosedur Lobotomi

Pada awalnya, lobotomi dilakukan dengan cara melubangi tengkorak pasien pada bagian depan. Dari lubang tersebut, dokter kemudian akan menyuntikkan cairan etanol guna menghancurkan serat-serat dalam lobus prefrontal yang menghubungkan lobus prefrontal dengan bagian otak lainnya. Namun, prosedur ini kemudian diperbarui dengan cara merusak bagian depan otak dengan menggunakan kawat besi. Kawat tersebut akan dimasukkan lewat lubang dari tengkorak.  

Sementara itu, Walter Freeman menciptakan metode lobotomi baru yang lebih kontroversial. Ia tak melubangi tengkorak, melainkan mengiris bagian depan otak dengan alat khusus seperti obeng dengan ujung yang sangat runcing dari besi. Obeng ini akan dimasukkan lewat rongga mata pasien. Parahnya lagi, pasien tidak akan diberikan bius, mereka disengat dengan gelombang listrik khusus supaya mereka tak sadarkan diri. 


Kini Lobotomi Telah Dilarang 

Membaca prosedurnya cukup mengerikan bukan? Memang metode ini berhasil membuat pasien gangguan jiwa menjadi lebih tenang. Namun, tenang di sini adalah menjadi lumpuh, baik secara mental atau fisik. Pasien yang menjalankan lobotomi akan berperilaku layaknya mayat hidup. Pasalnya dengan merusak lobus prefrontal, mereka kehilangan kemampuan untuk bicara, berpikir, merasakan emosi, dan berkoordinasi. Ujung-ujungnya, pasien malah harus menetap di rumah sakit jiwa seumur hidup karena mereka tak bisa melakukan aktivitas seperti umumnya. Bahkan tercatat bahwa ada juga pasien yang meninggal karena operasi lobotomi menyebabkan perdarahan otak yang hebat. 

Untungnya praktik ini telah dilarang di akhir 1980-an, dan kini pengobatan terhadap gangguan jiwa terbaru terus dikembangkan. Metode pengobatan biasanya meliputi pemberian obat antidepresan atau antipsikotik, terapi konseling, atau kombinasi keduanya. Dengan metode pengobatan baru ini, praktik lobotomi pun akhirnya tergeser. 

Baca juga: Ini 3 Cara Mengobati Skizofrenia

Itulah informasi mengenai praktik lobotomi untuk mengatasi gangguan jiwa yang kini telah dilarang. Jika kamu memiliki pertanyaan terkait perawatan medis untuk atasi gangguan kejiwaan, kamu bisa tanyakan pada dokter di Halodoc, lho. Dokter akan memberikan semua informasi terkait hal ini lewat smartphone kamu!

Referensi:
JAMA Network. Diakses pada 2020. Lobotomy for Intractable Pain.
Livescience. Diakses pada 2020. Lobotomy.
Psychology Today. Diakses pada 2020. Lobotomy: When the Treatment Helps the Doctor, Not the Patient.
Radio Times. Diakses pada 2020. How Accurate is Ratched? The Truth Behind the Show’s Treatment Scenes.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan